Disusun Oleh : Joan Okta Lesmana
Judul buku : Rasuk
Nama pengarang : Risa Saraswati
Nama penerbit : Bukune
Tebal buku : viii + 332 hlm
Tahun terbit : Cetakan pertama, Agustus 2015
Nomor ISBN : 602-220-166-7
Nama penerbit : Bukune
Tebal buku : viii + 332 hlm
Tahun terbit : Cetakan pertama, Agustus 2015
Nomor ISBN : 602-220-166-7
“Hidup ini begitu semrawut, hingga kerap kali aku mengutuknya! Mungkin Kau bosan mendengar hati ini menjerit dan memaki. Mereka bilang Kau mendengar semua keluh umatMu. Benar begitu? Lantas, dari sekian banyak garis hidup manusia yang Kau gambar, mengapa harus hidupku yang Kau gores berliku?”
Semenjak kepergian yang Ayah, Langgir Janaka—seorang gadis remaja kesepian—merasa tidak ada satu hal pun dalam hidupnya berjalan dengan baik. Hari-harinya yang dipenuhi rutukan bagai nasib buruk. Kalimat “Tuhan tidak adil” seolah menjadi mantra dalam batinnya.
Langgir iri dan ingin kisahnya lebih seperti para sahabatnya; Sekar Tanjung, seorang anak pungut yang dilimpahi kasih keluarga angkatnya. Lintang Kasih yang punya orangtua kaya dan sering bepergian ke luar negeri. Juga Fransisca Inggrid, perempuan cantik yang selalu menemukan kemudahan dalam hidupnya.
Namun, bagaimana jika keinginan itu menjadi nyata? Rohnya merasuk dalam tubuh orang lain. Menjalani hidup sebagai mereka, menelan suka-duka yang bukan miliknya, sedangkan raganya sendiri tersembunyi entah di mana. Kini, Langgir sadar, harga yang harus dibayar untuk keinginan itu terlalu besar….
Sinopsis :
Penulis mampu meramu cerita dengan
baik, mulai dari nama tokoh yang terlihat unik, sampai akhir setiap bab yang
membuat pembaca penasaran, dan selalu ingin merampungkan tulisan ini. Cerita
ini mengambil setting Kota Bandung, lengkap dengan dialek dan bahasa yang
digunakan dalam dialog. Tokoh yang digambarkan pun terasa nyata, setiap tokoh
memiliki karakteristik kuat. Penulis menggunakan alur maju-mundur, keren sih,
jadi ada kilas baliknya gitu. Bahasa yang digunakan terlalu baku, tetapi tidak
menggunakan istilah yang sulit dimengerti. Pembaca serasa disuapi.
Oh iya, entah kenapa di setiap pergantian dialog yang diucapkan tokoh tidak memakai paragraf baru. Kan sebagai pembaca agak kesusahan ya, mana dialog si anu, mana dialog si ina.
Oh iya, entah kenapa di setiap pergantian dialog yang diucapkan tokoh tidak memakai paragraf baru. Kan sebagai pembaca agak kesusahan ya, mana dialog si anu, mana dialog si ina.
Teh Risa (ceileh manggilnya Teteh *ditabok pembaca lain) terkadang menggunakan sudut pandang orang pertama, ada kalanya menggunakan sudut pandang orang ketiga yang membuat pembaca sulit memahami tulisan. Akan tetapi setiap pergantian sudut pandang ada tanda yang membedakannya. Jadi, pembaca tidak begitu dipusingkan dengan hal ini. Okesip
Novel ini menceritakan seorang gadis yang tidak pandai bersyukur terhadap sesuatu yang dimilikinya. Memang, segala sesuatu yang terjadi pasti ada sebab-musabab. Dan, gadis bernama Langgir ini seolah memungkiri karunia Tuhan. Dia merasa ingin memiliki kehidupan seperti ketiga sahabatnya, yang dianggapnya sempurna.
Namun, di balik pemikirannya yang ‘sempurna’ itu, ada kisah pilu yang menyelimuti. Sekar, ternyata menyukai adik tirinya, tidak bisa menceritakan hal ini kepada siapa pun, dia teramat menderita karenanya; Lintang, mengidap penyakit kelainan jantung yang mengharuskannya mengantongi berbagai obat di dalam tasnya; dan Inggrid, si gadis angkuh yang haus kasih sayang orang tua. Seharunya Langgir bersyukur memiliki Ambu dan Om Udin (ayah tiri) yang sayang padanya. Juga pada Borneo, adik tiri hasil pernikahan Ambu dengan ayah tirinya.
Kejadian demi kejadian aneh mulai terjadi setelah mereka menjamah Karma Rajani yang terletak di sebuah hutan di Jawa Barat. Mula-mula mereka bertemu dengan Kumala Sari, gadis misterius yang memiliki sesi humor lumayan, yang sebenarnya dia adalah hantu penasaran. Keempatnya diantarkan ke sebuah villa Rosala, tempat Ayah Lintang menyewakan villa kepada mereka. Hingga suatu ketika keempatnya memantikkan konflik yang membuat Langgir sakit hati. Gadis itu meninggalkan ketiga sahabatnya dan berlari menuju hutan. Sembari berlari menjauhi Lintang, Sekar, dan Inggrid, dia terperosok ke dalam lubang yang menenggelamkannya di sana. Dia bertemu seorang pria aneh yang menjadikan kelabang dan kalajengking sebagai kudapan. Bukannya menolong, pria itu malah melempar hewan mengerikan itu pada Langgir.
Setelah itu, hal aneh dan berbau mistis mulai terjadi.
Oke, novel ini bagus banget buat dibaca di waktu senggang. Enggak berat-berat amat, kok. Juga, novel ini memberikan banyak nilai positif kepada pembaca, salah satunya untuk pandai bersyukur, selalu berpikir positif, serta bisa mengontrol emosi. Jangan kayak Langgir yang serakah, tahu sendiri akibatnya hahahaha…
Novel “Rasuk” ini menggambarkan pentingnya arti sebuah persahabatan, cinta sejati, dan... keluarga. Karena ke mana pun kita pergi, tujuan sesungguhnya adalah rumah.
“Keluargaku, Surgaku,” Langgir Janaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar