Disusun oleh :
Nama : Chintia
Kelas : XI Akuntansi 2
Judul Buku : Black Beauty
Pengarang : Anna Sewell
Pengarang : Anna Sewell
Penerjemah :
Linda Boentaram
Penerbit :
Gagas Media, Jakarta
Tahun Terbit :
2013
Tebal Buku :
326 Halaman
A. PENDAHULUAN
Novel
ini menceritakan seekor kuda yang hidupnya berpindah-pindah. Hidup kuda itu
tidak selamanya mulus, banyak rintangan
yang harus dihadapi. Setelah bertemu dengan kuda-kuda lain dan berteman,
akhirnya Black Beauty mendapatkan rumah terakhir yang sangat nyaman.
Novel
klasik yang sangat menawan. Hampir saja saya menitikkan air mata ketika membaca
kalimat terakhir novel ini. Novel ini bercerita tentang kehidupan seekor kuda
hitam yang cantik bernama Black. Black Beauty selalu berganti-ganti pemilik dan
berbeda juga kelakuan pemiliknya. Latar cerita ini adalah kehidupan di Inggris
pada zaman Victoria, kira-kira tahun 1800-an. Pada saat itu kuda merupakan alat
transportasi yang penting, baik transportasi pribadi/keluarga, maupun alat
transportasi umum (sebagai taksi).
Tujuan awal penulisan buku
ini adalah agar para peternak kuda dapat memperlakukan ternaknya dengan baik. Novel ini berkisah dari sudut pandang seekor kuda, mengisahkan
hidup seekor kuda hitam bernama Black Beauty. Dari cerita ibunya, Black Beauty
dilahirkan berasal dari garis keturunan kuda yang baik. Ayahnya sangat
terkenal, dan kakeknya memenangi piala dua tahun berturut-turut di pacuan Newmarket.
Sedangkan neneknya adalah kuda berperangai lembut.
Selama
empat tahun di rumah pertamanya itu, Black Beauty tumbuh menjadi kuda yang
kuat, bagus, dan berperangai baik. Pada usianya yang empat tahun inilah dia
berganti majikan, majikan barunya bernama Hakim Gordon dan dia tinggal di
Birtwick Park.
Di
Birtwick inilah Black Beauty mengalami masa-masa menyenangkan. Dia merasa
sangat beruntung memiliki majikan yang baik dan pengertian seperti Hakim
Gordon. Teman-temannya di sini juga sangat menyenangkan, mereka adalah Ginger,
dan si kuda poni Merrylegs. Dia juga diurus oleh seorang pengurus kuda terbaik
bernama John Manly dan pengurus kuda yang masih sangat belia bernama Joe Green.
Di sana dia mendapatkan kebebasan dan kebahagiaan tiada tara.
Pertemanannya dengan Ginger juga mengesankan. Pada awal kedatangannya, Ginger merasa benci dengan Beauty yang telah “menggusur” tempatnya di istal. Ternyata dari informasi yang didengar Beauty, Ginger memiliki masa lalu yang buruk dan itu berpengaruh pada perangainya yang suka menggigit dan menendang. Namun seiring berjalannya waktu, Ginger dan Beauty menjadi partner/pasangan yang hebat. Mereka berdua merupakan kuda yang tangguh.
Berbagai peristiwa telah mereka alami selama menjadi peliharaan Tuan Gordon, seperti kebakaran, selamat dari bahaya maut karena jembatan yang rusak, sampai kisah heroik menyelamatkan nyawa nyonya Gordon.
Namun
sayang, kondisi yang menyenangkan tersebut tidaklah selamanya. Kondisi
kesehatan Nyonya yang semakin parah membuat Hakim Gordon harus berpindah rumah.
Terpaksa Beauty dan Ginger dijual ke Earshall. Di sana Beauty dan Ginger
menjalani hari-hari yang buruk. Majikan barunya selalu mementingkan mode,
tampilan kuda harus selalu anggun dengan menggunakan kekang pendek. Padahal itu
membuat kuda sangat tidak nyaman dan tidak harus mengerahkan tenaga ekstra
untuk menarik beban. Kondisi yang buruk ini menyebabkan Beauty mengalami
kecelakaan yang membuat kakinya cedera.
Tentu saja
Beauty kemudian menjadi cacat. Bukan main kesedihan Beauty. Ia pun mengenang
waktu-waktunya bersama John Manly yang selalu merawatnya dengan sepenuh hati
dan selalu mengerti perasaannya. Untunglah, pada saat dijual di pasar kuda dia
bertemu dengan Jerry, seorang penarik taksi yang baik seperti John Manly.
Ginger sendiri menemukan majikan yang buruk yang suka mempekerjakannya dengan kasar. Ginger pada akhirnya mati mengenaskan. Rupanya benar kata Ginger, bahwa bagaimana pun kuda berusaha melawan dan membela diri bila diperlakukan buruk, namun tepat saja, “Manusia lebih kuat, dan jika mereka kejam dan tak berperasaan, tak yang bisa kita lakukan selain menanggungnya—menanggungnya terus hingga akhir....”
Dalam
kondisi yang seperti itu, lebih baik mati saja daripada harus menanggung beban
derita. “...Aku ingin akhirnya segera tiba, aku ingin mati....” begitu kata
Ginger.
Pada akhir cerita, Beauty bertemu lagi dengan Joe Green, yang kini telah menjadi lelaki dewasa yang mengenali Beauty melalui tanda putih di kepala Beauty.
B.
KEUNGGULAN
Dapat dibaca
oleh seluruh kalangan, harga bukunya tidak terlalu mahal. Alur yang digunakan
jelas. Penggunaan bahasa baku dan sopan.
C.
KELEMAHAN
Bahasa yang
digunakan kompleks dan susah dimengerti. Banyak kalimat yang menggunakan
kiasan.
D.
PENUTUP
Buku diterbitkan
bertujuan untuk para peternak kuda sehingga para peternak dapat berperilaku
baik pada hewannya, bukan hanya kuda tetapi kepada semua binatang. Buku ini
akhirnya tidak dibeli oleh para peternak tetapi orang-orang awam (tidak
berdasarkan memiliki peternakan) agar orang-orang di luar sana tidak salah
memperlakukan binatang. Banyak pelajaran yang didapatkan dari novel Black
Beauty tentang kehidupan dan bagaimana caranya menyikapi hewan, jadi kita tahu
perasaan yang mereka rasakan lewat buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar