Judul : I Want to Eat Your Pancreas
Judul Asli : Kimi no Suizo wo Tabetai
Penulis : Sumino Yoru
Penerjemah : Khairun Nisak
Pemeriksa Bahasa : Andry Setiawan
Penerbit : Haru Media
Cetakan : Pertama, Maret 2017
Tebal : 308 lm ; 19 cm
Mungkin banyak yang berpikir bahwa novel ini bertema thriller atau pun horor. Anggapan itu salah karena cerita dari buku
ini sangatlah manis. Begitulah cerita antara Sakura dan siswa pendiam yang
sering disebut dengan ‘aku’ di dalam novel ini.
Cerita yang mengisahkan gadis yang memiliki
penyakit dan siswa pendiam yang lebih sering disebut aku dalam novel ini.
merupak cerita terjemahan yang berasal dari Jepang. Ya, novel terjemahan ini
akan menguras kosa kata dan ikut berpikir tentang bahasa yang digunakan.
Penulis yaitu Sumino Yoru pintar karena
menggambarkan sosok Sakura yang ceria dengan memiliki penyakit yang mampu
merengut nyawa nya. Kisah Romannya tidak begitu berlebihan, romansa nya cukup
untuk cerita ringan.
Sudut pandang cerita di ambil dari sisi tokoh
‘aku’. Mungkin yang membuat menarik dari awal cerita sosok siswa pendiam yang
sering disebut aku ini tidak diberitahukan namanya. Mulai saat Sakura memanggil
dia dan saat Sakura menulis di memo buku ‘teman si sakit’ tersebut.
Kisah dimulai di masa kini dengan sudut pandang si
‘aku’ yang memikirkan tentang pemakaman teman sekelasnya Yamauchi Sakura.
Kemudian kisah bergulir ke masa lampau ketika si ‘aku’ bertemu Sakura atau si
gadis sakit di rumah sakit.
‘Aku’ adalah seorang pemuda murid SMA di sebuah
kota di Jepang. Si pemuda terkenal sebagai sosok pendiam, penyendiri, dan tidak
pernah punya teman. Dia bahkan tak hapal nama-nama teman sekelasnya. Sedangkan
si gadis sakit adalah kebalikannya. Seorang siswi populer yang ceria,
bersemangat, punya banyak teman dan seorang pacar. Usai kejadian di rumah sakit
itu, si gadis sakit mulai bertingkah menyebalkan di mata si pemuda.
Sakura kembali dirawat di Rumah Sakit, ‘aku’ sering
dating dan menjenguk. Si pemuda yang sempat khawatir bahwa usia temannya itu
makin singkat karena sakit. Kyoko-san sahabat baik si gadis sakit tak
pernah suka sahabatnya itu dekat dengan si pemuda, namun dia tak bisa melarang.
Dia juga tak tahu kebenaran tentang penyakit sahabatnya. Hingga suatu hari ketika
si pemuda menunggu di sebuah kafe untuk bertemu si gadis sakit, gadis itu tak
pernah datang. Dan saat itulah penyesalan dan kesedihan itu terungkap.
Penulis juga menyuguhkan twist, yang meskipun telah ada petunjuk jelas sejak pertengahan
cerita tetap membuat tebakan saya meleset. Nama pemuda yang selama kisah tak
pernah disebut pun (selalu dipanggil teman sekelas yang pendiam-kun,
teman sekelas yang tahu rahasiaku-kun, dan semacam ini) pada bagian
akhir diungkap, sesuai petunjuk juga di awal dan alasan mengapa namanya tak
pernah disebut.
Kisah ini mengingatkan kita tentang kematian yang
bersifat pasti, kapan pun bisa menjemput tanpa memandang orang, juga bahwa
sebagai manusia kita selalu membutuhkan orang lain dan ingin merasa dibutuhkan.
Novel remaja yang tak sekadar menghibur tapi memiliki sebuah pesan kehidupan.
Cerita ini diadaptasi dari sebuah film Jepang yang
memiliki judul “Let Me Eat Your
Pancreas” atau dalam versi Jepangnya yaitu “君の膵臓をたべたい”dapat di baca “Kimi no Suizō o Tabetai” , yang belum lama ini dijadikan sebuah
animasi Jepang atau biasa disebut anime. Anime ini sudah tayang di bioskop
Indonesia pada tanggal 26 Desember 2018.
Kelebihan:
Ceritanya cukup menarik dan cukup tidak biasa, berbeda dari novel-novel pada umumnya. Bukan hanya romansa yang ditampilkan tapi memiliki makna yang mendalam, dan juga kesedihan. Karena merupakan buku yang berasal dari Jepang, maka masih terdapat beberapa bahasa Jepang yang dipakai dalam novel ini seperti -kun ; -san. Bahasa Jepang tersebut diartikan dan dijelaskan di bawah halaman yang terdapat penggunaan bahasa Jepang tersebut. Penggunaan bahan sampul buku yang baik dan nyaman untuk dipegang.
Kekurangan:
Karena ini merupakan buku yang diartikan atau diterjemahkan. Terdapat kalimat yang sulit untuk dipahami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar