Disusun oleh : Devita Sepriana
Pernyataan
Umum
Aurora adalah fenomena alam
yang menyerupai pancaran cahaya yang
menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari
sebuah planet sebagai
akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang
dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh
Matahari (angin surya).
Di bumi,
aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya.
Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis, yang dinamai
bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora,
dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa,
aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah Matahari akan
terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September
dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang
dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi
kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
Adapun pengertian dan prosesnya sendiri adalah cahaya
indah yang terpampang dilangit sebagai akibat dari adanya badai matahari yang
menyebabkan angin surya sebagai salah satu fenomena unik matahari dengan
membawa partikel berupa proton dan elektron dimana angin surya dengan kecepatan
tinggi tersebut kemudian akan membentur lapisan magnetosfer bumi. Beberapa
partikel yang berhasil menembuh pelindung bumi akan masuk ke lapisan atmosfer sehingga
partikel yang dibawa akan berbenturan dengan oksigen dan nitrogen yang akan
menimbulkan lapisan cahaya indah bernama aurora.
Sebab
Beberapa hal penting
yang berkaitan dengan terbentuknya aurora yaitu :
1.
Medan magnetik suatu
planet, (dalam hal ini bumi)
2.
Angin Matahari, adalah
suatu aliran partikel bermuatan (yakni plasma),yang menyebar ke segala arah
dari atmosfer terluar matahari (korona),tersusun dari elektron berenergi tinggi
dan proton, yang mampu melepaskan diri dari gravitasi sebuah bintang, karena energi
panasnya yang sangat tinggi. Plasma adalah partikel sejenis gas yang telah
terionisasi. Pada umumnya gas tidak bermuatan, tetapi karena suhu yang sangat
panas di matahari menyebabkan partikel gas terionisasi maka terbentuklah
plasma, biasanya pada saat terjadi aktivitas matahari pancaran plasma
bertambah.
3.
Interaksi partikel-partikel atmosfer bumi
dengan partikel bermuatan dari matahari (plasma), kemudian saat mendekati medan
magnet bumi (yang terpusat di kutub utara dan selatan) maka plasma akan tertarik
ke kutub-kutub bumi, saat bertemu dengan partikel atmosfer bumi terjadi
eksitasi-relaksasi elektron sehingga memendarkan warna yang indah. Dengan kata
lain, Angin matahari yang membawa pancaran plasma mendekati bumi, lalu
plasma ini tertarik atau dibelokan ke pusat magnet bumi (kutub utara dan
selatan), saat plasma ini bertemu partikel atmosfer bumi terjadilah
interaksi di antara keduanya sehingga memendarkan warna yang indah, itulah
Aurora.
Fenomena aurora ini
terkait dengan selubung medan magnet atau magnetosfer Bumi dan aktivitas
kemunculan bahaya dari Matahari. Semakin kuat dan lama cahaya aurora, dapat
diperkirakan semakin kuat gangguan dari Matahari yang dikenal sebagai badai
matahari ( solar storm). Badai Matahari adalah siklus kegiatan peledakan
dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari ( sunspot ), biasanya setiap
11 tahun akan memasuki periode aktivitas badai matahari. Sedangkan gangguannya
yang terjadi pada medan magnet Bumi, dinamakan badai magnet (magnetic storm).
Perubahan medan magnet yang mendadak tersebut menyebabkan partikel bermuatan
yang ada di atmosfer meningkat atau berubah arah (misalnya di lapisan
ionosfer). Aurora juga bisa muncul bila terjadi fenomena lanjutan pada
magnetosfer yang dikenal sebagai magnetic sub-storm. Peristiwa ini memunculkan
aurora oval di kutub-kutub Bumi yang simetri satu sama lain. Meski fenomena ini
telah diduga oleh para ahli sejak lama, bukti observasi baru diperoleh pada
tahun 2001 melalui pengamatan satelit NASA.
Akibat
Selain menyuguhkan keindahan, Aurora ternyata
juga memiliki beberapa akibat lain baik positif maupun negatif. Adapun akibat
dari terjadinya aurora yaitu,
Plasma Panas, salah satu penelitian yang
dilakukan oleh Dr Robert dari University of Southampton setelah melakukan
pengamatan mendalam terhadap 2 lobus partikel di lapisan magnetosfer bumi yang
secara umum selalu bersifat dingin, ketika terjadi suatu proses aurora yang
disebut aurora theta ternyata ditemukan bahwa plasma lobusnya bersuhu panas.
Lebih lanjut, ia mengajukan hipotesis bahwa lapisan plasma panas pada aurora
theta disebabkan oleh berkumpulnya plasma panas di kawasan lobus lintang
tinggi. Jadi khusus untuk fenomena aurora yang diberi nama theta tersebut
lapisan plasma yang diakibatkan justru bersuhu panas.
Adanya Warna-Warna Di Langit Malam, salah satu keindahan yang
disajikan oleh aurora yang menjadi daya tarik bagi manusia adalah efek warna
yang diakibatkan oleh benturan partikel angin surya dengan lapisan udara bumi. Dalam beberapa pengamatan yang telah
dilakukan disimpulkan bahwa perbedaan benturan antara partikel (ion) dengan
jenis lapisan atmosfer bumi ternyata juga mengakibatkan perbedaan warna dari
aurora. Bila partikel angin surya berupa elektron kemudian berbenturan dengan
nitrogen maka warna yang dihasilkan di langit umumnya hijau, sedangkan bila
elektron berbenturan dengan oksigen warnanya yang dihasilkan umumnya adalah
biru atau merah. Jadi sebagai akibat dari proses aurora langit akan menjadi berwarna
sesuai karakteristik tabrakan partikelnya.
Menjadi Mitos Pertanda
Firasat, salah
satu akibat aurora yang unik adalah bahwa aurora dijadikan oleh beberapa
kalangan manusia sebagai sebuah mitos berupa menandakan akan adanya firasat
tertentu. Salah satunya adalah bangsa Inuit yang beranggapan bahwa cahaya
aurora adalah jelmaan dari roh-roh yang sedang melakukan permainan di langit.
Oleh karena itu, pada saat terjadi fenomena alam tersebut umumnya mereka
mengeluarkan larangan bagi anak-anak bermain di malam hari.
Dapat Mengganggu Jaringan Telekomunikasi, akibat jenis ini merupakan
efek paling rasional dari aurora karena sudah terbukti secara jelas. Pada saat
terjadinya aurora elektronik yang berbasis frekuensi seperti radio, televisi
dan beberapa peralatan lainnya akan terganggu.
Mengganggu Arus Listrik, sebagaimana diketahui
bahwa proses terjadinya aurora tidak bisa dilepaskan dari adanya proses terjadinya badai matahariyang
menabrak lapisan magnetosfer bumi. Badai matahari yang terjadi ternyata juga mampu
menimbulkan efek samping terhadap kelistrikan.
Dapat Mengganggu/Merusak Satelit, lapisan elektron yang
dibawa oleh angin surya selain juga menabrak magnetosfer juga menabrak benda-benda
lain disekitar bumi, salah satunya adalah Satelit. Dalam catatan sejarah pada
bulan Januari 1994 sebanyak 2 (dua) buah satelit berjenis satelit komunikasi
terganggu bahkan rusak karena tertabrak partikel elektron dari angin surya.
Satelit tersebut adalah satelit milik Kanada, diantara dua satelit tersebut
satu buah satelit baru bisa pulih kembali setelah diperbaiki selama kurang
lebih 6 (enam) bulan.
Dapat Mengganggu GPS, fenomena aurora selain
mengganggu frekuensi juga berakibat pada gangguan terhadap sistem GPS. Tabrakan
elektron yang terjadi bisa menyebabkan terjadinya gangguan terhadap sistem GPS,
salah satunya adalah sistem GPS milik WAAS salah satu perusahaan di Amerika
Serikat. Gangguan tersebut terjadi selama kurang lebih 30 jam.
Daftar
Pustaka
- https://id.wikipedia.org/wiki/Aurora diakses pada 20 Maret 2018
- https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/akibat-terjadinya-aurora diakses pada 20 Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar