Disusun Oleh, Indriyani Utami
Judul Film : Negeri 5 Menara
Tahun Rilis : 01 Maret 2012
Sutradara : Affandi Abdul Rachman
Pemain : 1) Gazza
Zubizareta sebagai Alif
2) Billy
Sandi sebagai Baso
3) Ernest
Samudra sebagai Said
4) Rizki
Ramdani sebagai Atang
5) Jiofani
Lubis sebagai Raja
6) Aris
Saputra sebagai Dulmajid
1. Orientasi
Negeri 5 Menara adalah sebuah film yang
disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman. Film ini di adaptasi dari sebuah novel
yang berjudul sama karya penulis berbakat Ahmad Fuadi. Film yang disutradarai
oleh Affandi Abdul Rachman ini dibintangi oleh Gazza Zubizareta ,
Billy Sandi, Ernest Samudra, Rizki Ramdani, Jiofani Lubis, dan Aris Saputra. Dalam
film ini diceritakan tentang kisah 6 remaja yang berasal dari suku yang berbeda
tetapi mempunyai tujuan yang sama.
2. Tafsiran Isi 1
Film ini mengisahkan tentang seorang anak remaja yang baru
menyelesaikan pendidikan SMP di kampung halamannya, Maninjau. Niatnya, Alif akan melanjutkan sekolahnya di salah satu SMA di Bandung kemudian
masuk kampus idamannya ITB. Namun semua itu tinggal harapan untuk Alif, karena
amaknya menginginkan Alif untuk masuk Pesantren. Menurut amaknya, sangat
disayangkan apabila Alif prgi ke Jawa tapi tidak belajar ilmu agama. Akhirnya
alif menjadi santri di Pesantren Madani.
3. Tafsiran Isi 2
Saat Alif tiba di Pondok Madani bersama Ayahnya, hatinya semakin
gelisah. Menurunya, disini bukan tempat yang diinginkannya. Apalagi ia harus
mundur setahun untuk kelas adaptasi. Alif menguatkan hati untuk mencoba menjalankan
setidaknya tahun pertama di Pondok Madani ini. Untungnya, ada kelima sahabatnya
yang sukses membuat Alif sedikit nyaman di tengah peraturan yang mengikat dan
kadang terkesan konyol. Mereka dipersatukan oleh hukuman jewer berantai akibat
terlambat datang ke masjid, sehingga membuat Alif berteman dekat dengan Raja
dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan
Baso dari Gowa. Mereka berenam selalu berkumpul di menara masjid
dan menamakan diri mereka Sahibul Menara atau para pemilik menara. Di bawah menara masjid yang menjulang,
mereka berenam sering menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung yang
berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi
negara dan benua impian masing-masing.
4. Tafsiran Isi 3
Adanya Ustadz Salman yang mendadak punya posisi signifikan dengan
keberadaan Alif dan kawan-kawannya. Ustadz Salman selalu tampil heroik ketika
enam sekawan itu berada dalam situasi lemah. Di awal, pengaruh Ustadz Salman
begitu terasa nyata dengan kalimat yang menggugah hati para santrinya dengan
kalimat “Man Jadda Wajada”. Semangat
yang di awal begitu terasa menggugah hati keenam sahabat itu malah luruh begitu
saja justru di saat keenamnya tersebut makin akrab.
5. Tafsiran Isi 4
Namun ditengah keakraban mereka, Baso
siswa asal Gorontalo, mungkin menyisakan sedikit kesan yang berbeda jika
dibandingkan lima tokoh lainnya. Ia tampak sederhana, cerdas, dan bersahaja. Di
balik kesederhanaannya itu, ada sisi yang begitu menyentuh Alif dan kawan-kawan.
Diantaranya Baso sukses meredam emosi-emosi Alif atau teman-teman saat
menemukan perselisihan. Pada saat Baso harus kembali ke kota kelahirannya demi
mengurus neneknya yang sakit keras. Kelima kawannya mengelilinginya dengan
wajah sedih, nyaris berlinang air mata. Baso sebagai orang yang ditangisi
terlihat santai dan tidak menahan beban. Peranannya hanya memberi dampak pada
jalan cerita dan merekatkan tokoh-tokoh lainnya. Kelekatan para tokoh ini yang
akhirnya membangun kehangatan antarpribadi. Awalnya Alif kehilangan arah karena
merasa semangatnya telah kembali ke kampung halamannya. Sehingga Alif
memutuskan untuk pindah ke sekolah umum. Namun, Alif membatalkan rencananya
karena menurutnya dia harus menyelesaikan pendidikannya di Pondok ini. Dia
tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya dan kelima sahabatnya.
6. Tafsiran Isi 5
Momen yang satu per satu terjadi itulah
yang membuat adanya pertemuan rasa nyaman, persahabatan, dan juga nostalgia
ambisi yang dibangun lewat ansambel pemain film ini yang awalnya diambisikan
oleh Baso. Namun karena sosok Baso telah meninggalkan Pondok Madani, maka demi
menghormati harapan si Baso, 5 sahabat lainnya lah yang melanjutkan ambisi
tersebut. Dan hasilnya sangat memuaskan para penonton mereka. Di akhir film
ditampilkan keberhasil mereka berenam berkat kerja keras dan kesungguhan mereka
sesuai dengan prinsip yang mereka jalankan belajar dengan keikhlasan dan
mengamalkan “Man Jadda Wajada”.
7. Evaluasi 1
Film Negeri 5 Menara in ditampilkan
dengan sangat baik. Di film ini ditunjukkan bahwa mereka bertanya-tanya tentang
apa sebenarnya tujuan mereka berada di Pondok Madani, sehingga membakar
semangat mereka untuk terus mencari tujuan mereka dan menggapainya. Dalam film
ini juga menunjukkan keterampilan dan kekompakan antar santri, sehingga siapa
saja yang menontonya akan belajar untuk lebih terampil dan kompak antar sesama
teman ataupun keluarga.
8. Evaluasi 2
Sepanjang film, penonton hanya dihadapkan oleh masalah-masalah
kecil yang tidak berdampak bagi jalan cerita ataupun hubungan antartokoh. Masalah
yang ditampilkan timbul tenggelam seolah tidak penting bagi para tokohnya. Di
samping itu, ada sejumlah masalah kecil yang sebenarnya bisa menjadi penghubung
para tokoh. Saat itulah penantian tersebut memberikan kebosanan dan ritme yang
datar serta tidak memberikan letupan perasaan yang menggebu-gebu. Banyaknya
tokoh dan para pendamping merupakan salah satu alasan dari hilangnya persaan
itu.
9. Rangkuman
Secara keseluruhan, film ini sangat terasa begitu akrab bagi
penonton film Indonesia. Tentunya dengan menginspirasi banyak orang mengenai
persahabatan, keikhlasan, kesungguhan atau pun kerja keras. Apalagi di
Indonesia yang terdiri dari berbagai daerah dan suku yang berbeda sangat cocok
sekali untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan
perbedaan. Selain itu, semangat yang dilandasi oleh keikhlasan, dan kerja keras
dalam film ini dapat memotivasi generasi muda untuk lebih baik menentukan masa
depan yang baik dengan pendidikannya.
Sumber :
http://alfan9990.blogspot.co.id/2015/07/tugas-teks-ulasan-negeri-5-menara.html
(Diakses pada tanggal 18 Mei 2016)
(Diakses pada tanggal 18 Mei 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar