Disusun Oleh : Alby Nubaydillah
Judul : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia
Pustaka Umum
Tahun terbit : 2016
Tebal buku : 320 hlm; 20 cm
Harga : Rp. 68.000
“Hidup ini memang tentang menunggu. menunggu kita
untuk menyadari, kapan kita akan berhenti menunggu.” (hlm. 228)
“Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa
melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan
pernah bisa melupakan.” (Epilog, hlm. 318).
Beberapa kutipan dari isi buku tersebut yang saya petik hikmahnya.
Buku
ini berkisah tentang perpisahan, persahabatan, cinta, hujan dan tentang
melupakan. Mengambil genre science-fiction yang dibumbui oleh kisah roman
percintaan remaja. Cerita
di novel ini berlatar di tahun 2050-an dengan segala kecanggihan teknologi yang ada di dalamnya.
Tempatnya di suatu kota yang tidak pernah disebutkan namanya di suatu negara
Sub Tropis. Latar suasana tercipta setelah ada tragedi gunung purba yang meletus
dan menghancurkan dua benua dan hanya menyisakan 10% manusia.
Alur
dalam novel ini dibuat maju mundur antara tahun 2042-an hingga 2050-an.Dimulai tahun 2050
saat tokoh utama mendatangi sebuah tempat yang bisa menghapus ingatan
menyakitkan. Ditempat tersebut tokoh utama menceritakan tahun-tahun yang
dilewatinya dan cerita mundur kebelakang. Sesekali alur kembali maju dan
kemudian mundur lagi. Sampai akhirnya alur klimaks di bagian awal cerita dengan
sebuah penyelesaian yang membahagiakan. Novel yang terbit tahun
2016 ini memiliki dua tokoh utama yakni Lail dan Esok. Tokoh pendamping
ada Maryam (Sahabat Lail), Wali Kota dan Istrinya (orang tua angkat
Esok), Claudia (saudara angkat Esok), Elijah (Paramedis), Ibu Esok, Ibu Lail,
dan Ibu Penjaga Asrama.
Novel
Hujan ini menceritakan tentang kisah dua tokoh utamanya yang bernama Lail dan
Esok. Kedua tokoh ini dipertemukan pasca terjadi bencana gunung meletus tahun
2042. Efek dari Gunung meletus ini teramat dahsyat, disamping telah meluluhkan
lantakkan sebagian besar isi bumi, bencana alam ini hanya menyisakan 10%
manusia di bumi dan juga mengacaukan iklim serta cuaca bumi.
Tokoh
laki-laki bernama Esok atau yang bernama lengkap Soke Bahtera ini digambarkan
sebagai anak muda yang jenius dan pintar. Pada usia 16 tahun harus pindah ke
ibukota melanjutkan sekolah dan berhasil menciptakan mobil terbang yang
pertama. Sementara tokoh wanita yang bernama Lail memiliki karakter sebagai
gadis sederhana yang hidup di panti sosial dan akhirnya menjadi seorang relawan
kemanusiaan dan bersekolah di sekolah perawat.
Lail
ternyata mempunyai perasaan lebih pada Esok. Perasaan ini ia pendam
bertahun-tahun lamanya, tanpa pernah bisa mengungkapkannya. Sedangkan Esok
tidak pernah punya waktu lebih untuk menghubungi atau menemani Lail karena
kesibukannya.
Mengambil
latar tahun 2042-2050, novel ini mengandung genre science-fiction yang dibumbui
oleh kisah roman percintaan remaja. Didalamnya diceritakan tentang dunia di
masa depan dengan teknologi yang sangat canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi
sudah menggantikan peran manusia. Manusia sangat dimanja, dimana tak perlu lagi
memasak, menjahit baju, bepergian dengan sopir dan lain sebagainya. Namun
manusia tidak bisa meninggalkan kodratnya yang memiliki rasa cinta, benci,
rindu, sedih, senang dan sebagainya. Hal-hal Inilah yang menjadi konflik
jalannya cerita.
Cerita
dimulai dengan peristiwa kedatangan Lail ke Pusat Terapi Saraf untuk
memodifikasi ingatannya. Ketika ditanya apa yang ingin dilupakan, Lail menjawab
“aku ingin melupakan hujan”. Ceritapun bergulir. Dengan dibantu oleh Elijah
seorang paramedis senior, Lail menceritakan seluruh kisah hidupnya sejak
peristiwa bencana alam tersebut hingga saat dia mendatangi pusat terapi syaraf
tersebut.
Cerita
kemudian bergulir dengan sangat apik dan membuat ending yang sangat-sangat
tidak mengecewakan.
Materi
bahasa didalam novel ini cukup ringan dan mudah dipahami. Meski halamannya
cukup tebal Namun dalam novel ini segala sesuatunya terasa pas. Alurnya tidak
membosankan dan sudah sesuai dengan jalan cerita, tidak terasa di
panjang-panjangkan atau dilambat-lambatkan. Bahkan di beberapa bagian ada yang
dipercepat ceritanya. Jalan ceritanya senfiri tidak bisa ditebak sama sekali.
Banyak
kejutan-kejutan yang terjadi dalam novel ini dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Misalnya adanya musim dingin berkepanjangan akibat efek gunung meletus.
Kemudian karena campur tangan manusia, musim dingin ini berubah menjadi musim
panas yang akhirnya menjadi malapetaka. Musim panas terjadi tanpa tahu kapan
berakhirnya. Hujan juga tidak lagi turun ke bumi. Hal-hal seperti ini membuat
imajinasi pembaca melambung tinggi.
Belum
lagi dengan kecanggihan teknologi yang bisa membuat anting-anting sebagai
pemandu online, sistem transportasi tanpa supir, alat komunikasi yang tertanam
di tangan dan sebagainya. Semuanya terasa nyata dan pasti bisa terjadi di masa
depan.
Tidak
adanya daftar isi dan sinopsis di sampul belakang juga menjadi daya tarik
tersendiri dalam novel ini. Hal ini akan membuat para pembacanya penasaran dan
tidak ada pilihan lain selain terus membaca hingga akhir.
Menurut
saya, tokoh Lail dalam novel ini karakternya kurang kuat. Dia hanya seorang
gadis lemah, cengeng dan tidak mempunyai inisiatif apa-apa. Keberhasilannya
dalam berbagai hal di dalam cerita karena ajakan dari temannya Maryam. Tanpa
Maryam, Lail tak akan bisa meraih apapun. Seharusnya sebagai tokoh utama, Tere
Liye menempatkan Lail sebagai inisiator bukan tokoh yang mengikuti apapun
kemauan temannya walaupun itu hasilnya baik juga.
Beberapa
bagian dalam novel ini menyatakan kalimat “secanggih-canggihnya teknologi,
tidak ada yang dapat menandingi kekuasaan Tuhan”. Hal itu dipahami
oleh semua orang di dalam cerita. Namun demikian entah kenapa Tere Liye tidak
menempatkan para tokoh di dalamnya untuk berdoa dan beribadah. Tidak ada
satupun bahasan agama di dalam novel ini, semuanya hanya membicarakan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mulai dari awal hingga akhir halaman, saya
bertanya-tanya kira-kira agama para tokoh ini apa ya?, ini terasa janggal
sekali bagi saya.
Beberapa
typo juga saya temui dalam novel ini, yang paling kentara dan bikin kening
berkerut adalah tentang tugas pertama Lail dan Maryam. Di halaman 120 tertulis
“Jika kalian bersedia, setelah menerima pin besok pagi, kalian akan
ditugaskan segera di Sektor 3 selama liburan panjang”. Namun, dalam halaman
135 tertulis, “Pagi ini kami berangkat ke Sektor 4, Penugasan pertama dari
organisasi”. Sebenarnya Lail itu ditugaskan di sektor 3 atau
4? Semoga cetakan selanjutnya ada jawaban dan bisa diperbaiki.
Terlepas
dari beberapa kekurangan yang ada dalam novel ini, namun saya cukup puas
setelah membacanya. Ada senyum yang terukir pasca membacanya. Efek dalam cerita
novel hujan ini juga membekas hingga beberapa lama. Masih terbayang-bayang
adegan-adegan yang terjadi dalam cerita dan membuat saya tidak bisa move on
dalam seminggu. Yang pasti novel ini telah sukses membuat saya bermain
imajinasi dunia masa depan.
Jika
direnungkan, ada banyak pelajaran tersirat dari cerita novel ini. Novel ini
sangat bagus dan sangat direkomendasikan untuk dibaca siapa saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar