Disusun Oleh : Raka Permana Wardaya
Identitas Buku
Penulis : Walter Isaacson
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : Cetakan, Novomber 2012
Jumlah Halaman : 744
Penerjemah : Mursid Wijanarko & Word++ Translation Service
Penyunting : Eko Sujatmiko & Perwira Leo
Pemeriksa Aksara : Chalida Nuraulia Sclntari Dyah
Penata Aksara : Adfina Fahd
Desain Cover : Febrian Satriawan
PENDAHULUAN
Jauh sebelum menulis tentang biografi Steve Jobs, Walter Isaacson sudah menulis tentang kisah fisikawan terkemuka, penerima nobel bidang Fisika Albert Einstein. Saya mungkin terlambat membaca buku pria kelahiran Swabia Jerman ini. Akan tetapi tidak ada salahnya jika saya bercerita sedikit tentang Albert Einstein.
Siapa yang tidak mengenal sosok fenomenal dan genius Albert Einstein yang terkenal dengan teori relativitas kuantumnya. Seluruh dunia mengakui kecerdasan Einstein dari anak kecil, remaja, hingga orang tua. Namun anda tahu, bagaimana kehidupan keluarganya, hal-hal yang paling membahagiakan, ketenaran, perceraian, pemberontakan, hingga kematiannya yang mengejutkan dunia.
SINOPSIS
Profesor Pengembara yang Gemar Bersepeda
Buku ini diawali dengan sangat ceria. Sosok Albert Einstein, mengayuh sepeda di sebuah taman di Santa barbara pada tahun 1933. Rambut ikalnya yang bergelombang tampak tertiup angin, senyuman gembira tampak di wajahnya. Dalam tulisan di bawah foto itu, Einstein berpesan kepada anak pertamanya Eduard.
“Hidup itu seperti mengendarai sepeda, agar tetap seimbang kau harus tetap bergerak,”-Albert Einstein
Einstein lahir dari pasangan ayah ibu berdarah Yahudi. Kedua orang tuanya adalah keturunan pedagang dan penjual keliling Yahudi yang lebih dari dua abad hidup sederhana di pedesaan Jerman Barat. Dari generasi ke generasi mereka membaur dengan budaya Jerman yang mereka sukai. Sejak kecil, Einstein mengalami terlambat dalam berbicara, sehingga orangtuanya sempat khawatir dan diperiksa ke dokter.
Saat mahasiswa di politeknik pun termasuk tipe mahasiswa yang kurang ajar (Bab-3, 1896-1900). Kisah cintanya juga sangat berliku dan mengharukan dengan Mileva, gadis berdarah Serbia yang memberinya tiga anak, namun mereka memutuskan bercerai. Disinilah kisah mengharukan bagaimana kita mengenal siapa itu Mileva, bagaimana anak-anak Einstein, juga kehidupannya pasca bercerai.
Buku yang bersampul biru ini terdiri dari 25 bab. Sekitar 12 bab bercerita dari masa kecil saat, tahun keajaiban, relativitas khusus, pikiran paling menggembirakan hingga cerita indah sebagai profesor pengembara.
Sosok Pemberontak dan Penyendiri
Setelah hampir separuh bab bercerita masa-masa remaja hingga kecerdasannya yang sudah terlihat sejak muda, dan pemikiran dan pandangannya terhadap kekuasaan. Separuh bab berikutnya lebih banyak mengupas tentang proses penerimaan nobel, mendalami tentang teori kuantum, ulang tahun ke-50, Pengungsi, Amerika, Tonggak Sejarah, Red Scare, hingga kehidupan di akhir hayatnya.
Hampir semua tulisan Isaacson, ditulis dengan sangat mendetail dalam menjelaskan suatu hal. Baik itu dalam kehidupan pribadi, teori, penemuan, bahkan masa-masa suram serta akhir hayat Einstein. Terlihat beberapa tokoh terkenal seperti surat-surat dari Galileo, Planck, Poincare, Lorentz dan lain-lain dalam mengungkap hubungan mereka dengan Einstein semasa hidupnya.
Ada serangkaian rumusan sederhana yang menentukan pandangan Einstein. Kreativitas mewajibkan kita untuk bersedia tidak patuh. Hal tersebut selanjutnya menuntun kita pada pikiran dan jiwa yang bebas yang selanjutnya menuntut semangat toleransi.
“Fondasi toleransi kerendahan hati-Keyakinan bahwa tidak seorangpun berhak memaksakan ide atau keyakinan pada orang lain,” tulis Isaacson tentang sosok Einstein.
Hal yang membuat Einstein istimewa adalah pikiran dan jiwanya yang ditempa oleh kerendahan hati. Dia dapat menjadi sangat percaya diri dalam perjalanan sunyinya, tetapi juga kagum oleh keindahan hasil karya alam.
“Jiwa adalah manifestasi dalam hukum alam semesta-Jiwa yang jauh lebih kuat daripada jiwa manusia dan jiwa yang ketika kita menghadapinya dengan kekuatan kita yang kecil, kita pasti merasa rendah hati,” – Einstein, hal 597
Keunggulan
Fakta-Fakta yang disajikan menarik
Alur ceritanya jelas
Banyak sekali media maupun ilmuwan baik di Amerika, Jerman dan negara lain memujinya. Dari New York Times, People, Chicago Tribun, Sunday Times dan lain sebagainya.
Kekurangan
Harganya terlalu mahal untuk pelajar
Kata-katanya ada yang asing untuk orang awam
Kesimpulan
Menurut saya, ini memberikan inspirasi baru buat saya, saya dapat belajar dari sifat einstein yang sangat rendah hati dan penuh rasa bersykur.
Saran
Agar lebih mensederhanakan bahasa-bahasa ilmiah yang lumayan sulit dimengerti
Identitas Buku
Penulis : Walter Isaacson
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : Cetakan, Novomber 2012
Jumlah Halaman : 744
Penerjemah : Mursid Wijanarko & Word++ Translation Service
Penyunting : Eko Sujatmiko & Perwira Leo
Pemeriksa Aksara : Chalida Nuraulia Sclntari Dyah
Penata Aksara : Adfina Fahd
Desain Cover : Febrian Satriawan
PENDAHULUAN
Jauh sebelum menulis tentang biografi Steve Jobs, Walter Isaacson sudah menulis tentang kisah fisikawan terkemuka, penerima nobel bidang Fisika Albert Einstein. Saya mungkin terlambat membaca buku pria kelahiran Swabia Jerman ini. Akan tetapi tidak ada salahnya jika saya bercerita sedikit tentang Albert Einstein.
Siapa yang tidak mengenal sosok fenomenal dan genius Albert Einstein yang terkenal dengan teori relativitas kuantumnya. Seluruh dunia mengakui kecerdasan Einstein dari anak kecil, remaja, hingga orang tua. Namun anda tahu, bagaimana kehidupan keluarganya, hal-hal yang paling membahagiakan, ketenaran, perceraian, pemberontakan, hingga kematiannya yang mengejutkan dunia.
SINOPSIS
Profesor Pengembara yang Gemar Bersepeda
Buku ini diawali dengan sangat ceria. Sosok Albert Einstein, mengayuh sepeda di sebuah taman di Santa barbara pada tahun 1933. Rambut ikalnya yang bergelombang tampak tertiup angin, senyuman gembira tampak di wajahnya. Dalam tulisan di bawah foto itu, Einstein berpesan kepada anak pertamanya Eduard.
“Hidup itu seperti mengendarai sepeda, agar tetap seimbang kau harus tetap bergerak,”-Albert Einstein
Einstein lahir dari pasangan ayah ibu berdarah Yahudi. Kedua orang tuanya adalah keturunan pedagang dan penjual keliling Yahudi yang lebih dari dua abad hidup sederhana di pedesaan Jerman Barat. Dari generasi ke generasi mereka membaur dengan budaya Jerman yang mereka sukai. Sejak kecil, Einstein mengalami terlambat dalam berbicara, sehingga orangtuanya sempat khawatir dan diperiksa ke dokter.
Saat mahasiswa di politeknik pun termasuk tipe mahasiswa yang kurang ajar (Bab-3, 1896-1900). Kisah cintanya juga sangat berliku dan mengharukan dengan Mileva, gadis berdarah Serbia yang memberinya tiga anak, namun mereka memutuskan bercerai. Disinilah kisah mengharukan bagaimana kita mengenal siapa itu Mileva, bagaimana anak-anak Einstein, juga kehidupannya pasca bercerai.
Buku yang bersampul biru ini terdiri dari 25 bab. Sekitar 12 bab bercerita dari masa kecil saat, tahun keajaiban, relativitas khusus, pikiran paling menggembirakan hingga cerita indah sebagai profesor pengembara.
Sosok Pemberontak dan Penyendiri
Setelah hampir separuh bab bercerita masa-masa remaja hingga kecerdasannya yang sudah terlihat sejak muda, dan pemikiran dan pandangannya terhadap kekuasaan. Separuh bab berikutnya lebih banyak mengupas tentang proses penerimaan nobel, mendalami tentang teori kuantum, ulang tahun ke-50, Pengungsi, Amerika, Tonggak Sejarah, Red Scare, hingga kehidupan di akhir hayatnya.
Hampir semua tulisan Isaacson, ditulis dengan sangat mendetail dalam menjelaskan suatu hal. Baik itu dalam kehidupan pribadi, teori, penemuan, bahkan masa-masa suram serta akhir hayat Einstein. Terlihat beberapa tokoh terkenal seperti surat-surat dari Galileo, Planck, Poincare, Lorentz dan lain-lain dalam mengungkap hubungan mereka dengan Einstein semasa hidupnya.
Ada serangkaian rumusan sederhana yang menentukan pandangan Einstein. Kreativitas mewajibkan kita untuk bersedia tidak patuh. Hal tersebut selanjutnya menuntun kita pada pikiran dan jiwa yang bebas yang selanjutnya menuntut semangat toleransi.
“Fondasi toleransi kerendahan hati-Keyakinan bahwa tidak seorangpun berhak memaksakan ide atau keyakinan pada orang lain,” tulis Isaacson tentang sosok Einstein.
Hal yang membuat Einstein istimewa adalah pikiran dan jiwanya yang ditempa oleh kerendahan hati. Dia dapat menjadi sangat percaya diri dalam perjalanan sunyinya, tetapi juga kagum oleh keindahan hasil karya alam.
“Jiwa adalah manifestasi dalam hukum alam semesta-Jiwa yang jauh lebih kuat daripada jiwa manusia dan jiwa yang ketika kita menghadapinya dengan kekuatan kita yang kecil, kita pasti merasa rendah hati,” – Einstein, hal 597
Keunggulan
Fakta-Fakta yang disajikan menarik
Alur ceritanya jelas
Banyak sekali media maupun ilmuwan baik di Amerika, Jerman dan negara lain memujinya. Dari New York Times, People, Chicago Tribun, Sunday Times dan lain sebagainya.
Kekurangan
Harganya terlalu mahal untuk pelajar
Kata-katanya ada yang asing untuk orang awam
Kesimpulan
Menurut saya, ini memberikan inspirasi baru buat saya, saya dapat belajar dari sifat einstein yang sangat rendah hati dan penuh rasa bersykur.
Saran
Agar lebih mensederhanakan bahasa-bahasa ilmiah yang lumayan sulit dimengerti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar