Disusun Oleh : Steven
Judul buku : The Golden Compass (Kompas Emas)
Penulis buku : Philip Pullman
Alih Bahasa : B. Sendra Tanuwidjaja
Editor : Dini Pandia
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Kelima : April 2018
Jumlah Halaman : 488
Ketika temannya, Roger, lenyap, Lyra dan daemonnya, Pantalaimon, bertekad menemukannya. Pencarian itu membawa mereka ke alam Utara yang dahsyat, muram tapi menakjubkan, tempat beruang-beruang berbaju besi menguasai dunia es tersebut dan ratu-ratu penyihir beterbangan di langit yang membeku --dan tempat sekelompok ilmuwan melakukan eksperimen mengerikan.
Lyra berhasil melalui berbagai kengerian ini, tapi sesuatu yang lebih berbahaya menunggunya --yang tak pernah terbayangkan olehnya.Lyra sangat menikmati kehidupannya di akademi Jordan, yang merupakan akademi termegah dan terkaya di Oxford. Memanjat ke atap –atap akademi bersama Roger, meludahkan biji biji prem ke kepala para cendekiawan yang melintas, ataupun menirukan suara burung hantu saat pelajaran tengah berlangsung, atau berkejaran menyusuri jalan jaan sempit sampai mencuri apel di pasar adalah beberapa kegiatan Lyra setiapharinya.
Tak pernah terlintas di pikiran Lyra untuk meninggalkan Jordan yang menurutnya tempat ternyaman. Namun pertemuannya dengan Mrs Coulter merubah segalanya. Wanita yang membuatnya Lyra terpesona dengan segala yang dimilikinya. Dan membuatnya menyetujui tawaran Master untuk meninggalkan Jordan untuk belajar dengan Mrs Coulter sebagai pendampingnya.
Namun sayangnya semua hal-hal menyenangkan yang dialaminya selama 6 bulan terakhir harus berakhir ketika suatu hari Mrs Coulter mengadakan pesta Cocktail. Lyra bertemu dengan beberapa orang yang menceritakannya tentang Debu, yang menjelaskan lebih jauh tentang Penelitian beberapa Ilmuan dan yang paling mengejutkan tentang keterlibatan Mrs Coulter dengan para pelahap yang menjadikan anak anak yang diculik sebagai persembahan dan yang tak kalah mengejutkan adalah tentang penyekapan paman Asriel oleh Panserborne, Beruang berbaju besi. Semua cerita itu Lyra dan Daemonnya, Pantalaimon merasakan tak nyaman. Satu satunya jalan keluar adalah kabur meninggalkan Mrs Coulter yang masih sibuk dengan pesta Cocktailnya.
Kehidupan luar ternyata tak jauh lebih baik dari pada semua cerita yang didengarnya di pesta cocktail. Dua pria asing berusaha menangkap Lyra dan Pantailamon. Namun nasib berkehendak lain, mereka ditolong oleh kawanan Gipsi. Adalah Tony Costa dan Ma Costa yang ternyata telah mengetahui semuanya bahkan lebih dari yang Lyra tahu. Namun semua baru terungkap ketika Lyra bertemu John Faa, pemimpin gipsi wilayah barat. Dari mulutnyalah, Lyra tahu bagaimana masa lalunya, siapa paman Asriel dan Mrs Coulter sebenarnya bahkan cerita tentang ma costa. Dari Jon Faa jugalah Lyra tahu tentang rencana perjalanan ke utara orang-orang gipsi untuk menyelamatkan anak-anak yang diculik oleh para pelahap. Berangkat dari semua fakta yang diketahuinya , Lyra dan Pantalaimon bertekad untuk ikut ke alam utara yang dahsyat, muram tapi menakjubkan, tempat beruang beruang berbaju besi yang berkuasa dan penyihir penyihir yang berterbangan di langit yang membekum dan tentu saja sekelompok ilmuan yang melakukan ekperimen yang mengerikan.
Perjalanan yang penuh rintangan dan hampir membuat nyawanya melayang beberapa kali tak menyurutkan tekadnya untuk menemukan Roger mapun Paman Asriel. Pertemuannya dengan Iorek Byrnison sang beruang , Lee Scoresby si Aeronaut dan Serafina Pekkala sang penyihir membuat Lyra semakin memahami apa sebenarnya Debu dan semua fakta dibaliknya.
Buku ini cukup menarik untuk dibaca karena bisa membuat pembacanya sepeti masuk kedalam alur ceritanya yang di kemas dalam kata kata yang simple dan megunakan bahasa populer, selain itu juga buku ini cukup menginspirasi.Bagian akhir dari buku itu masih bersambung sehingga kita harus menunggu untuk lanjutanya rilis, buku ini juga tidak sedikit menggunakan istilah yang cukup sulit untuk dimengerti.
Buku The Golden Compass ini sangat menarik untuk orang yang suka membaca novel bergenre petualangan, dan buku ini juga menggunakan perbandingan dengan dunia nyata, sehingga kita bisa membayangakan alurnya dengan membayangkan dikehidupannyata dan tidak sepenuhnya fantasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar