“Perjuangan Cinta dan Impian”
Disusun Oleh :
Atiatul Karomah
Judul
Film : Di Bawah Lindungan Ka'bah
Tahun
Rilis : 16 Agustus 2011
Sutradara : Hanny R
Pemain : 1. Herjunot Ali sebagi Hamid
2. Laudya Cyhntia sebagai Zainab
3. Niken Anjani sebagai Anjani
4. Tarra Budiman sebagai Saleh
Orientasi
Film ini berjudul “Di Bawah
Lindungan Ka'bah” yang bergenre religius dan romantis, diadaptasi dari novel
yang ditulis oleh Buya Hamka dan terinspirasi dari kisah nyata sang penulis
lalu di produksi oleh MD Pictures. Menceritakan tentang Hamid dan Zainab
berasal dari dua keluarga dengan tingkat sosial yang berbeda. Hamid berasal
dari keluarga miskin dan Zainab berasal dari keluarga kaya. Hamid mendapat
dukungan dana sekolah dari ayah Zainab dan ibunya bekerja di rumah keluarga
Zainab. Pertemuan demi pertemuan membuat keduanya saling jatuh cinta. Namun
karena perbedaan ekonomi dan dibayangi utang budi, Ibu Hamid melarang anaknya untuk
berharap memiliki Zainab.
Mereka berbagi impian yang
sama yaitu tiap manusia bebas untuk mencintai dan dicintai. Cobaan demi cobaan
pun mendera keduanya. Mulai dari diusirnya Hamid dari kampung karena dituduh
secara tidak sopan menyentuh Zainab hingga akan dijodohkannya Zainab dengan
anak seorang saudagar kaya. Sampai akhirnya Hamid dan Zainab merasa harapannya
untuk bisa saling memiliki pupus. Namun Hamid dan Zainab tetap setia dengan
janji untuk mempertahankan cinta mereka.
Hamid yang terusir
dari kampungnya akhirnya berkelana hingga sampai ke Mekkah dan menunaikan
ibadah haji seperti yang diimpikannya. Sementara Zainab tetap menjaga setia
janjinya untuk menikah hanya dengan orang yang ia cintai. Di Mekkah, Hamid
terus beribadah hingga akhirnya meninggal di hadapan Ka'bah setelah mengetahui
Zainab meninggal. Film ini berdurasi 121 menit. Pemeran utama di film ini
adalah Herjunot Ali, Laudya Cyhntia, Niken Anjani sebagai Anjani, Tarra Budiman
Tafsiran
Isi
Konflik ini dimulai dengan Musibah pun
datang, dengan tiba-tiba saja Haji Ja’far meninggal sedangkan dalam film
terdapat pada menit 01.04.40 kabar Engku Ja’far meninggal karena kapal yang ia
tumpangi untuk menunaikan Haji terbakar dan tenggelam.
Dalam novel Di Bawah Lindungan Ka’bah.
Hamid pun harus kembali ke kampung dan tidak bisa kembali ke Padang Panjang
karena harus mengurus ibunya yang sedang sakit. Dengan kondisi yang sakit ibu
Hamid ingin berbicara dengan Hamid mengenai perasaan anaknya itu kepada Zaenab,
Ibu Hamid mengetahui bahwa anaknya sudah jatuh cinta pada Zaenab. Ibunya pun
berpesan agar Hamid membuang jauh perasaannya itu, jangan pernah di ungkapkan
karena mereka berbeda status sosial.
“ orang sebagai kita ini telah di cap
dengan ‘derajat bawah’ atau ‘orang kebanyakan’, sedang mereka diberi nama
‘cabang atas’, cabang atas adakalanya karena pangkat dan adakalanya karena
harta benda.” (HAMKA, 2010:28)
Ibu Hamid pun meninggal. Setelah kehilang
dua orang yang amat sangat disayangi, Hamid merasa sebatang kara, dia tidak
tahu apa yang harus dia lakukan untuk hidupnya setelah ini. Suatu hari Hamid
bertemu dengan Mak Asiah, Mak Asiah pun meminta Hamid untuk datang kerumah
karena ada yang ingin Mak Asiah bicarakan kepada Hamid. Keesokannya Hamid pun
datang kerumah Mak Asiah, ternyata Mak Asiah meminta Hamid membujuk Zaenab agar
mau bertunangan dengan kemenakan Almarhum Haji Ja’far. Mendengar itu Hamid
sangat terkejut karena dalam Hatinya, Hamid sangat mencintai Zaenab dia tidak
mungkin melakukan hal yang tidak dikehendaki oleh hatinya, namun di sisi lain
dia harus menuruti permintaan Mak Asiah sebagai bentuk rasa hormatnya kepada
orang yang telah membantu banyak dalam hidupnya. Hamid pun langsung membujuk
Zaenab agar menuruti apa yang ibunya katakana,film terdapat pada menit 01.17.50
sampai 01.23.40.
Setelah kejadian pada pada hari itu, Hamid
memutuskan untuk meninggalkan kota Padang tanpa sepengetahuan Zainab. Hamid
menuju kota Medan, ketika di Medan Hamid mengirimkan surat kepada Zainab,
dengan meberanikan diri mencurahkan segala perasaan yang selama ini
dipendamnya. Setelah dari Medan Hamid menuju ke Singapura, mengembara ke
Bangkok, berlayar terus memasuki tanah Hindustan menuju ke Basrah, masuk ke
Irak melalui Sahara Nejd dan sampailah ke Tanah Suci. Sedangkan dalam film pada
menit 01.27.50 Hamid pergi dan berpamitan kepada Mak Asiah karena melanjutkan
hukumannya.
Penyelesaian
dari masalah adalah Tetapi sebelum keduanya bertemu di tanah air, Tuhan telah
berkehendak lain. Surat Rosna membawa kabar bahwa Zainab telah meninggal,
karena begitu berat ia menahan rindu kepada Hamid lelaki yang ia cintai, mereka
tidak dapat bersama karena status sosial mereka yang berbeda, disusul pula oleh
Hamid yang setelah berdoa di antara pintu ka’bah dengan Batu Hitam (Hajar
Aswad), ia meninggal.
“Di
bibirnya terbayang suatu senyuman dan…sampailah waktunya. Lepas ia dari
tanggapan dunia yang mahaberat ini, dengan keizinan Tuhannya. Di Bawah
Lindungan Ka’bah!” (HAMKA, 2010:62)
Hamid
dan Zaenab meninggal diwaktu yang sama dengan tempat yang berbeda. Hamid
meninggal setelah berdo’a, dekat dengan Ka’bah. Terdapat pada menit 01.48.26
sampai 01.52.25
Pesan
moral dari film ini adalah semua masalah dapat diselesaikan dengan cara
berdamai pada masa lalu, karena keluarga adalah segalanya tidak ada mantan
orang tua atau mantan anak dan dan persahabatan itu saling mengisi, memberi, menerima,
mengingatkan dan diingatkan. Film
ini kebanyakan ditonton oleh para remaja, dewasa dan orang tua karena
berceritakan tentang keagamaan dan percintaan yang romantis.
Evaluasi
1) Kelebihan dari Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah : Terletak
pada alurnya yang dapat membawa pembaca merasakan apa yang dirasakan Hamid dan
Zainab, bagus dan kental akan keagamaanya meskipun bercerita mengenai
percintaan dan dapat memberitahukan bahwa kita harus bersikap dermawan dan
dapat peduli kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan kita meskipun itu
dari kalangan bawah.
2) Kekurangan dari Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah : Terletak
pada bahasa yang digunakan. Karena bahasa yang digunakan yaitu antara bahasa
minang-indonesia dan bahasa melayu.
Rangkuman
Film
ini layak ditonton, di produksi oleh MD Pictures di bioskop 16 Angustus 2011. Jika ingin menyaksikan antara Kau, Aku dan Ka’bah.
Film ini mampu menyadarkan kita bahwa cinta sejati itu benar-benar ada.
Dengan demikian banyak amanat
dan pesan moral yang terdapat dalam film ini, jangan dilihat dari sisi
negatifnya lihatlah dari sisi positifnya. Film ini juga dapat menghibur penonton
dan memberi banyak manfaat lain.
Sipp
BalasHapus