TAKDIR
DARI TUHAN UNTUK TANIA
Disusun Oleh: Dwi Khoiriyah
Judul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis :
Tere Liye
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2010
Jumlah Halaman : 256
ISBN : 978-979-22-5780-9
Harga : Rp48000
Beberapa
tahun belakangan dunia sastra Indonesia akrab dengan sosok penulis bernama Tere
Liye. Penulis yang satu ini mampu menghipnotis masyarakat Indonesia melalui
tulisan-tulisannya. Biografi atau profil Tere Liye tidak terlalu banyak
diketahui. Namun, dari beberapa artikel yang memuat tentang profil atau
biografi Tere Liye diketahui bahwa ia adalah anak seorang petani. Ia lahir pada
21 Mei 1979 di daerah pedalaman Sumatera Selatan. Fakta yang tidak banyak
diketahui oleh banyak orang adalah bahwa nama Tere Liye bukanlah nama asli,
melainkan hanya nama pena yang selalu disematkan dalam setiap novelnya. Nama
aslinya diketahui dengan panggilan Darwis.
Tania hidup bersama ibunya
dan satu orang adik yang bernama Dede. Ayahnya sudah meninggal ketika ia masih
berumur 8 tahun karena penyakit TBC. Sejak ayahnya meninggal hidup keluarga
Tania kacau balau hingga akhirnya Tania terpaksa berhenti sekolah dan terusir
dari kontrakan karena sudah tiga bulan menunggak.
Tania
dan Dede terpaksa bekerja, mencari uang dengan mengamen dari bus yang satu ke
bus yang lain hingga pada suatu ketika kaki Tania tertusuk paku payung di dalam
bus dan saat itulah Tania bertemu dengan Danar yang dianggap sebagai malaikat
keluarga. Tania dan Dede memanggilnya dengan sebutan Oom Danar. Sejak bertemu
Oom Danar kehidupan keluarga Tania semakin lebih baik, sudah tidak tinggal di
rumah kardus lagi, Tania dapat meneruskan sekolah dan menjadi kebanggaan ibu.
Tania memiliki catatan pendidikan yang sangat membanggakan, Tania mendapatkan
beasiswa sekolah ke Singapura.
Ketika
Tania berumur 12 tahun, ia sudah memiliki perasaan terhadap Oom Danar yang
umurnya lebih tua 14 tahun darinya. Tania cemburu ketika Oom Danar
memperkenalkan kak Ratna sebagai kekasihnya, namun waktu itu Tania belum
mengerti dengan perasaannya. Tania semakin beranjak dewasa dan semakin mengerti
dengan perasaan yang dimilikinya, tetapi tidak memiliki keberanian untuk
mengakui perasaan tersebut, hingga akhirnya Oom Danar menikah dengan tante
Ratna, tetapi rumah tangga mereka tidak harmonis karena Oom Danar ternyata
mencintai Tania.
Cerita di dalam novelnya
bisa membawa pembaca larut dalam alur cerita yang disajikan, sehingga kita
seolah-olah ikut hanyut ke dalam situasi yang ada di dalam novel.
Meskipun Tere Liye
menggunakan bahasa Indonesia yang baik, tetapi di dalam bukunya terdapat bahasa
yang hiperbola atau istilah-istilah yang sulit, sehingga pembaca kurang
memahami apa maksud dari kalimat tersebut.
Kesimpulan yang dapat diambil
dari novel tersebut yaitu, sekeras apapun kehidupan sejatinya ialah
mengikhlaskan. Hidup itu harus mengerti, pengertian yang benar. Hidup itu harus
memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian,
pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan
menyakitkan.
Adapun sarannya yaitu, sebesar
apapun masalah kita tak boleh larut dalam kesedihan, tetap jalani kehidupan
dengan sabar, ikhlas, dan lapang dada karena di balik suatu masalah terdapat hikmah
yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar