Disusun oleh : Rani Wulandari
Muhammad
SAW lahir di Mekkah Al-Mukarammah pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah.
Disebut tahun gajah karena pada saat beliau lahir, pasukan Abraham menggunakan
gajah besar yang menyerang Mekkah. Namun, pasukan tersebut lumpuh akibat
serangan burung ababil yang membawa bara api dari neraka. Garis nasab ayah dan
ibunya bertemu pada Kilab ibn Murrah. Apabila ditarik ke atas, silsilah beliau
sampai pada Nabi Ismail As dan Nabi Ibrahim As.
Muhammad
SAW dilahirkan sebagai yatim. Ayahnya yang bernama Abdullah ibn Abdul Muthalib
wafat setelah tiga bulan menikahi ibunya. Nama Muhammad merupakan pemberian
kakeknya Abdul Muthalib. Sebuah nama yang tidak lazim dan populer di kalangan
suku Quraisy saat itu. Beliau beberapa hari disusui oleh Tsuwaibah, sahaya Abu Lahab,
kemudian dilanjutkan penyusuan dan pengasuhannya oleh Halimah Al-Sa’diyah.
Ketika
berusia 5 tahun, beliau dikembalikan kepada Aminah ibu kandungnya. Akan tetapi,
setahun kemudian ibu kandung yang dicintainya ini wafat saat Muhammad SAW
berusia 6 tahun. Muhammad SAW diasuh oleh Abdul Muthalib kakeknya. Dua tahun
kemudian saat Muhammad berusia 8 tahun, kakeknya wafat, beliau diasuh oleh Abu
Thalib pamannya. Abu Thalib adalah salah seorang putera Abdul Muthalib yang
paling miskin, tetapi sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekah.
Ketika
usia 12 tahun, Muhammad SAW ikut pamannya Abu Thalib berdagang di Syiria.
Ketika Abu Thalib sampai di Bushra, ia bertemu pendeta Kristen, Buhaira
namanya. Pendeta itu melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Ia
memperingatkan Abu Thalib agar menjaga keselamatan Muhammad dari orang-orang
Yahudi yang apabila melihat tanda-tanda itu mereka akan mencelakai dan membunuh
Muhammad.
Tatkala
Muhammad SAW berusia 15 tahun, terjadi peperangan antara suku Quraisy dan
kabilah Hawazin. Dalam perang ini, Muhammad membantu pamannya memungut anak
panah yang dilontarkan musuh dan sesekali melepaskan anak panah ke pihak musuh.
Perang ini berakhir dengan perdamaian yang melahirkan perserikatan (organisasi)
bernama hilf al-fudhul (sumpah
utama). Di organisasi ini, Muhammad terpilih menjadi anggotanya dan merupakan
anggota termuda.
Selain
aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, masa remaja Muhammad SAW dilalui
dengen menggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekkah di daerah
Jiad. Pada usia 24 tahun, Muhammad SAW bergabung dengan kelompok dagang Siti
Khadijah untuk melakukan perniagaan ke Syiria. Di sini, Muhammad menunjukkan
kepiawaiannya dalam berdagang. Sikap dan tutur kata Muhammad ketika menawarkan
barang dagangan membuat minat calon pembeli untuk berbelanja padanya, sehingga
barang yang ditawarkan laku keras dan memperoleh keuntungan besar. Hal ini
membuat Khadijah tertarik dengannya.
Menginjak
usia 25 tahun, Muhammad mendapat pinangan dari Khadijah untuk menjadi suaminya.
Khadijah menyuruh Nafisah pembantu setianya untuk menemui Muhammad dan
menyampaikan isi hatinya. Setelah berpikir serius dan berdiskusi dengan
pamannya, akhirnya Muhammad menerima pinangan Khadijah. Pada tahun itulah,
Muhammad resmi menjadi suami Khadijah.
Ketika
berusia 35 tahun, terjadilah bencana alam (banjir) di kota Mekkah. Bencana ini
menyebabkan Ka’bah yang ada di Mekah mengalami kerusakan, sehingga Hajar Aswad
berpindah dari tempat semula. Saat itu terjadi perselisihan tentang siapa yang
berhak menempatkan Hajar Aswad ke tempat semula. Muhammad SAW berhasil
mendamaikan perselisihan tersebut. Muhammad meminta selembar kain. Kain itu
dihamparkan lalu batu itu diletakkan di atasnya dengan tangan beliau sendiri.
Disuruhnya ketua setiap kabilah memegang ujung kain, lalu mengangkatnya
bersama-sama dan membawa ke tempat dimana Hajar Aswad itu diletakkan. Kemudian
beliau mengambil Hajar Aswad dari atas kain tersebut dan meletakannya ke tempat
semula. Keputusan ini ternyata memuaskan semua pihak yang bertikai. Dalam
peristiwa inilah, Muhammad mendapat julukan Al-Amin (orang yang terpercaya)
dari kaumnya.
Sekitar
usia 40 tahun pada malam Senin 17 Ramadhan tahun 13 SH, selagi Muhammad
berkhalwat di Gua Hiro, Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu lima ayat
surat Al-Alaq. Dengan turunnya ayat tersebut, Muhammad resmi menjadi utusan
Allah (Rasulullah) yang bertugas menyampaikan risalah Allah, bahwa tiada Tuhan
yang wajib disembah kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad itu utusan Allah.
Muhammad
SAW melaksanakan tugas risalahnya selama 3 tahun di Mekkah dan 10 tahun di
Madinah. Dakwah dalam periode Mekkah ditempuh melalui 3 tahap. Tahap pertama,
dakwah secara diam-diam sesuai perintah allah dalam surat Al-Muddatsir ayat 1-7.
Dalam tahap ini Muhammad mengajak keluarga yang tinggal serumah dan
sahabat-sahabat dekatnya agar meninggalkan agama berhala dan beribadah hanya
kepada Allah SWT.
Tahap
kedua yaitu, dakwah semi terbuka sesuai perintah Allah SWT dalam surat
Al-Syu’ara ayat 214. Dalam tahap ini Muhammad menyeru keluarganya dalam lingkup
yang lebih luas. Yang menjadi sasaran utama dakwah ini adalah Bani Hasyim.
Tahap ketiga yaitu, tahap dakwah secara terbuka sesuai perintah Allah dalam
surat Al-Hijr ayat 15. Dalam tahap ini Muhammad SAW menyeru dakwahnya tidak
hanya kepada keluarga tetapi meluas sampai ke masyarakat Mekah.
Pada
fase ketiga ini, Muhammad mendapat tantangan dan reaksi yang keras dari
kalangan Quraisy. Kaum Quraisy mengancam akan membunuh Muhammad jika ia terus
menyebarkan dakwahnya. Intimidasi kafir Quraisy ini berlangsug hingga puluhan
tahun. Ketika menghadapi intimidasi inilah, Muhammad SAW menunjukkan kesabaran
yang luar biasa.
Kira-kira
usia 50 tahun, Muhammad ditinggal wafat oleh dua orang yang dicintainya dan
selalu mendukung dakwahnya serta melindunginya dari kaum kafir Quraisy yaitu
Abu Thalib dan Khadijah. Tahun ini dikenal dengan am al-huzn, yakni tahun duka cita dan kesedihan. Dengan
meninggalnya dua orang pembela yang setia itu, orang-orang Quraisy semakin
berani melakukan penghinaan dan penganiayaan kepada Rasulullah. Kemudian,
Muhammad mencoba pergi ke Thaif untuk menyampaikan dakwah kepada pemuka kabilah
disana. Namun, penduduk Thaif menolak dakwah Muhammad, bahkan mengusirnya dengan
melepari batu sehingga tubuh beliau berlumuran darah. Di peristiwa itu,
kesabaran Muhammad juga diuji.
Pada
usia 51 tahun, tepatnya tanggal 27 Rajab tahun 11, Muhammad SAW menerima
perintah Isra Miraj. Dalam peristiwa ini Nabi Muhammad menerima perintah
kewajiban sholat sebanyak 5 waktu berjumlah 17 rakaat. Perintah ini wajib
disampaikan oleh seluruh manusia, namun ketika beliau menyampaikan tidak semua
mempercayai bahkan ada yang mengira bahwa beliau tidak waras. Kekerasan
terhadap kaum muslimin yang mengikuti ajaran Muhammad makin meningkat, bahkan
pemuka Quraisy sepakat akan membunuh Muhammad. Dengan menghadapinya, Muhammad
SAW menganjurkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yastrib atau Madinah. Sejak
kedatangan Muhammad, Yastrib berubah namanya menjadi al-Madinah al-Munawwarah (kota yang mendapat cahaya)
Di
Madinah, Rasulullah SAW lebih leluasa menjalani aktivitasnya. Beliau meletakkan
dasar-dasar kemasyarakatan berupa menyusun sejumlah nilai dan norma yang
mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peribadatan,
sosial, ekonomi, dan politik yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Sunah. Beberapa
asas kemasyarakatan yang telah diletakkan oleh Muhammad SAW, antara lain :
persaudaraan (al-ikha), persamaan (al-musawah), toleransi (al-tasamuh), musyawarah (al-tasyawur), tolong menolong (al-taawun), dan keadilan (al-adalah). Dari Madinah pula Muhammad
SAW melakukan ekspansi dakwahnya sampai ke negara-negara di luar jazirah Arab
seperti Persia, Romawi, Habsyi, Mesir, dan sebagainya.
Tatkala
usia 60 tahun, setelah kafir Quraisy yang ada di Mekkah melanggar perjanjian
Hudaibiyah. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW beserta 10.000 pasukan
bergerak dari Madinah menuju Mekkah secara keseluruhan sekaligus menghancurkan
berhala yang ditempatkan disekitar ka’bah. Akhirnya Muhammad dengan mudah
menaklukan kota Mekkah. Peristiwa ini dikenal dengan Fathul Mekkah.
Pada
usia 62 tahun, setelah Islam mencapai kemenangan Islam, Muhammad kembali
mendatangi kota Mekkah bersama sekita 100.000 pengikutnya untuk menunaikan
ibadah haji. Tepat tengah hari di padang Arafah, beliau menyampaikan pidato
yang amat penting. Ternyata pidato itulah menjadi pidato terakhir Rasulullah
SAW dalam Khutbah nya sebelum beliau wafat. Pidato ini disebut dengan khutbah al-wada (pidato perpisahan).
Tepat
usia 63 tahun, pada Senin 12 Rabiul Awal 11 H, kira-kira tiga bulan setelah
menunaikan ibadah haji itu, Muhammad menderita demam beberapa hari. Beliau
wafat ditengah-tengah umat yang tak sanggup melihat kesakitannya. Malaikat
Jibril memalingkan wajahnya karena tak kuasa melihat kekasih Allah ini
menghadapi sakaratul maut. Umatku, umatku, umatku. Begitu yang Muhammad SAW
sebut sebelum wafatnya, diujung usianya beliau sangat peduli hingga memikirkan
keselamatan umatnya. Di penghujung usianya juga dia berdoa agar umatnya tidak
merasakan sakitnya sakaratul maut yang beliau alami. Muhammad SAW wafat dengan
tenang di tengah-tengah pendukungnya yang setia dan mencintainya. Pemimpin terbesar
dunia itu telah menyelesaikan tugasnya dan kembali kepada Allah SWT.
Muhammad
SAW bersabda, “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan
tersesat selama-lamanya selagi kalian berpegang teguh pada keduanya, yaitu
Kitab Allah (Al-Quran) dan sunah Rasul.” (HR Malik, Muslim dan Ash-hab
al-Sunan). Wafatnya beliau telah mewarisi sumber pedoman bagi umat Islam yaitu
Al-Quran dan Hadist. Dalam riwayat dikatakan bahwa Rasulullah akan datang
memberi syafaat di hari kiamat kepada umatnya yang senantiasa taat pada Allah
dan menjalankan sunah.
Dalam
penulisan ini hanya sebagian dari kisah Rasulullah yang dijelaskan,
sesungguhnya masih banyak kisah Rasulullah yang sangat indah dan patut menjadi
contoh teladan di era modern seperti sekarang ini. Allah SWT telah menciptakan
sosok Muhammad yang sempurna akhlaknya. Dalam keadaan apapun Rasulullah jalani
dengan sabar, mulai dari difitnah, dicaci maki, ingin dibunuh, bahkan dilempari
kotoran. Rasulullah tidak membalas perbuatan keji mereka. Rasulullah juga memberi
makan setiap hari kepada seorang Yahudi yang buta matanya, meski orang Yahudi
tersebut sangat benci sekali dengan beliau. Rasulullah selalu bertutur kata
baik untuk menjaga perasaan orang lain. Meskipun telah dijamin masuk surga,
Rasulullah SAW selalu menjaga qiyamul
lail hingga kakinya bengkak-bengkak.
Hanya
Rasulullah SAW yang sangat pantas untuk dijadikan idola bagi umat manusia. shiddiq, amanah, fathonah, dan tabligh yaitu sifat yang ada pada diri
Rasulullah yang artinya benar, dapat dipercaya, cerdas, dan menyampaikan.
Rasulullah telah mencontohkan perbuatan yang seharusnya dilakukan jauh dari
1400 tahun yang lalu. Peradaban yang awalnya jahiliyah menjadi peradaban
islamiah dengan adanya Rasulullah SAW. Allah SWT telah menyempurnakan kitab
sebelumnya (taurat, zabur, dan injil) dengan Al-Quran yaitu wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia sebagai pedoman hidup. Sumber-sumber
hukum tercantum di dalamnya, sehingga umat tidak perlu khawatir jika terjadi
perselisihan ada Al-Quran sebagai solusinya. Kitab yang telah terjaga
kemurniannya sampai kapanpun. Telah terbukti saat ini bahwa satu ayat dapat
menggoncangkan dunia dan Al-Quran telah merubah sejarah. Jadikanlah Rasulullah
SAW sebagai idola mu, sebab dia telah memikirkanmu sejak 1400 tahun yang lalu
saat penghujung usianya.
Sumber :
https://sanggapramana.wordpress.com/2011/02/20/biografi-singkat-nabi-muhammad-saw/
Pustaka : Amirulloh Syarbini & Jumari Haryadi, Dahsyatnya SABAR, SYUKUR, IKHLAS MUHAMMAD SAW
m.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/05/26/m4lylz-inilah-warisan-rasulullah-saw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar