Oleh : Aimmah Hakim
Milky Way adalah “Kota Bintang”. Kenapa di
sebut sebagai kota bintang? Karena didalamnya tersusun atas jutaan bintang yang
bersinar. Bintang-bintang ini bisa di analogikan sebagai rumah-rumah atau
bangunan-bangunan di sebuah kota. Bintang juga mengalami perkembangan layaknya
bangunan yang terus bertumbuh mengkonversi tanah di bumi. William Herschel
seorang astronom terkemuka pada tahun 1780 asal Jerman yang pertama kali
mengamati distribusi bintang di langit memberikan kesimpulan atas pengamatannya
terhadap 600 bintang di langit yang berbeda bahwa bintang mengalami pertumbuhan
jumlah dengan mengarah pada satu arah tetap di langit. Yaitu Bimasakti.
Milky Way yang terlihat dari bumi. |
Milky Way termasuk jenis galaksi spiral karena
memiliki lengan yang memutar berbentuk spiral dengan black hole sebagai pusat.
Lengan Milky Way yang berbentuk spiral dan berwarna gelap tersusun atas jutaan
bintang dan nebula. Nebula adalah awan antar bintang yang terdiri dari gas,
debu dan plasma. Merupakan rumah bertumbuh kembangnya bayi bintang (baby star)
yang baru lahir. Nebula atau tempat si “bayi bintang” ini lahir menghasilkan
cahaya berwarna-warni yang memendar indah. Hal ini dikarenakan pengaruh gas
yang membentuknya. Setiap gas memiliki pendaran warna yang berbeda. Warna hijau
untuk oksigen, merah untuk hidrogen, dan lain sebagainya. Simak saja imaging
dari Orion Nebula, Helix Nebula, Eagle Nebula dan Crab Nebula. Di mana
merupakan nebula-nebula yang memendarkan warna-warni cahaya sangat indah di
galaksi kita.
Crab Nebula hasil foto dari Hubble Space
Telescope dan Orion Nebula hasil citra dari Teleskop Vista (Infrared)
Jika ada bayi bintang, lalu bagaimana bintang
mengalami tumbuh kembang? Perlu kita ketahui bahwa bintang juga mirip seperti
mahluk hidup yang bisa lahir dan mati. Kelahiran bintang di tandai dengan
adanya reaksi fusi nuklir antara hidrogen dan helium. Bintang merupakan benda
massif bermassa 0,08 – 200 massa matahari yang sedang dan pernah melangsungkan
pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. Proses pembentukan bintang ini
sangat unik dan membutuhkan waktu jutaan bahkan miliaran tahun lamanya. Awal pembentukannya
di mulai dari adanya reaksi yang terbentuk dari debu dan gas di balik awan
gelap di angkasa di mana reaksinya menghasilkan energi yang sangat panas.
Gravitasi yang tertekan secara bersamaan antara debu dan gas yang terjadi
secara memusat, menyebabkan terciptanya sebuah energi yang sangat besar. Ketika
gaya gravitasi lebih dominan maka material-material yang ada akan semakin
tertekan. Material-material yang tertekan secara terus menerus membuat
material-material tersebut mengalami perkerasan dan lambat laun bertransformasi
hingga ahirnya meledak akibat terjadinya reaksi fusi nuklir antara atom
hidrogen dan helium yang berada di antara kumpulan material. Reaksi fusi nuklir
inilah yang memunculkan cahaya terang yang kita sebut bintang. Yup ! reaksi
inilah yang menyebabkan bintang bersinar.
Tumbuh kembang bintang ditandai dengan perubahan warna pada cahaya bintang. Ada
tahapan-tahapan warna yang bisa memberikan informasi kepada kita berapa umur
bintang. Bintang yang baru lahir ditandai dengan warna biru yang mempunyai
magnitudo atau tingkat kecerahan sekitar -5(lebih terang di bandingkan venus)
dan mempunyai suhu sekitar 25.000 derajat Kelvin. Matahari di mana merupakan
satu-satunya bintang di tata surya kita, kini telah memasuki masa remajanya. Ini
dapat kita ketahui dari klasifikasi bintang dimana matahari mempunyai kelas G.
Lebih lanjut. Masa berahirnya bintang ditandai dengan meledaknya bintang yang
kita kenal dengan ledakan nova atau ledakan supernova. Sebutan ledakan
supernova adalah untuk kategori ledakan nova yang lebih besar. Ledakan
supernova mungkin saja terjadi jutaan atau bahkan miliaran tahun yang lalu,
namun cahaya hasil dari ledakan bintang ini baru sampai di bumi saat ini.
Ledakan ini menghasilkan cahaya yang lebih cemerlang yang bisa mencapai ratusan
juta kali cahaya bintang tersebut sebelum meledak. Tetapi dia hanya akan
bersinar dalam tempo waktu beberapa bulan saja. Selanjutnya meredup dan mati.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh seorang astronom professional Andy
Howell dari Las Cumbres Observatory. Jika kita ingin mendapatkan peluang untuk
mengamati satu ledakan supernova, diperlukan pengamatan terhadap 70 galaksi
dalam jangka waktu satu tahun. 700 galaksi dalam waktu 10 tahun. 7000 galaksi
dalam waktu 100 tahun. Dan begitu seterusnya.
Fenomena Milky Way pernah terjadi di Gunung Bromo Indonesia.
Biasanya fenomena seperti ini akan terlihat jelas pada daerah dengan
dataran tinggi dan langit masih bersih dari debu dan polusi termasuk juga
cahaya bulan. Selain itu Milky Way akan terlihat sangat indah sekali jika pada
saat bulan april - september karena pada bulan tersebut Indonesia mengalami
musim kemarau.
Fenomena milky way di gunung bromo. |
Salah satu fenomena Milky Way yang sangat bagus bisa dilihat dari Wisata Gunung Bromo yang selama ini sudah banyak dibicarakan oleh wisatawan mancanegara. Selain terkenal dengan wisata yang menyajikan keindahan sunrice, wisata ini juga sangat cocok untuk menikmati fenomena Milky Way karena berada didataran yang tinggi sekaligus terhindar dari debu dan polusi.
Fenomena
seperti ini sangat diminati oleh banyak wisatawan yang ingin menikmati suasana
tersebut hingga mengabadikannya. Selain wisatawan, photografer juga banyak yang
memburu moment seperti ini untuk mendapatkan suatu karya seni foto yang cantik.
Banyak wisatawan asing yang mengatakan bahwa fenomena Milky Way di Bromo lebih
indah dari pada ditempat wisata lainnya.
Gunung Bromo
memang memiliki beragam pesona dan fenomena alam yang beragam. Tak heran jika
tempat ini selalu ramai pengunjung dan menjadi salah satu tujuan wisata yang
tak bisa dilewatkan baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Sumber :
http://id.wikipedia.org | http://www.eso.org | National Geographic
“Inside The Milky Way”
http://toeropong.blogspot.com/2015/02/fenomena-cantik-milky-way-di-bromo.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar