Gempa bumi adalah getaran bumi
atau getaran kulit bumi secara tiba-tiba,bersumber pada lapisan kulit bumi
(litosfer) bagian dalam, dirambatkan oleh kulit bumi ke permukaan bumi. Gempa
bumi di sebabkan adanya pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi
(pergeseran) pada bagian dalam kulit bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi termasuk
bagian dari tenaga endogen yang merusak, menyimpang dari sifat tenaga endogen
pada umumnya, yaitu membangun tetapi merupakan gejala sampingan tenaga endogen
yaitu tektonisme dan vulkanisme.
Proses
Terjadinya Gempa Bumi
Menurut teori lempeng tektonik,
permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng
tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang
cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak
dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng
tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif,
yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi.
Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori
Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor
Spreading).
Lapisan Bumi |
Lapisan paling atas bumi, yaitu
litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada
pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh
lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga
senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan
proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng
tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel
ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng
tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling
menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu
sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling
bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan
oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan
lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang
berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut
tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak
yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Jalur gempa bumi dunia
Indonesia merupakan daerah rawan
gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu:
Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak
relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng
Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut
sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan
berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian
gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah
mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak
sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah
maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu
antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat
digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu
upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami
Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).
Tipe-Tipe Gempa Bumi dan Proses Terjadinya
Menurut para ahli seismologi,
terjadinya gempa bumi dapat dibedakan atas 3 macam yaitu, gempa vulkanik, gempa
runtuhan, dan gempa tektonik.
1.
GEMPA VULKANIK
Gempa vulkanik yaitu gempa bumi sebagai
akibat letusan gunung api. Gunung api yang akan meletus selalu diiringi dengan
gempa yang menggetarkan permukaan bumi disekitarnya, hal ini disebabkan oleh pergerakan
magma yang akan keluar dari perut bumi ketika gunung akan meletus. Ketika magma
bergerak kepermukaan gunung api, ia akan bergerak dan memecahkan bebatuan
gunung api. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan
berkepanjangan sehingga menimbulkan gempa bumi.
Gempa vulkanik yaitu gempa bumi sebagai
akibat letusan gunung api. Gunung api yang akan meletus selalu diiringi dengan
gempa yang menggetarkan permukaan bumi disekitarnya, hal ini disebabkan oleh
pergerakan magma yang akan keluar dari perut bumi ketika gunung akan meletus.
Ketika magma bergerak kepermukaan gunung api, ia akan bergerak dan memecahkan
bebatuan gunung api. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya getaran yang cukup
kuat dan berkepanjangan sehingga menimbulkan gempa bumi.
Disamping akibat dari tumbukan antara
magma dengan dinding-dinding gunung api, gempa vulkanik juga dapat disebabkan
oleh tekanan gas pada letusan yang sangat kuat dan perpindahan magma didalam
dapur magma. Pada umumya getaran yang kuat hanya ada disekitar gunung api itu
saja. Gempa vulkanik terjadi sebelum dan selama letusan gunung api terjadi.
Gempa vulkanik hanya sekitar 7% dari jumlah gempa yang terjadi didunia.
2.
GEMPA RUNTUHAN
Gempa runtuhan disebut juga tanah
terban. Gempa ini terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-rongga dibawah
tanah, seperti :
a.
Daerah kapur yang banyak terdapat sungai atau gua
dibawah tanah tidak dapat menahan menahan atap gua.
b.
Daerah pertambangan yang banyak terdapat rongga-rongga
dibawah tanah untuk mengambil bahan tambang. Gempa runtuhan atau tanah terban
ini jarang terjadi.
3.
GEMPA TEKTONIK
Sampai saat ini yang dianggap sebagi
fenomena alam gempa bumi yang sebenarnya adalah gempa tektonik. Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena adanya pergeseran
antara lempeng-lempeng tektonik yang berada jauh dibawah kulit permukaan bumi. Pergeseran lempeng-lempeng tektonik itu menimbulkan energi yang luar biasa
besarnya, sehingga menimbulkan goncangan yang dapat kita rasakan dipermukaan
bumi.
4.
LEDAKAN NUKLIR
Gempa ini terjadi di sebabkan oleh peledakan
nuklir. Pada umumnya peristiwa ini terjadi pada Negara-negara yang sedang
perang atau yang melakukan percobaan hasil rakitnya. Kekuatan gempa ini
tergantung dari kekuatan dari hantaman nuklir tersebut.
Pembagian Gempa Berdasarkan Kedalaman
Hiposentrum
Disamping skala kekuatan gempa
berdasarkan intensitasnya, perlu kita ketahui kekuatan gempa disatu daerah
selain di pengaruhi oleh jaraknya dari pusat gempa diatas itu sendiri dan
kedalaman pusat gempa di dalam bumi (hiposentum). Makin dangkal hiposentrumnya,
makin kuat gempa yang dirasakan dipermukaan bumi. Oleh karena itu berdasarkan
kedalam hiposentrumnya gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Gempa dangkal, dengan kedalaman hiposentrumnya kurang
dari 60 Km.
2.
Gempa menengah, dengan kedalaman hiposentrumnya antara
60-300 Km.
3.
Gempa dalam, dengan kedalaman hiposentrumnya lebih dari
300 Km.
Skala Kekuatan
Gempa Bumi
Pada setiap peristiwa gempa bumi yang
terjadi, tentu kita pernah mendengar istilah skala richter. Semakin besar
kekuatan gempa (magnitudo), semakin besar pula kekuatan gempa yang terjadi.
Ukuran skala gempa (magnitudo) berdasarkan yang dibuat richter dapat kita lihat
pada tabel berikut.
·
Skala Richter
No
|
Magnitudo
|
Ciri-ciri/ akibat
|
1
|
2,0 – 3,4
|
Tidak dapat dirasakan oleh manusia, tetapi dapat direkam oleh seismograf.
|
2
|
3,5 – 4,2
|
Hanya dapat dirasakan oleh sebagian kecil orang.
|
3
|
4,3 – 4,8
|
Getaran dapat dirasakan oleh banyak orang
|
4
|
4,9 – 5,4
|
Dapat dirasakan oleh semua orang
|
5
|
5,5 – 6,1
|
Terdapat sejumlah kecil bangunan yang rusak
|
6
|
6,2 – 6,9
|
Bangunan banyak yang rusak
|
7
|
7,0 – 7,9
|
Kerusakan bangunan lebih besar, bangunan runtuh, rel KA bengkok
|
8
|
7,4 – 7,9
|
Terjadi kerusakan yang hebat
|
9
|
> 8,0
|
Terjadi kerusakan total, semua bangunan runtuh, peristiwanya tergolong
bencana besar
|
Gempa bumi terkuat yang pernah terjadi
sepanjang sejarah manusia adalah gempa bumi di chile, yang terjadi
pada tahun 1960 dengan kekuatan 9.5 skala richter. Sementara gempa bumi diwilayah Indonesia yang tergolong besar pernah terjadi
di Aceh yang menimbulkan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 berkekuatan 8,9
skala Richter, gempa di kepulauan Nias pada tanggal 28 mei 2005 berkekuatan 8,7
skala Richter, dan gempa bumi Yogyakarta mei 2006 dengan kekuatamn 5,9 skal
Richter. Sebenarnya skala yang dibuat oleh
Richter bukan satu-satunya ukuran yang digunakan untuk mengetahui kekuatan gempa. Disamping skala kekuatan gempa (magnitudo) yang
dibuat Richter, ada skala lain yang bernama skala Intensitas.
Ukuran skala intensitas ini didasarkan
pada getaran yang tersisa dipermukaan bumi, misalnya dari akibat gempa itu
sendiri terhadap manusia dan alam sekitarnya. Skala intensitas ini disebut juga
skala kekuatan relatif. Skala kekuatan relatif disusun oleh Mercalli dan
Cancani terdiri dari tingkat atau intensitas I sampai dengan VII. Namun
Van Bemmelen membuat penyesuaian pengukuran yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia.
PROSES PERAMBATAN GEMPA BUMI
Proses
perambatan gempa bumi melalui 3 macam cara yaitu:
1.
Getaran Longitudinal (merapat-merenggang)
Getaran ini berasal dari hiposentrum
dan bergerak melalui bagian dalam bumi. Kecepatan getaran ini besarnya mencapai
7-14 km/jam. Getaran ini datang paling awal dan merupakan getaran pendahuluan
yang pertama atau disebut juga getaran primer.
2.
Getaran Tranversal (naik-turun)
getaran ini berasal dari hiposentrum
dan bergerak melalui bagian dalam bumi. Kecepatannya mencapai 4-7 km/jam.
Getaran ini datang setelah getaran longitudinal dan merupakan getaran
pendahuluan kedua atau disebut juga getaran sekunder.
3.
Getaran Gelombang Panjang
Getaran ini berasal dari episentrum
dan bergerak melalui bagian permukaan bumi. Kecepatannya 3,8 – 3,9 km/jam.
Getaran ini datang paling akhir dan merupakan getaran pokok. Getaran inilah
yang menimbulkan kerusakan.
. Faktor-fakor
yang mempengaruhi Besarnya kerusakan dan Banyaknya Korban Akibat Gempa
Banyaknya korban jiwa yang diakibatkan
gempa bumi terjadi karena pusat-pusat kepadatan diperkotaan besar dan daerah
industri. Kebanyakan terjadi akibat dari besarnya getaran yang menyebabkan
runtuh nya bangunan dengan struktur yang lemah.
Faktor lain yang mempengaruhi kerusakan
akibat gempa adalah lokasi, misalnya longsoran, batuan/tanah yang mengembang,
struktur geologi, goncangan air didanau/waduk, patahan dan likuifaksi. Gempa
yang besar ini dapat menimbulkan terjadinya longsoran, retakan, patahan,
likuifaksi, serta tsunami yang dahsyat pula dan banyak memakan korban.
Disamping faktor-faktor yang disebutkan
diatas, banyaknya kerusakan dan kerugian akibat gempa juga ditentukan oleh
beberapa hal berikut ini :
1.
Skala atau magnitudo gempa.
2.
Durasi dan kekuatan getaran.
3.
Jarak dan sumber gempa terhadap perkotaan.
4.
Kedalaman sumber gempa.
5.
Kualitas tanah dan bangunan.
6.
Lokasi bangunan terhadap perbukitan dan pantai.
AKIBAT YANG DITIMBULKAN
DARI GEMPA BUMI
DAMPAK FISIK
|
DAMPAK SOSIAL
|
·
Bangunan
roboh
|
·
Kemiskinan
|
·
Kebakaran
|
·
Kelaparan
|
·
Jatuhnya
korban jiwa
|
·
Menimbulkan
penyakit
|
·
Tanah longsor
akibat guncangan
|
·
Melumpuhkan
politik
|
·
Permukaan
tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
|
·
Melumpuhkan
system ekonomi
|
·
Banjir akibat
rusaknya tanggul
|
|
·
Tsunami
|
|
Kerusakan-kerusakan Yang Terjadi Akibat Gempa Bumi
Peristiwa-peristiwa bencana bumi selalu
menimbulkan kerugian, baik berupa kerusakan infrastruktur, maupun korban jiwa.
Dari catatan sejarah gempa bumi yang pernah terjadi di sleuruh dunia sejak
4.000 tahun yang lalu hingga kini, telah memakan korban jiwa lebih dari 13 juta
orang. Sedangkan kerusakan-kerusakan yang umumnya terjadi sebagai gempa bumi
antara lain :
1.
Kerusakan jalan karena terjadi keretakan, patah,
terpotong, mengalami keamblasan, longsor dipinggir jalan, aspal terkelupas dan
sebagainya.
2.
Kerusakan jembatan akibat terpotongnya konstruksi
jembatan dengan jalan. Jalan yang menghubungkan jembatan mengalami ambles,
konstruksi jembaran rusak (patah, bengkok, miring, putus), pondasi jembatan
ambles kedalam tanah, dll.
3.
Kerusakan bangunan dipusat perekonomian dan pemerintahan
seperti perkotaan, pusat perdagangan dan perkantoran. Bangunan-bangunan hancur
berantakan akibat guncangan gempa.
4.
Turun atau amblesnya permukaan tanah hingga mengakibatkan
permukaan tanah tersebut lebih rendah dari permukaan air laut dan menjadi
tergenang oleh air laut. Contoh fenomena ini adalah guncangan gempa bumi di
pulau Nias pada tanggal 28 Maret 2005 yang menyebabkan Desa Bozihena turun
kurang lebih dari 1 meter.
Selain kerusakan fisik dan banyaknya
korban jiwa, pengaruh khusus lainnya yang merugikan sebagai akibat dari gempa
bumi, antara lain :
1.
Menimbulkan dampak terhadap kesehatan umum : luka karena
retak tulang merupakan masalah yang menyebar secara luas. Rusaknya
kondisi-kondisi sanitas yang mengakibatkan terjadinya wabah penyakit.
2.
Tidak tersedianya cadangan air : kemungkinan terjadinya
masalah serius yang disebabkan karena rusaknya sistem-sistem air, pencemaran
air sumber mata air yang terbuka, dan perubahan skema air.
MITIGASI GEMPA BUMI
Mitigasi adalah istilah gabungan yang
digunakan untuk semua tindakan yang dilakukan sebelum munculnya suatu bencana
(tindakan-tindakan pra-bencana) yang meliputi kesiapan, dan tindakan-tindakan
pengurangan resiko. Mitigasi dalam bencana gempa bumi
dapat dibagi menjadi 2 yaitu mitigasi struktural dan non struktural.
A.
Mitigasi Struktural
1.
Harus di bangun dengan
konstruksi tanah getaran atau gempa khususnya di daerah rawan gempa bumi.
2.
Perkuatan bangunan dengan
mengikuti standar atau kualitas bangunan.
3.
Pembangunan fasilitas umum
dengan kewalitas tinggi
4.
Perkuatan bangunan vital yang
telah ada
5.
Zonasi daerah rawan gempa bumi
dan pengaturan pegunungan lahan
6.
Rencan penampatan pemukiman
unrtuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi
7.
Pendidikan dan penyuluhan
kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara – cara penyelamatkan diri
jika terjadi gempa bumi
8.
Ikut serta dalam perlatihan
program, upaya penyalamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi,
perlatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9.
Persiapan alat pemadam
kebakaran, dan peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat
lainnya.
10.
Rencan kontijusi / sedaruratan
untuk melatih anggota pelage dalam menghadapi gempa bumi
11.
Membentuk kelompok aksi
penyelamatan bencana dengan perlatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan
pertama
12.
Persiapan alat kebakaran,
peralatan penggalian dan alat perlindungan masyarakat lainnya
Adapun secara rinci mitigasi bencana gempa tersebut antara lain:
1.
Mitigasi sebelum gempa
terjadi sebaiknya merencanakan kesiap siagaan terhadap bencana tidak hanya
mencakup perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya
tahu apa yang harus dilakukan dan kemana harus pergi bila situasi darurat
terjadi.
a.
Prinsip rencana siaga untuk
rumah tangga
·
Rencana darurat rumah tangga
dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh seluruh anggota keluarga. Bencana
adalah situasi yang sangat mencekam sehingga mudah mencetus kebingungan.
Rencana darurat yang baik hanya berisi beberapa rincian saja yang mudah
dilaksanakan.
·
Tentukan jalan melarikan diri,
Pastikan Anda dan keluarga tahu jalan yang paling aman untuk keluar dari rumah
saat gempa. Jika Anda berencana meninggalkan daerah atau desa, rencanakan
beberapa jalan dengan memperhitungkan kemungkinan beberapa jalan yang putus
atau tertutup akibat gempa.
·
Tentukan tempat bertemu, Dalam
keadaan anggota keluarga terpencar,misalnya ibu di rumah, ayah di tempat kerja,
sementara anak-anak di sekolah saat gempa terjadi, tentukan tempat bertemu.
Yang pertama semestinya lokasi yang aman dan dekat rumah. Tempat ini biasanya
menjadi tempat anggota keluarga bertemu pada keadaan darurat. Tempat kedua
dapat berupa bangunan atau taman di luar desa, digunakan dalam keadaan anggota
keluarga tidak bisa kembali ke rumah. Setiap orang mestinya tahu tempat
tersebut.
b.
Prinsip rencana siaga
untuk sekolah sama dengan prinsip rencana siaga di rumah tangga. Gedung sekolah
perlu diperiksa ketahanannya terhadap gempa bumi. Sebaiknya sekolah dibangun
berdasarkan standar bangunan tahan gempa. Anak-anak sekolah perlu sering
dilatih untuk melakukan tindakan penyelamatan diri bila terjadi gempa.
c.
Menyiapkan rumah tahan gempa
·
Minta bantuan ahli bangunan.
Tanyakan tentang perbaikan dan penguatan rumah seperti serambi, pintu kaca
geser, garasi, dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian rumah yang tahan gempa
sebagai titik atau ruang berlindung
·
Periksa apakah fondasi rumah
Anda kokoh
·
Jika mempunyai saluran air
panas dan gas, pastikan tertanam dengan kuat. Gunakan sambungan pipa yang
lentur.
·
Letakkan barang yang besar dan
berat di bagian bawah rak dan pastikan rak tertempel mati pada tembok
·
Simpan barang pecah-belah di
bagian bawah rak atau lemari yang berlaci dan dapat dikunci
·
Gantungkan benda berat seperti
gambar, lukisan, dan cermin jauh dari tempat tidur, sofa atau kursi dimana
orang duduk
·
Segera perbaiki kabel-kabel
yang rusak dan sambungan gas yang bocor
·
Perbaiki keretakan-keretakan
pada atap dan fondasi rumah, dan pastikan hal itu bukan karena kerusakan
struktur
·
Pasang pipa air dan gas yang
lentur untuk menghindari kebocoran air dan gas
·
Simpan racun serangga atau
bahan yang berbahaya dan mudah terbakar di tempat aman, terkunci serta jauh
dari jangkauan anak-anak
·
Hiasan gantung dan lampu diikat
kuat agar tidak jatuh pada saat gempa.
·
Bila memungkinkan sediakan
kasur gulung di dekat tempat-tempat tertentu sebagai alat pengaman kejatuhan
barang dari atas
·
Menyediakan helm dekat dengan
tempat kerja atau tempak tidur Anda dan gunakan segera ketika terjadi gempa
2.
mitigasi saat terjadi
gempa bumi
a.
Bila Anda berada dalam
bangunan, cari tempat perlindungan. Hindari jendela dan bagian rumah yang
terbuat dari kaca. Gunakan bangku, meja atau perlengakapan rumah tangga yang
kuat sebagai perlindungan.
b.
Tetap di sana namun bersiap
untuk pindah. Tunggu sampai goncangan berhenti dan aman untuk bergerak.
c.
Menjauhlah dari jendela kaca,
perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh. Tetap di
dalam untuk menghindari terkena pecahan kaca atau bagian-bagian bangunan.
d.
Jika malam hari dan Anda di
tempat tidur. Cari tempat yang aman yang kuat dan tunggu gempa berhenti. Jika
gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah tempat yang aman.
Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat tidur. Saat gempa malam
hari, alat murah ini sangat berguna untuk menerangi jalan mencari tempat aman,
terutama bila listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu gas sangat berbahaya
dan sebaiknya tidak digunakan.
e.
Jika Anda berada di tengah
keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang dan mintalah yang lain untuk tenang
juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka, jauh dari pepohonan
besar atau bangunan. Waspada akan kemungkinan gempa susulan.
f.
Jika Anda di luar, cari tempat
terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi dan jaringan listrik. Hindari rekahan
akibat gempa yang bisa sangat berbahaya.
g.
Jika Anda mengemudi,
berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah dari jembatan,
jembatan layang atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu lintas. Jangan
berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik.
h.
Jika Anda di pegunungan, dekat
dengan lereng atau jurang yang rapuh waspadalah dengan batu atau tanah longsor
yang runtuh akibat gempa.
i.
Jika Anda di pantai, segeralah
berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak beberapa ratus meter dari pantai.
Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang beberapa menit atau jam setelah
gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat.
3.
Mitigasi setelah gempa bumi
berlangsung
a.
Saat Anda dan keluarga terlepas
dari ancaman akibat gempa awal sebaiknya periksa adanya luka. Setelah menolong
diri, bantu menolong mereka yang terluka atau terjebak. Hubungi petugas yang
menangani bencana, kemudian berikan pertolongan pertama jika memungkinkan.
Jangan coba memindahkan mereka yang luka serius karena justru bisa memperparah
luka.
b.
Periksa keamanan.
c.
Periksa hal-hal berikut setelah
gempa
·
Api atau ancaman
kebakaran.
·
Kebocoran gas – tutup saluran
gas jika diduga bocor dari adanya bau dan jangan dibuka sebelum diperbaiki oleh
ahlinya.
·
Kerusakan saluran listrik –
matikan meteran listrik.
·
Kerusakan kabel listrik –
menjauhlah dari kabel listrik sekalipun meteran telah dimatikan.
·
Barang-barang yang jatuh di
dalam lemari (saat Anda membukanya).
·
Periksa pesawat telepon –
pastikan telepon pada tempatnya
d.
Lindungi diri Anda dari ancaman
tidak langsung dengan memakai celana panjang, baju lengan panjang, sepatu yang
kuat, dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini akan melindungi Anda dari luka
akibat barang-barang yang pecah.
e.
Bantu tetangga yang memerlukan
bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan orang cacat mungkin
perlu bantuan tambahan. Mereka yang jumlah anggota keluarganya besar juga
memerlukan bantuan tambahan pada keadaan darurat.
f.
Pembersihan. Singkirkan
barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk pecahan gelas, kaca, dan
obat-obatan yang tumpah.
g.
Waspada dengan gempa susulan.
Sebagian besar gempa susulan lebih lemah dari gempa utama. Namun, beberapa
dapat cukup kuat untuk merobohkan bangunan yang sudah goyah akibat gempa
pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan. Kembali ke rumah hanya bila pihak
berwenang sudah mengumumkan keadaan aman.
·
Gunakan lampu senter. Jangan
gunakan korek api, lilin, kompor gas atau obor.
·
Gunakan telepon rumah hanya
dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa.
·
Nyalakan radio untuk informasi,
laporan kerusakan atau keperluan relawan di daerah Anda.
·
Kondisikan jalan bebas
rintangan untuk mobil darurat
B.
Mitigasi Non Struktural
Mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan memperkenalkan atau
menerapkan asuransi bencana di daerah yang rawan sehingga masyarakat tidak harus
menunggu bantuan pemerintah atau donatur saat harus melakukan pemulihan
pascabencana dan masyarakat dapat kembali melakukan berbagai aktivitas sosial
dan ekonomi lebih segera.
Melihat pentingnya upaya mitigasi bencana alam tersebut, tampaknya
harus segera dilakukan oleh semua pihak yang diprakarsai oleh departemen
sosial. Mitigasi gempa tersebut harus dilakukan secara terpadu, terus-menerus,
dan dilakukan semua pihak, sehingga kerugian cacat fisik, jiwa dan harta
benda,dapat diminimalkan. Berbagai kejadian mengenaskan yang terjadi dalam
bencana gempa tersebut adalah merupakan pengalaman berharga. Seringkali
penyesalan itu terulang lagi hanya karena tidak ada inisiatif untuk memulai
mitigasi bencana yang sangat penting ini.
. Penanggulangan Sesudah Terjadi Bencana
Gempa Bumi
Dalam tahapan penanggulangan bencana,
pemulihan merupakan salah satu komponen penting setelah terjadinya bencana.
Sesudah bencana terjadi, biasanya korban perlu ditangani dengan cepat.
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan
pada tahap pemulihan bencana gempa, adalah sebagai berikut :
1)
Melakukan evakuasi dan mendirikan tenda-tenta pengungsian
bagi korban
2)
Melakukan penyelamatan
3)
Menyediakan bantuan medis
4)
Menyediakan MCK, air minum dan makanan
5)
Menyediakan pendidikan darurat
6)
Melakukan upaya pemulihan psikologis para korban
7)
Memperbaiki dan membanun kembali gedung, sarana dan
failitas lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar