Disusun Oleh : Annisa Dwi
Ayuningrum
Judul Film : Bulan Terbelah Di Langit Amerika
Tahun rililis : 2015
Sutradara : Rizal Mantovani
Pemain :
a. Abimana
Aryasatya sebagai Rangga
b. Acha
Septriasa sebagai Hanum
c. Nino
Fernandez sebagai Stefan
d. Rianti
Cartwright sebagai Azima Hussein
e. Hailey
Franco sebagai Sarah Hussein
f. Ira
Wibowo sebagai Ibu dari Azima Hussein
g. Boy
William sebagai Peter Chang
h. Hannah
Al Rashid sebagai Jasmine
Orientasi
Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015) merupakan film bergenre drama
petualangan Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” diadaptasi dari novel best
seller dengan judul yang sama yang ditulis oleh Hanum Salsabiela Rais. Film ini
terinspirasi dari prngalaman nyata yang diproduksi oleh Maxima Pictures di
tahun 2015 ini yang disutradarai Rizal Mantovani.
Film “Bulan Terbelah
di Langit Amerika” ini menceritakan tentang seorang jurnalis wanita yang sangat
cantik bernama Hanum (Acha Septriasa). Namun, Hanum juga harus menemani
suaminya bernama Rangga (Abimana Aryasatya) untuk sekolah di Wina. Selain itu,
dia juga mendapat tugas dari atasannya yang bernama Gertrude Robinson untuk
membuat artikel yang bertem “Would teh world be better without Islam (Apakag
dunia lebih baik tanpa Islam) ?”.
Artikel tersebut
nantinya akan dimuat dalam sebuah koran. Gertrude juga meminta Hanum supaya
mewawancarai dua narasumber dari pihak muslim dan non muslim di Amerika
Serikat. Narasumber tersebut merupakanpara keluarga korban serangan World Trade
Center (WTC) pada 11 September 2001 di Washington DC, New York yakni Azima
Hussein (Rianti Cartwright), seorang mualaf yang bekerja di sebuah museum, dan
anaknya Sarah Hussein.
Disaat yang sama,
Rangga juga dituasi oleh profesornya untuk mewawancara seorang milyuner dan philantropi
Amerika bernama Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3nya. Brown
sendiri dikenal eksentrik, misterius, dan tidak mudak berbicara dengan media.
Rangga diminta untuk bertemu dengan Stefan (Nino Fernandez) dan kekasihnya
Jasmine (Hannah Al Rasyid) yang berada di New York yang telah mengatur
pertemuan eksklusif dengan Brown.
Film “Bulan Terbelah
di Langit Amerika” berdurasi 100 menit. Yang dibintangi oleh Abimana Aryasatya
sebagai Rangga, Acha Septriasa sebagai Hanum, Nino Fernandez sebagai Stefan,
Rianti Cartwright sebagai Azima Hussein, Hailey Franco sebagai Sarah Hussein,
Ira Wibowo sebagai Ibu dari Azima Hussein, Boy William sebagai Peter Chang,
Hannah Al Rashid sebagai Jasmine.
Tafsiran:
“Bulan
Terbelah di Langit Amerika”: Ketika Kebanggaan Sebagai Muslim Hilang di Negeri
yang Terbelah Adegan dalam Bulan terbelah di Langit Amerika “Aku cinta Islam.
Tetapi aku kehilangan kebanggaan terhadap Islam!” seru Azima
Hussein/JuliaCollins (Rianti Cartwright) sambil melepas wignya dan ternyata
masih ada bagian hijab di baliknya melindungi rambut aslinya. Hanum (Acha
Septrias) tersentak itu cara Azima survival, selain berganti nama dari tekanan
masyarakat New York yang sinis terhadap muslim karena peristiwa 9/11. Anaknya
Sarah Hussein melansir videonya di Youtube: “Ayah Dituduh Terlibat dalam
Tragedi 9/11. Agama yang diyakininya dianggap sebagai penyebab kekacauan dunia”
.
Tafsiran Isi 2 :
Ceritanya Hanum ditugaskan bosnya
membuat reportase yang provokatif yang membawanya ke kota Big Apple itu:
“Apakah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam?” Yang lebih menghentak Hanum,ialah
pernyataan Sarah berhenti bersekolah karena teman-temannya mengejak ayahnya
teroris. Padahal ayahnya tewas dalam peristiwa 9/11. Hanum berada di negeri
yang masyarakatnya terbelah sejak peristiwa mengerikan memakan korban ribuan
orang dan meninggalkan jejak bernama ground zero tempat runtuhnya menara kembar
akibat ditabrak sebuah pesawat terbang pada 11 September 2001.
Tafsiran Isi 3 :
Pertemuan Hanum dengan Azima merupakan
salah satu adegan yang begitu menusuk.Adegan ini diperkuat bagaimana seorang
laki-laki tua tetangga Azima (Ray Renolds) kehilangan keluarganya dalam tragedi
World Trade Center itu dan laki-laki itu membalas sakit hatinya dengan memusuhi
Azima dan anaknya. Dia mengembalikan kue tart yang dibuatkan Azima dan Sarah
untuk dia, tetapi Hanum memberikannya lagi: Ini cara Al Qur’an menunjukkan
untuk berbuat baik pada tetangganya.
Tafsiran Isi 4 :
Peliputan Hanum ke New York, ditemani
Rangga (Abimana Aryasatya) suaminya.Rupanya Sang suami mendapat tugas
Profesornya untuk mewawancarai seorang milyuner dan philantropi Amerika bernama
Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3 nya. Brown dikenal eksentrik,
misterius, dan tidak mudah berbicara dengan media. Rangga dan Hanum menemui
Stefan (Nino Fernandez) dan kekasihnya Jasmine (Hannah Al Rasyid) yang berada
di New York.Stefan banyak membantu Rangga dan Jasmine membantu Hanum untuk bisa
menembus narasumber kunci Sarah Collins dan ibunya.
Tafsiran isi 5 :
Film
bulan terbelah di amerika memiliki makna dalam memperjuangkan islam di masa
kini dari prasangka-prasangka islamophobia di Amerika pasca kejadian 9 November
2001.
Evaluasi 1 :
Film yang dirilis pada 5 Desember 2015
ini menawarkan banyak cerita yang dari pasangan-pasangan di film ini.Pasangan
kekasih, suami istri, ibu anak, dan ayah anak.Untuk mendiskripsikan kisah
masing-masing pasangan tentu dibutuhkan waktu cukup banyak.Setidaknya
dibutuhkan separuh durasi film ini untuk memperkenalkan karakter dan kisahnya
masing-masing.
Akting Acha dan Abimana kembali
menyakinkan dengan alur yang berbeda dari prekuelnya, 99 Cahaya di Langit
Eropa.Jika sebelumnya mereka menjadi pasangan yang kompak dan saling membantu,
kali ini perselisihan demi perselisihan membuat mereka terbelah.Tapi konflik
utama film ini bukanlah cinta Rangga dan Hanum.Cerita 9/11 melibatkan banyak
orang yang menjadi korban, keluarga korban, dan simpati dari masyarakat di
Amerika.Kisah film ini merangkum kemarahan pada Islam dengan berbagai sudut
pandang. Sebagai negara yang berpenduduk muslim terbanyak di dunia, Maxima
Pictures secara cerdas menyentil perasaan muslim di Amerika yang mungkin akan
menjadi emosional jika Anda menonton film ini.
Musik juga diperhatikan dengan baik
untuk menggiring emosi penonton.Menjelang akhir, film ini menampilkan puncak
emosi yang bisa membuat penonton ikut merasakan perasaan masing-masing
pemain.Sayangnya semua kebaikan film ini diletakan hampir di akhir film, jadi
Anda harus menahan kebosanan untuk mencapai akhir cerita film ini.
Evaluasi 2 :
Adegan lain ketika wajah Sarah Husein/
Sarah Collins (Hailey Franco) bersama ibunya Azima Hussein/Julia Collins
tertengun melihat begitu beraninya Hanum Rais (Acha Septriasa) mendebat
pimpinan demo anti pendirian masjid di dekat lokasi Ground Zero, New York,
Michael Jones (Yaron Urbas).“Muslim menjadi pembunuh dan membuat kehancuran
seluruh dunia!” teriak Jones. Tetapi Hanum dengan lantang kira-kira berkata:
Mengapa Patung Muhammad ada di Gedung Mahkamah AS kalau bukan Islam membawa
keadilan?” Demonstrasi berakhir ricuh dan petualangan Hanum dan Rangga menjadi
begitu menegangkan.
Evaluasi 3 :
Bulan Terbelah di Langit Amerika bukan
film religi, tetapi film kemanusiaan.Sepertiga terakhir film yang disutradarai
Rizal Mantovani ini begitu menyentuh hati, hingga saya meneteskan air mata.
Adegan-adegan bagian ini menghubungkan apa yang terjadi pada ayah Sarah, isteri
dari Michael Jones dan membuat Phillipus Brown memberikan jawaban atas
pertanyaan Rangga (sekaligus pertanyaan dari atasan isterinya): “Apakah Dunia
Lebih Baik Tanpa Islam?” Hubungan antara Stefan dan kekasihnya Jasmine juga
diberi sentuhan kemanusiaan yang tak terduga oleh saya.
Evaluasi 4 :
Memang ada sejumlah “kebetulan” dalam
film ini justru di bagian penting sepertiga terakhir, walau pun itu masuk akal
dan kerap ada di banyak film, termasuk juga film-film Hollywood.Tetapi jadi
pertanyaan besar apakah Bulan Terbelah di Langit Amerika itu menggambarkan
akibat peristiwa 9/11 dari sudut pandang Hanum ini kisah nyata, fiksi atau
sebagian nyata dan sebagian fiksi? Dialog jalanan penuh kehangatan antara Hanum
dan seorang biarawati , antara Rangga, Stefan dengan seorang pedagang hotdog
halal memberikan warna. Tentunya juga sentuhan humor, terutama interaksi Rangga
dan Stefan sebangun dalam film sebelumnya.
Evaluasi 5 :
Ada berapa adegan menimbulkan tanda
tanya. Seperti Hanum terjatuh dalam peristiwa demonstran berakhir ricuh kok
polisi Amerika diam saja? Lalu buat apa seorang Michael Jones membawa map milik
Hanum ke tempat demo? Mengapa tidak diserahkan ke supir taksi?Sekalipun dia
seorang Islamphobia, saya kira Michael Jones terdidik dan warga negara yang
baik.Film ini banyak didominasi dalam ruangan, alangkah lebih baiknya outdoor
tergarap baik seperti dalam 99 Cahaya di Langit Eropa.
Ceritanya
yang sedikit berbeda dari bukunya, dari sisi plotnya, dan juga twistnya, sangat
bagus. Bravo untuk penulis skenarionya yang sudah membuat penceritaan yang baik,
dalam waktu 98 menit. Tidak mudah memasukkan seluruh fantasi ke dalam film
pendek itu, dan ternyata ceritanya padat, tidak seperti 99 Cahaya Di
Eropa.Menurut saya ini berbeda dengan 99 Cahaya di Eropa.
Pesan
islam yang berbeda. Saya sering disuguhi beberapa film religi islam di bioskop,
namun terlihat bahwa pelaku filmnya, sineas, produsernya hanya ingin ‘tapping’
Muslim market saja, dengan kendaraan ‘islam’ tapi sebenarnya pesan tetap saja
‘romance’, tentang cinta. Nah film ini, pusarannya memang di islam yang
mengajarkan kebaikan. Saya langsung tahu spiritnya, sejak pertama kali Abe
memberikan Al Quran ke anaknya yang masih kecil.Sekarang sudah sedikit orang
tua yang memberi hadiah anaknya Al Quran.Mereka lebih memilih memberi baju,
boneka, mobil-mobilan. Namun demikian, kita tetap bisa melihat jalinan asmara
suami istri antara Hanum-rangga yang lebih dekat, tanpa harus dibumbui WIL atau
PIL. Apalagi saat adegan marahan dan jutek-jutekan, chemistry nya sangat baik.
Meskipun
tidaka da gambar ‘wow’ yang menunjukkan seperti adzan di Eiffel, atau lukisan
Bunda Maria di Louvre, film ini sarat makna tentang banyak hal, terutama ketika
jawaban-jawaban Hanum menjawab pertanyaan sinis Jones, tentang masih adakah
Muslim yang baik di dunia, dan meminta buktinya.
Membuat
penonton menangis, tertawa, dan terharu. Film ini lengkap.Saya suka
komedi-komedi dan joke yang dibawakan Stefan dan Rangga.Dan juga, Chris si
supir taksi yang ngowongnya cerewet.Menurut saya, joke nya itu ‘smart’ tidak
kacangan atau sangat mainstream, ya intinya itu tidak garing atau lebay. Saya
paling suka Stefan saat ditonjok sama Rangga: ya belum tentu masuk surga! Itu
sangat menyentuh hati kita semua yang sudah syahadat tetapi tidak memahami arti
menjadi muslim. Nah harunya pun puas, sangat naik turun emosi yang nonton.
Lagu
tema merusak. Ada beberapa titik dimana lagu tema yang dibawakan perempuan,
intinya saat di tengah-tengah kurang pas.Padahal scoringnya bagus. Cuma karena
tidak pas maka emosi saya yang sudah
bagus akhirnya diredam dengan lagu.yang berakibat, saya tidak merasakan sedih.
Kurang
detail, dan silogisme yang kurang. Kalau di buku, silogisme nya tertata rapi,
entah di film ini mungkin karena sangat padat, ada 1-2 plot holes menurut saya.
Misalnya, Jones kok bisa tahu ya itu si
Hanum adalah wartawati yang ingin menulis Would the World be better Without
Islam? Ya semestinya karena di map
kuning Hanum ada sesuatu. Tapi sesuatu apa? Tidak diperlihatkan. Kemudian saat
penggambaran Hanum-Rangga cari-carian di belantara New York juga tidak tergarap
rapi, karena tidak ada adegan Rangga melapor perihal hilangnya sang istri ke
kantor polisi.
Direkting
dari Rizal kurang bisa menggali emosi penonton nya, menurut saya. Untungnya
pemain-pemainnya sudah kece badai.Kecuali, menurut saya pemeran Philipus Brown,
terlihat canggung saat membaca dialog. Dan ketengangan ketika turun dari tangga
itu tidak ada sama sekali, tidak seperti di buku.
Rangkuman
Secara keseluruhan
film ini adalah salah satu penutup yang manis untuk film Indonesia 2015, layak
ditonton. Bagi penonton muslim film ini memberikan inspirasi bahwa Islam
sebagai “rahmatan alamin”, membawa kedamaian harus dibuktikan dengan perbuatan
oleh muslim itu sendiri dan bukan hanya slogan.
Daftar Pustaka :
https://googleweblight.com/i?u=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bulan_Terbelah_di_Langit_Amerika_2&hl=id-ID
di akses pada 5 mei 2018
http://intaaanid.blogspot.co.id/2016/03/teks-ulasan-bulan-terbelah-di-langit.html?m=1
di akses pada 5 mei 2018
http://www.nianastiti.com/2015/12/film-bulan-terbelah-di-langit-amerika.html
diakses pada 5 mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar