Pelangi
Disusun oleh : Cindy Julyanti
Pelangi adalah fenomena
optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya yang hampir bersambung
di langit apabila matahari bersinar setelah terjadi hujan. Wujud pelangi adalah
berupa lengkungan cahaya warna-warni dengan warna merah pada lengkungan paling
luar dan warna ungu pada lengkungan paling dalam. Warna-warni pelangi adalah
merah, oranye (jingga), kuning, hijau, biru, indigo (nila), dan ungu.
Jenis-jenis pelangi ada 2
yaitu pelangi primer dan sekunder dalam satu fenomena. Pelangi primer adalah
pelangi yang terjadi akibat satu pantulan air hujan. Pelangi primer memiliki
warna yang terkuat, dengan warna pada bagian luar merah dan bagian dalam ungu.
Pelangi sekunder terjadinya oleh pemantulan cahaya sebanyak dua kali atau
lebih. Susunan pelangi sekunder merupakan kebalikan dari susunan warna pelangi
primer.
Pelangi terjadi karena
adanya peristiwa pembiasan sinar matahari oleh air hujan, oleh karena itu
pelangi dapat dilihat setelah hujan turun. Cahaya yang melewati dua medium yang
berbeda akan mengalami pembiasan dan perubahan arahnya. Pembelokan ini terjadi
karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda ketika melalui medium yang
berlainan. Hal ini juga yang menyebabkan cahaya putih dipisahkan berdasarkan
frekuensinya. Tetes air hujan berfungsi menyebarkan cahaya matahari sehingga
terbentuk pelangi.
Pembiasan cahaya matahari
yang berwarna putih oleh prisma desebabkan oleh masing-masing warna bergerak
dalam bentuk gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda-beda cahaya merah
memiliki panjang gelombang 700 nm, sedangkan cahaya ungu memiliki panjang
gelombang 400 nm. Perambatan gelombang yang melalui prisma akan mengalami
pembiasan karena gelombang melewati dua medium yang berbeda kerapatannya, yaitu
dari udara ke kaca. Warna yang memiliki panjang gelombang terpanjang (merah)
dibiaskan paling sedikit, sedangkan warna yang memiliki panjang gelombang yang
terpendek dibiaskan paling banyak.
Ketika cahaya matahari
melewati butiran air, ia membias seperti ketika menembus prisma kaca dan keluar
menjadi spektrum warna pelangi. Jadi didalam tetesan air, kita sudah
mendapatkan warna yang berbeda-beda berderet dari satu sisi ke sisi tetesan air
lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang
jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.
Pelangi terlihat sebagai
busur dari permukaan bumi karena terbatasnnya sudut pandang mata, jika titik
pandang ditempat yang tinggi misalnnya dari pesawat terbang dapat terlihat
sebagai spektrum warna yang lengkap yaitu berbentuk lingkaran. Pelangi hanya
dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi
yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara
matahari dan tetesan air dengan matahari dibelakang orang tersebut. Matahari,
mata si pengamat, dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.
sumber :
- http://kreativitas-alam.blogspot.co.id/2015/10/proses-terjadinya-pelangi-secara-alami.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar