Disusun
oleh: Amandito Pribadi
Judul film : Di Balik
98
Tahun rilis : 15
januari 2015
Suradara : lukman sardi
Produser : Affandi
Abdul Rachman
Genre : Drama
Studio : MNC Pictures
Pemain : Chelsea Islan
(Diana)
Boy wiliam
(Daniel)
Ririen Ekawati
(Salma)
Dony almasyha
(Bagus)
Teuku Rifnu
Wikana
Teuku Rifnu Wikana
Fauzi Baadilah
Orientasi:
Film
dengan judul “Di Balik 98” merupakan sebuah karya produksi MNC Pictures,
sebuah kisah yang mengilas balik peristiwa sejarah di tahun 1998. Kejadian yang
berlangsung pada Mei 1998 ini merupakan satu peristiwa yang tidak akan pernah
dilupakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Masa tersebut adalah masa dimana
kerusuhan terjadi di setiap sudut negeri ini, memaksa presiden yang menjabat
saat itu untuk segera turun tahta, dan tandai dimulainya masa Orde Baru. Namun,
film “Di Balik 98” ini tidak hanya mengisahkan segala bentuk kerusuhan yang
terjadi, namun juga banyak menyisipkan kisah atau cerita tentang nilai-nilai
kemanusiaan yang bisa menjadi bahan renungan kita semua.
Tafsiran:
Film ini mengisahkan tentang seorang
mahasiswi Trisakti bernama Diana (Chelsea Islan), yang berniat untuk menjadi
seorang demonstran. Menurutnya, masa kekuasaan presiden Soeharto sangat perlu
untuk segera diakhiri. Ironisnya, Diana hidup dengan seorang kakak bernama
Salma (Ririn Ekawati) yang bekerja di Istana Negara, dan kakak ipar yang
merupakan seorang Letnan Dua, Angkatan Darat.
Diana memang sejak dulu telah aktif melibatkan diri dalam berbagai gerakan gabungan seluruh mahasiswa Indonesia yang memiliki tujuan sama, yaitu memaksa presiden Soeharta melepaskan jabatannya. Perilaku seperti itu tentu menjadi salah satu momok yang menakutkan bagi masyarakat, sampai suatu ketika, tepatnya pada tanggal 13-14 Mei, peristiwa buruk pun terjadi, dikabarkan empat orang mahasiswa tewas akibat tembakan oleh aparat.
Peristiwa
tersebut membuat kondisi negeri semakin kacau, hingga akhirnya presiden
Soeharto (Amoro Katamsi) mengambil keputusan untuk menghadiri KTT G-15 yang
berlangsung di Kairo. Sementara itu wakil presiden, B.J. Habibie terkejut
dengan peristiwa penembakan mahasiswa Trisakti yang kemudian berakhir dengan
kerusuhan besar.
Diana beserta dengan mahasiswa lainnya pun seketika meluap amarahnya, begitu halnya dengan Bagus, kakak ipar Diana yang merupakan Letnan Dua, Angkatan Darat. Namun Bagus saat itu mengetahui bahwa istrinya sedang mengandung, sehingga Bagus secara terpaksa harus terus mematuhi segala perintah atasan guna menjaga keamanan wilayah pada berbagai titik di Jakarta.
Cerita semakin pelik ketika kekasih Diana, Daniel (Boy William), yang merupakan seorang keturunan Tionghoa ikut terseret dalam kerusuhan tersebut. Ayah beserta dengan adiknya tidak diketahui jejaknya, menghilang tanpa kabar dalam kerusuhan 14 Mei. Daniel pun hampir saja menjadi korban dari orang-orang yang melakukan penyaringan terhadap warga-warga non pribumi.
Evaluasi:
Film “Di Balik 98” ini tidak hanya menitik beratkan pada kisah politik saja, tetapi mengulas juga kisah tentang keluarga dan percintaan, yang dibungkus dengan latar belakang kmekisruhan Mei 1998. Dan mengingat bahwa ini adalah sebuah karya film, maka paradigmanya berbeda dengan peristiwa asli dari kerusuhan Mei ’98. Ada banyak bumbu fiksi yang ditaburkan ke dalam film ini, yang menjadikannya lebih sempurna.
Kejadian 1998 memang masih menyisakan perih hingga saat ini, terutama bagi para korban yang secara langsung merasakan penderitaan tersebut. Namun sang sutradara, berusaha mencoba untuk memaparkan konflik lainnya dalam peristiwa tersebut yang patut untuk diketahui masyarakat.
Rangkuman:
Apabila Anda sama sekali tidak memiliki gambaran mengenai situasi rusuh di tahun 1998, film “Di Balik 98” ini dapat memberikan jawaban bagi Anda. Sebab meskipun kisah dramanya yang cukup menonjol, namun latar belakang politik yang ditampilkan dalam film ini dapat dipercaya demi keutuhan cerita. Satu hal yang tak kalah menariknya adalah bahwa dalam film ini, terdapat pula unsur komedi khususnya ketika tokoh-tokoh politik diperankan oleh actor yang mungkin tidak Anda duga sebelumnya. Ini tentu menjadi satu poin plus bagi karya produksi MNC Pictures.
Diana beserta dengan mahasiswa lainnya pun seketika meluap amarahnya, begitu halnya dengan Bagus, kakak ipar Diana yang merupakan Letnan Dua, Angkatan Darat. Namun Bagus saat itu mengetahui bahwa istrinya sedang mengandung, sehingga Bagus secara terpaksa harus terus mematuhi segala perintah atasan guna menjaga keamanan wilayah pada berbagai titik di Jakarta.
Cerita semakin pelik ketika kekasih Diana, Daniel (Boy William), yang merupakan seorang keturunan Tionghoa ikut terseret dalam kerusuhan tersebut. Ayah beserta dengan adiknya tidak diketahui jejaknya, menghilang tanpa kabar dalam kerusuhan 14 Mei. Daniel pun hampir saja menjadi korban dari orang-orang yang melakukan penyaringan terhadap warga-warga non pribumi.
Evaluasi:
Film “Di Balik 98” ini tidak hanya menitik beratkan pada kisah politik saja, tetapi mengulas juga kisah tentang keluarga dan percintaan, yang dibungkus dengan latar belakang kmekisruhan Mei 1998. Dan mengingat bahwa ini adalah sebuah karya film, maka paradigmanya berbeda dengan peristiwa asli dari kerusuhan Mei ’98. Ada banyak bumbu fiksi yang ditaburkan ke dalam film ini, yang menjadikannya lebih sempurna.
Kejadian 1998 memang masih menyisakan perih hingga saat ini, terutama bagi para korban yang secara langsung merasakan penderitaan tersebut. Namun sang sutradara, berusaha mencoba untuk memaparkan konflik lainnya dalam peristiwa tersebut yang patut untuk diketahui masyarakat.
Rangkuman:
Apabila Anda sama sekali tidak memiliki gambaran mengenai situasi rusuh di tahun 1998, film “Di Balik 98” ini dapat memberikan jawaban bagi Anda. Sebab meskipun kisah dramanya yang cukup menonjol, namun latar belakang politik yang ditampilkan dalam film ini dapat dipercaya demi keutuhan cerita. Satu hal yang tak kalah menariknya adalah bahwa dalam film ini, terdapat pula unsur komedi khususnya ketika tokoh-tokoh politik diperankan oleh actor yang mungkin tidak Anda duga sebelumnya. Ini tentu menjadi satu poin plus bagi karya produksi MNC Pictures.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar