Disusun Oleh : Kamisah
Judul
Film : Perermpuan Berkalung Sorban
Tahun : 2009
Sutradara : Hanung Bramantyo
Pemain : 1. Revalina S. Temat Sebagai Annisa
2. Oka Antara Sebagai Khudori
3. Reza Rahardian Sebagai Samsudin
4. Widyawati Sebagai Ummi Annisa
Orientasi
:
Film Perempuan Berkalung Sorban ini
di sutradarai oleh sutradara terkenal yaitu Hanung Bramantyo. Film ini berkisah
mengenai perjalanan hidup seorang wanita yang memperjuangkan hak-haknya sebagai
perempuan, dimana di dalam film ini tokoh utamanya adalah Revalina S. Temat
yang berperan sebagai Annisa. Film “Perempuan Berkalung Sorban” diadaptasi dari
sebuah novel yang berjudul sama dengan film tersebut yaitu “Perempuan Berkalung
Sorban” karya dari Abidah El Khalieqy.
Tafsiran
1 :
Annisa ketika masih kecil telah
mengalami ketidakadilan gender. Film ini menceritakan tentang seorang wanita,
anak dari seorang Kyai di pesantren yang ingin merubah pandangan sang ayah
mengenai perbedaan derajat seorang wanita dengan laki-laki. Annisa merupakan seorang perempuan yang
cerdas, berani, dan berpendidikan kuat. Ia hidup dan dibesarkan dalam
lingkungan dan tradisi islam konservatif di keluarga Kyai yang mengelola sebuah
pesantren kecil Salafiah Putri Al-Huda di Jawa Timur, Indonesia. Dalam
lingkungan dan tradisi konservatif tersebut ilmu sejati dan benar hanyalah
Al-Qur’an, Hadits, dan Sunnah sedangkan buku-buku modern dianggap sebagai
ajaran yang menyimpang.
Tafsiran
2 :
Dalam pesantren tersebut diajarkan
tentang bagaimana menjadi seorang perempuan yang baik dan patuh pada suami,
sehingga Annisa beranggapan bahwa ajaran islam hanya membela laki-laki dan
menempatkan perempuan dalam posisi sangat lemah dan tak seimbang.
Tafsiran
3 :
Seiring perkembangannya, Annisa
mulai merasa haknya dikecilkan sebagai seorang wanita dibanding saudara
laki-lakinya, ia tidak diizinkan berkuda, ia tidak diizinkan berbicara dan
mengemukakan pendapatnya, ia harus diam saat di meja makan dan masih banyak lagi
perlakuan berbeda yang diterima oleh Annisa dari orang tuanya sendiri. Ia sudah
lama menyampaikan protesnya tetapi tidak
ada yang mau mendengarkannya, hanya ada satu orang yang dapat mengerti Annisa
yaitu Khudori yang merupakan paman Annisa dari pihak ibunya.
Tafsiran
4 :
Setelah Annisa beranjak dewasa,
Annisa diam-diam mendaftarkan kuliah ke Yogyakarta dan diterima. Namun, sang
ayah tidak menyetujui dengan alasan bisa menimbulkan fitnah jika seorang
perempuan belum menikah tinggal jauh
dari orang tua. Akhirnya Annisa dinikahkan dengan Samsudin, anak dari
seorang Kyai Pesantren Sulaf Besar di Jawa Timur. Meskipun hati Annisa
memberontak, tetapi pernikahan itu tetap dilaksanakan, namun kenyataannya
Samsudin yang berperangai kasar dan ringan tangan itu menikah lagi dengan
Kalsum.
Tafsiran
5 :
Film “Perempuan Berkalung Sorban”
ini diperankan penuh dengan penghayatan yang mengena oleh masing-masing pemain
yang memerankan film tersebut. Ekspresi yang dimunculkan Annisa mampu mengisyaratkan adanya ketersiksaan
yang mendalam, sehingga mampu membuat penonton terbawa suasana.
Tafsiran
6 :
Film “Perempuan Berkalung Sorban”
ini seharusnya tidak diperlihatkan atau ditampakkan adegan kekerasan dan
penuturan kata yang kurang baik yang diperankan oleh Samsudin, tidak seharusnya adegan tersebut diperlihatkan
atau ditontonkan kepada masyarakat pesantren Al-Huda.
Evaluasi
:
Dalam film “Perempuan Berkalung
Sorban” konsep yang digunakan cukup baik, tempat yang dipilih untuk melakukan
adeganpun sangat mendukung. Dimana menceritakan tentang perjuangan
mempertahankan hak-hak seorang wanita yang hidup dalam lingkungan pesantren.
Namun, dalam film tersebut banyak adegan yang tidak patut untuk ditampilkan
dalam film tersebut.
Rangkuman
:
Film “Perempuan Berkalung Sorban”
ini mengajak kita untuk memperjuangkan hak-hak para kaum hawa yang sejatinya
dianggap kaum yang lemah, dalam film ini kita diajak untuk menegakkan
emansipasi wanita agar harga diri seorang wanita tidak diabaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar