Disusun oleh : Zaidan Gusnur Zein
Judul resensi "Kisah Cinta Dan Perjuangan Habibie & Ainun"
IDENTITAS BUKU
Judul : Habibie & Ainun
Penulis : Bacharuddin Jusuf
Habibie
Penerbit :
PT THC Mandiri
Kota
Penerbit : Jakarta
Tahun
Terbit :
November 2010
Jumlah
Halaman : 323 Halaman
Habibie
& Ainun merupakan karya terbaru dari mantan presiden Republik Indonesia
ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie. Buku ini berisi kisah-kisah dan pengungkapan
rasa cinta terdalam dari sang profesor kepada almarhumah istrinya yakni Hj.
Hasri Ainun Habibie binti R. Mohamad Bestari yang wafat pada tanggal 23 Mei
2010 lalu. Dalam kata pengantarnya, Habibie mengaku jika penulisan buku ini
menjadi terapi bagi dirinya untuk mengobati kerinduan, rasa tiba-tiba
kehilangan dari seseorang yang telah menemani dan berada dalam kehidupannya
selama 48 tahun 10 hari, baik dalam berbagi derita maupun bahagia. Walau pun ia
sudah ikhlas tetapi ia tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia masih terpukul
pasca ditinggalkan sang istri tercinta. Bahkan menurutnya antara dirinya dan
Ainun adalah dua raga tetapi hanya satu jiwa.
Dalam buku ini dikisahkan bagaimana Pak Habibie tertarik pada Bu Ainun,
kisah pacaran mereka yang singkat dan berujung pada pernikahan. Selanjutnya
kita dapat mengetahui episode kisah hidup Pak Habibie (yang tentunya dalam
setiap tahapan kehidupannya tak lepas dari peranan Bu Ainun).
Mulai
dari pasangan baru dengan gaji yang pas-pasan di Jerman, namun
kesulitan-kesulitan di awal pernikahan mereka membuat mereka bertambah saling
memahami.Menghadapi kehidupan yang keras,Bu Ainun tak mengeluh, bahkan
senantiasa menyambut Pak Habibie dengan pandangan dan senyuman yang
menentramkan. Dan berkali-kali Pak Habibie menyebutkan dalam buku ini bahwa
pandangan dan senyuman Bu Ainun senantiasa membuatnya terpukau dan
dirindukannya.
Ibu Ainun adalah ilham untuknya. Itulah mengapa anak pertama mereka
diberi nama Ilham. Ibu Ainun dapat memahami semua persoalan yang menimpa sang
suami dan memberikan solusi. Itulah mengapa Pak Habibie selalu berkonsultasi
dengan Ibu Ainun atas berbagai keputusan yang akan diambil.
Ketika
anak kedua mereka lahir, maka kebutuhan semakin besar. Ainun memutuskan untuk
menjadi dokter anak, hingga beliau memutuskan untuk berhenti dan kembali
menjadi ibu rumah tangga karena anaknya sakit keras. Ainun merasa bersalah
karena tidak bisa merawat dan menjaga anaknya dengan baik karena sibuk merawat
dan menjaga anak orang lain. Namun begitu, Ibu Ainun tetap dituntut untuk dapat
mengikuti perkembangan karier sang suami.
Sejak
Ainun menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit Ludwig Maximilian University,
Muenchen, Jerman, 22 mei 2010, Habibie merasa Ainun masih berada disisinya.
Tiba-tiba ia merasa berada pada sebuah dimensi yang berbeda ruang dan waktu.
Wajah sang istri seperti melekat disetiap sudut matanya dimanapun dia berada.
Oleh karena itu, buku ini menjadi obat kerinduan atas kekosongan jiwanya dari
hari ke hari, bulan ke bulan mengikuti perjalanan sang waktu.
KEUNGGULAN BUKU
1. Saat
merasa buku ini sangat mencerminkan sang penulis, yaitu Pak Bacharuddin Jusuf
Habibie.
2. Tidak
hanya cinta yang di ceritakan.
3. Rasa
nasionalisme saya tergugah saat membaca buku ini.
KELEMAHAN BUKU
1. Karena
buku ini sangat menggambarkan Pak Habibie yang sedang bercerita,
kalimat-kalimat dalam paragraf-paragraf yang ada dalam buku ini sering terasa
membingungkan dan tidak wajar.
2. Sungguh
saya sayangkan buku yang begitu istimewa ini tidak disempurnakan dengan
kehadiran seorang editor.
3. Kurang
Foto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar