Disusun
Oleh : Muhammad Juanda Ramadhan
1. Khalid
bin Walid bin Mughirah Al Makhzumi atau yang lebih dikenal dengan nama Khalid
bin Walid dilahirkan di Makkah pada tahun 592 M dan berasal dari Suku Banu
Makhzum. Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak
terkalahkan sepanjang karirnya, terkenal sebagai panglima tertinggi untuk Nabi
Muhammad dan penerus-penerusnya. Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah
kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Khalid berlatih menunggang kuda
sejak kecil dan telah memperlihatkan keterampilannya yang istimewa. Dia telah
sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat dan bertekad menjadi pahlawan
Quraisy.
2. Khalid
memiliki ayah yang bernama Walid bin Mughirah dan ibunya bernama Lubabah binti
Harits Al-Hilaliyah. Khalid memiliki enam saudara laki-laki dan dua saudara
perempuan. Ayahnya adalah seorang saudagar yang kaya, memiliki nasab dan
kedudukan yang tinggi, sehingga tidak ingin ada orang yang memberikan makanan
kepada orang lain kecuali hanya dirinya sendiri, terutama pada musim haji dan
di Pasar Ukaz. Ayahnya juga dijuluki wewangiannya Qurais, karena setiap tahun
menyelimuti Ka’bah dengan hiasan.
3. Awalnya
khalid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan
kavalerinya. Pada saat Pertempuran Uhud, Khalidlah yang melihat celah kelemahan
pasukan Muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang
dan turun dari Bukit Uhud dan mengajar pasukan Muslim pada saat itu, tetapi
setelah perang itu Khlalid masuk Islam. Dalam banyak kesempatan peperangan
Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil
gemilang atas segala usaha jihadnya. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid
diamanahkan untuk memperluas wilayah Islam dan membuat kalang kabut pasukan
Romawi dan Persia. Namun pada masa pemerintahan Umar bin Khatab, Khalid
diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi duta
besar. Hal ini dilakukan oleh Umar agar Khalid tidak terlalu didewakan oleh
kaum Muslimin pada masa itu.
4. Khalid
memiliki julukan Saifullah Al-Maslul yang berarti pedang Allah yang terhunus.
Khalid mendapat julukan itu karena keheroikannnya yang tidak ada bandinganya.
Dia adalah penggerak milter yang sangat ulung. Para sejahrawan mencatat, Khalid
tidak pernah kalah dalam satu peperanganpun baik pada saat jahiliyah atau
setelah masuk Islam. Prestasinya ini menjadi kebanggaan sejarah dan kebudayaan
Islam. Dia berkata tentang dirinya, “Sungguh dengan tanganku ini telah
terpotong sembilan pedang pada saat peperangan Mu’tah sehingga tidak tertinggal
di tanganku kecuali sebuah pedang yang berasal dari Yaman”. Hal ini membuktikan
tentang keberaniannya yang brilian dan kekuatan besar yang telah dianugrahkan
baginya oleh Allah pada jasadnya. Dia adalah komando pasukan kaum Muslimin pada
perang yang mahsyur yaitu Perang Yamamah dan Yarmuk, dan Khalid telah melintasi
negeri Iraq menuju ke Syam dalam lima malam bersama para tentara yang
mengikutinya. Inilah salah satu keajaiban komandan perang ini.
5. Sebelum
memeluk Islam, Khalid menjadi pemimpin Suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang
Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam
serta penganut-penganutnya. Ketika ingin masuk Islam, Khalid sangat ragu-ragu
untuk bergabung dan memeluk agama Islam. Namun, meskipun terlambat, akhirnya ia
condong dan masuk Islam pada bulan Shafar tahun delapan hijriah, enam bulan
sebelum Fathul Makkah.
6. Pada
tanggal 18 Ramdhan 21 H, Khalid bin Walid wafat. Umar bin Khatab sangat
bersedih dengan kepergian Sang Pedang Allah. Setelah wafatnya Khalid, senjata
dan tunggangannya didermakan untuk berjihad di jalan Allah.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar