Judul : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Halaman : x + 292 Halaman
Cetakan : ke-14, januari 2008
ISBN : 979-3062-92-4
Buku yang sangat menginspirasi kita semua, “Sang
Pemimpi” memang sesuai dengan judulnya buku ini menggambarkan betapa
superpower-nya kekuatan mimpi. Menyadarkan pembacanya bahwa mimpi itu adalah
dapat menjadi kenyataan apabila diiringi semangat dan usaha untuk meraihnya.
Saya sangat tergugah terutama dengan beberapa kutipan kata-kata Arai, salah
satu tokoh dalam buku ini seperti, “Mungkin setelah tamat SMA kita hanya akan
mendulang timah atau menjadi kuli, tapi di sini Kal, di sekolah ini, kita tak
akan pernah mendahului nasib kita!” (hlm.143).
Kutipan tersebut sangat luar biasa,
menggugah saya untuk bermimpi setinggi langit dan terus bersemangat menjalani
hidup untuk menggapai mimpi-mimpi yang saya miliki. Novel ini menyadarkan kita
bahwa sesulit apapun keadaan kita, bukanlah hambatan menggapai cita-cita.
Dengan keadaan yang sulit itulah seharusnya jiwa ini terlecut semangatnya untuk
berjuang demi cita-cita dan masa depan yang berarti.
Novel Sang Pemimpi menceritakan tentang
sebuah kehidupan tiga orang anak Melayu Belitong yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron
yang penuh dengan tantangan, pengorbanan dan lika-liku kehidupan yang memesona
sehingga kita percaya akan adanya tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan
kekuasaan Allah. Keteguhan dalam sosok Arai yang pantang menyerah, Jimbron yang
lemah, lugu, unik namun setia kawan, dan tokoh sentral dalam cerita ini, si
Ikal, menyajikan karakter manusiawi, yang berusaha untuk bertahan dan bangkit
di tengah keterpurukannya, belajar dari segala sesuatu di sekelilingnya, dan
tak segan memberikan pencerahan kepada sahabat-sahabatnya membuat cerita dalam
novel ini semakin menarik.
Tak lupa dalam novel ini juga mencitrakan kebijaksanaan seorang ayah yang begitu besar.
Tak lupa dalam novel ini juga mencitrakan kebijaksanaan seorang ayah yang begitu besar.
Pengorbanan dan ketulusan seorang ayah
dalam mendukung mimpi anaknya di tengah keterbatasan hidup menjadikan semangat
tak terbeli bagi Ikal dan Arai dalam menggapai impiannya. Disinilah cerita mula
berevolusi menjadi balada yang begitu mengharu biru. Kesabaran seorang ayah dan
rasa sayang seorang anak yang luar biasa besarnya kepada sang ayah menyempurnakan
novel ini menjadi bacaan yang sarat akan pesan-pesan moril.
Walaupun buku ini kurang bersinergi dengan buku buku pertama yaitu “Laskar Pelangi”, namun Alur cerita dan gaya bahasa yang disuguhkannya mampu dikemas begitu apik. Di setiap peristiwa, penulis dengan cerdas menggambarkan karakteristik dan deskripsi yang begitu kuat pada tiap karakternya.
Walaupun buku ini kurang bersinergi dengan buku buku pertama yaitu “Laskar Pelangi”, namun Alur cerita dan gaya bahasa yang disuguhkannya mampu dikemas begitu apik. Di setiap peristiwa, penulis dengan cerdas menggambarkan karakteristik dan deskripsi yang begitu kuat pada tiap karakternya.
Angkat topi untuk Sang penulis yang telah
berhasil membuat suguhan kisah yang kental dengan budaya melayu namun sangat
cerdas dan inspiratif. Tak hanya bisa membuat seseorang kembali membangun
mimpi-mimpinya, novel ini juga bisa menambah rasa hormat kita kepada sang ayah
dan mencintainya dengan tulus meskipun di tengah kondisi yang sangat terbatas.
Banyak kelebihan - kelebihan yang didapatkan dalam novel ini.
Mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca
masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara
sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi
berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas.
Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang mem-background-i adegan demi
adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka - nerka setiap hal yang
akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada novel ini yaitu kepandaian
Andrea dalam mengeksplorasi karakter - karakter sehingga kesuksesan pembawaan
yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu
disebabkan karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur,
deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi
kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini
dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar