Disusun Oleh : Sarahdiva Assyafira
Orientasi
Film
ini berjudul “Laskar Pelangi” yang bergenre persahabatan dan pendidikan, diadaptasi
dari novel yang ditulis oleh Andrea Hirata dan terinspirasi dari kisah nyata
sang penulis lalu di produksi oleh Miles Films Productions dan Mizan Production.
Menceritakan tentang kisah
hidup 10 orang anak yang memiliki latar belakang keluarga miskin. Mereka
tinggal di pulau Belitong, Provinsi Bangka Belitung. Nama 10 anak tersebut
adalah Lintang, Ikal, Mahar Ahlan, Jumadi Ahlan, A Kiong, Syahdan Noor Aziz,
Borek, Mukharam Kucai Khairani, Harun, Trapani, dan Sahara yang merupakan
satu-satunya anak perempuan di antara mereka.10 orang bersahabat ini mempunyai
orang tua yang bekerja sebagai penambang timah.
Namun, walaupun kehidupan ditimpa
kemiskinan, mereka tetap menjalankan aktivitas pendidikan seperti anak-anak
pada umumnya. Dengan gedung sekolah tua ala kadarnya, mereka tetap semangat dan
senang menimba ilmu di tempat itu. Mereka mempunyai teman baru di sekolahnya,
yaitu seorang gadis cantik bernama Flo yang merupakan anak dari seorang pegawai penambangan
timah. Dalam kondisi sekolah yang memprihatinkan, gedung yang sudah tua serta
tidak layak pakai dan murid sekolah yang hanya ada 10 anak di sekolah itu.
Keadaan seperti itu mendapatkan respon dari Pemerintah Daerah Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Sumatra Selatan, yaitu berupa peringatan bahwa sekolah
tersebut (SD Muhammadiyah) harus ditutup karena memiliki murid yang terlalu
sedikit. Harun seorang anak yang mempunyai keterbelakangan mental, ia mempunyai
komitmen ingin sekolah dan datang pada saat penutupan.
Pada saat penerimaan siswa baru, baru
terkumpul 9 siswa. Ketika Pak Harvan berpidato, bahwasanya sekolah tetap berdiri
harus dengan 10 orang, di saat itulah Harun datang sebagai pelengkap dan
akhirnya sekolah tidak jadi ditutup. Ibu Muslimah ialah seorang guru yang sabar
dalam mendidik mereka. Beliau adalah sosok wanita yang mempunyai tekad kuat.
Beliau hanya seorang lulusan pendidikan tingkat SMP, namun dengan tekadnya yang
kuat beliau menjadikan dirinya wanita yang kuat, tegar, dan memiliki dedikasi
tinggi akan pendidikan. Film ini berdurasi 125 menit. Pemeran utama
di film ini adalah Suharyadi Syah Ramadhan, Muhamad Syukur Ramadan, Jefry,
Febriansyah, Yogi Nugraha, Dewi Ratih Ayu Safitri, Marchella El Jolla Kondo,
Suhendri, Levina, Verrys Yamarno, Ferdian, Zul Fanny
Tafsiran Isi
Dalam
film ini awal konflik terjadi saat suasana mulai tegang karena ternyata
pendaftaran tidak mencukupi batas minimal siswa calon siswa yang disyaratkan
oleh Depdikbud Sumsel. Apabila calon siswa yang mendaftarkan kurang dari
sepuluh anak, maka SD Muhammadiyah harus ditutup. Setelah ditunggu hingga siang, ternyata jumlah pendaftar
tidak lebih dari sembilan orang. Jumlah ini tentu saja belum mencukupi
persyaratan Depdikbud. Hal ini tentu saja sangat mencemaskan Pak Harfan sang
kepala sekolah dan Bu Muslimah sang guru. Sampai pada akhirnya Pak Harfan
memutuskan untuk memberikan pidato sekaligus mengumumkan bahwa penerimaan siswa
baru dibatalkan.
Sesaat hampir saja Pak Harfan memulai
pidatonya untuk memberitahukan bahwa penerimaan siswa baru di SD Muhammadiyah
dibatalkan, seorang ibu muncul untuk mendaftarkan anaknya (Harun) yang
mengidap keterbelakangan mental. Tentu saja kedatangan Harun dan ibunya ini
memberikan napas lega kepada Pak Harfan, Bu Muslimah dan juga para calon siswa
serta orang tuanya. Harun telah menggenapi jumlah siswa untuk menghindarkan SD
Muhammadiyah dari penutupan.
Sekolah yang jika malam dipakai sebagai
kandang ternak ini akhirnya memulai kegiatan belajar-mengajar meski dengan
fasilitas yang seadanya. Tiba saatnya mengikuti karnaval antar sekolah.
Keikutsertaan SD Muhammadiyah sempat diperdebatkan karena ketidakadaan dana dan
sikap pesimistis yang muncul. Namun, Bu Muslimah bersikeras mengikutkan
murid-muridnya. Karena nilai keseniannya paling tinggi dan dianggap sebagai
murid yang kreatif, Mahar pun ditunjuk sebagai ketua untuk mengurusi persiapan
karnaval. Dengan ide cemerlang dan kreativitasnya, Mahar berhasil menggiring
teman-temannya merebut piala kemenangan.
SD Muhammadiyah kembali mengikuti
perlombaan. Kali ini adalah perlombaan cerdas cermat. Bu Muslimah, Ikal dan
kawan-kawan sempat khawatir karena tak lama perlombaan akan dimulai namun ujung
tombak tim mereka belum juga datang. Untungnya meski hampir terlambat, akhirnya
si cerdas itu pun datang (Lintang). Awalnya tim dari SD Muhammadiyah tertinggal
angka melawan SD PN dan SD Negeri. Namun pada saat memasuki soal yang berbau
angka SD Muhammadiyah mengejar ketertinggalan dan berhasil keluar sebagai
juara.
Pesan moral dari film ini adalah
pendidikan sangat penting dan merupakan hak setiap anak bangsa, memiliki
keteguhan dan keyakinan akan prinsip hidup dan memberilah sebanyak-banyaknya
kepada orang lain bukan menerima sebanyak-banyaknya dari orang lain. Film
ini kebanyakan ditonton oleh semua umur karena berceritakan tentang perjuangan
anak bangsa yang ingin bersekolah.
Evaluasi
Kelebihan dari buku ini adalah terletak dari cara penyampaian
bahasa tulis dari Andrea Hirata yang begitu khas dan menarik. Dengan
aksen-aksen Melayunya yang kental serta menggambarkan latar belakang sosial
budaya etnis melayu yang unik serta menarik untuk diceritakan. Buku ini juga memuat
tentang kisah persahabatan serta ketabahan dalam menghadapi segala tantangan
hidup. Selain itu kritik sosial terhadap pemerintah juga sangat jelas
digambarkan oleh penulis dengan adanya ketidakmerataan pembangunan di daerah
serta absennya pemerintah dalam perkembangan dunia pendidikan khususnya di
daerah terpencil.
Kekurangan dari novel ini yakni terletak pada pengaburan waktu,
tempat, dan nama tokoh dalam novel tersebut. Novel ini diadaptasi dari
pengalaman masa kecil penulis yang berarti kisah di dalamnya merupakan sebuah
fakta, mengingat banyak kritik sosial yang terdapat dalam novel lskar pelangi.
Waktu dalam novel tersebut sengaja dibuat kabur dan terkesan abu-abu sehingga
masalah-masalah sosial pada saat itu terasa sangat kabur dan tidak jelas.
Rangkuman
Film ini layak ditonton, di produksi
oleh Miles Films Productions dan Mizan Production di
bioskop 25
September 2008. Jika ingin menyaksikan tentang
bagaimana seorang anak desa yang ingin bersekolah dan meraih cita-citanya
dengan keterbatasan biaya maka tontonlah film ini. Film ini mampu menyadarkan
kita bahwa pendidikan sangatlah penting dan peran pemerintah sangatlah
dibutuhkan dalam menunjang pendidikan.
Dengan demikian banyak
amanat dan pesan moral yang terdapat dalam film ini, jangan dilihat dari sisi
negatifnya lihatlah dari sisi positifnya. Film ini juga dapat menghibur
penonton dan memberi banyak manfaat lain.
Daftar
Pusaka
1.
http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Laskar_Pelangi diakses
pada 04 Mei 2018
2.
https://id.wikipedia.org/wiki/Laskar_Pelangi diakses pada 04 Mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar