Disusun
oleh:
Novi Yana
Film : Laskar Pelangi
Tahun Rilis :
2008
Sutradara :
Riri Riza
Pemain :1. Ikal
yang diperankan oleh Zulfani
2. Lintang yang diperankan oleh
Ferdian
3. Mahar yang
diperankan oleh Veris Yamarno
4. Kucai yang
diperankan oleh Yogi Nugraha
5. Syahdan yang
diperankan oleh M. Syukur Ramadan
6. A Kiong yang
diperankan oleh Suhendri
7. Borek yang diperankan oleh
Febriansyah
8. Trapani yang
diperankan oleh Suharyadi
9. Harun yang
diperankan oleh Jefry Yanuar
10. Sahara yang
diperankan oleh Dewi Ratih Ayu
11. Flo yang diperankan
oleh Marcella
12. Ibu Muslimah yang
diperankan oleh Cut Mini
13. Pak Harfan yang
diperankan oleh Ikranagara
14. Ikal Dewasa yang
diperankan oleh Lukman Sardi
15. Lintang Dewasa yang
diperankan oleh Ario Bayu
Orientasi
1 :
Film "Laskar Pelangi" ini adalah film asal
Indonesia bergenre Romance - Edukasi yang dirilis pada tahun 2008 dan
diproduksi oleh Films Miles yang digarap oleh sutradara Riri Riza.
Skenario film ini ditulis oleh Salman Aristo dibantu oleh Riri Riza dan Mira
Lesmana sebagai produser. Film ini merupakan hasil adaptasi novel pertama karya
Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005 dengan
judul yang sama, film ini berdurasi selama 125 menit.
Orientasi
2 :
Film ini berlatar belakang di Desa Gantung,
Belintung Timur. Kisah ini menceritakan tentang sebuah sekolah yaitu SD
Muhammadiyah yang terancam akan ditutup apabila pada tahun ajaran baru tidak
mendapatkan 10 siswa baru. Pada masa pembukaan sekolah, Pak Harfan kepala
sekolah dengan haru biru berpidato untuk mengumumkan penutupan sekolah lantaran
hanya ada 9 anak yang mendaftar. Namun pada saat masa kritis tersebut,
datanglah sosok Harun yang memiliki keterbatasan bersama dengan ibunya untuk
mendaftar sekaligus menyelamatkan sekolah yang hampir ditutup.
Sepuluh anak tersebut belajar bersama sejak kelas 1
SD hingga 3 SMP dan menamakan diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Berada di
sekolah yang serba terbatas tidak membuat anggota Laskar Pelangi merasa
terpuruk, justru mereka lebih termotivasi untuk melakukan segala hal dengan
lebih baik. Di akhir cerita ada karakter tambahan yang menjadi anggota tambahan
Laskar Pelangi yaitu, Flo.
Tafsiran
1 :
Cerita ini bermula saat anggota Laskar Pelangi
dipilihkan tempat duduk untuk belajar, kemudian ada juga kisah pertemuan mereka
dengan Pak Harfan, kisah lucu anak-anak saat mengenalkan dirinya di depan
kelas. Ada lagi saat masa-masa pemilihan ketua kelas yang menuai protes keras
dari Kucai, ditemukannya bakat yang luar biasa dari Mahar, kisah cinta pertama
Ikal, hingga kisah inspiratif dari sosok Lintang yang harus melamapui jarak 80
km untuk bersekolah.
Namun, kisah
10 sahabat ini harus berakhir saat ayah Lintang meninggal dunia dan membuatnya
harus putus sekolah. Haru biru mewarnai perpisahan Lintang dengan
teman-temannya. Setelah 12 tahun kemudian sosok Ikal yang sudah merantau dan
berjuang di kota orang mulai melakukan perjalanan unutk kembali ke Belitung,
pulau kelahirannya.
Tafsiran
2 :
Film "Laskar Pelangi" menyampaikan ajaran moral
untuk semua orang yang menonton film tersebut, dalam mewujudkan cita-cita dan
mimpi yang diharapkan perlu adanya perjuangan, kegigihan serta kerja keras
dalam meraih mimpi tersebut. Selalu berusaha dan penuh keyakinan dapat meraih
mimpi tersebut tanpa putus asa dan tidak mengeluh terus-menerus disaat serba
keterbatasan berada di sekelilingnya. Disaat sedang ada ujian bangunan SD
Muhammadiyah tidak layak untuk dipakai sehingga mengharuskan mereka menumpang
pada sekolah yang semua warga sekolahnya adalah dari kalangan atas, tidak
sedikit cemoohan yang mereka dapat dari
siswa-siswi tersebut mengenai pakaian dan alat tulis yang dipakainya pada saat
itu. Tetapi karena kegigihannya mereka dapat membuktikan bahwa ekonomi yang
serba keterbatasan tidak membuat mereka putus asa dan menyerah melainkan
membuat mereka menjadi termotivasi untuk mendapatkan nilai terbaik. Perjuangan Lintang
yang harus melampaui jarak 80 km untuk bersekolah dan kedatangannya yang
terlambat saat cerdas cermat karena perjalanannya terhalang oleh buaya tetapi
dapat membuktikan dengan kemenangnnya pada saat itu. Lalu pada adegan lainnya seperti
saat murid menjemur kapur tulis yang basah agar proses pembelajaran dapat berlangsung,
tentunya hal ini akan menggugah hati para penonton.
Tafsiran
3 :
Film ”Laskar Pelangi” berbeda dengan kebanyakan ,
film Laskar Pelangi lebih menonjolkan sisi semangat anak-anak dalam menggapai
cita-citanya dalam kesederhanaan. Perbedaan yang ada diantara mereka justru
menjadi warna dalam persahabatan. Film Laskar Pelangi juga jauh dari aroma percintaan.
Penokohan dalam film Laskar Pelangi benar-benar sangat professional. Film ini
juga mengisahkan bagaimana usaha Lintang yang harus menempuh jarak hingga 80km
untuk tiba di sekolah dari rumahnya. Tokoh Harun yang memerankan anak yang
tidak normal sangatlah bagus, sehingga menarik perhatian banyak penikmat film.
Kepolosan, keluguan, dan kecerdikan anak-anak yang hidup dalah keterbatasan
membuat daya tarik sendiri bagi penonton saat menonton film tersebut. Kehidupan
Laskar Pelangi diwarnai dengan kesenagan, kesediahan, sengat dan kebersamaan. Pada
akhir cerita dikisahkan 12 Tahun kemudian atau setelah mereka semua dewasa. Kesuksesan
mereka membuat semua guru dan Desa Gantung menjadi bangga.
Tafsiran
4 :
Nama Laskar Pelangi diberikan oleh salah satu guru mereka
yang bernama Bu Muslimah. Ibu Muslimah memberikan nama Laskar Pelangi karena kesukaan
mereka kepada Pelangi dan semangat merak untuk bersekolah demi meraih cita-cita
mereka yang sangat tinggi. Dengan nama itu mereka menjadi semakin bersemangat untuk
menjadi orang sukses. Banyak hal yang telah dilakukan oleh mereka dan berhasil mengharumkan
nama desa mereka. Seperti Lintang yang memenangkan lomba cerdas cermat, Mahar yang
memenangkan lomba karnaval 17 Agustus dan
lain sebagainya.
Tafsiran
5 :
Sasaran penonton untuk film ini adalah semua umur
karena ceritanya yang inspiratif dan banyak mengandung pesan moral yang dapat
diambil dari film tersebut dan tidak mengandung kekerasan serta sensual dalam
film tersebut.
Evaluasi
1 :
Banyak adegan
di dalam film ini yang bisa mengundang tawa penonton dan pembaca novel,
misalnya saat adegan Ikal jatuh cinta yang membuatnya selalu berbunga-bunga
saat melihat pujaan hati. Ada pula sosok Mahar yang menyanyikan lagu bunga
seroja dengan diiringi tarian dari anak-anak laskar pelangi untuk menghibur
Ikal. Ketegangan juga dapat dirasakan saat menampilkan adegan lomba cerdas
cermat, karena sosok Lintang yang telat akibat terhalang buaya di perjalanan. Kelebihan
dari film ini adalah setting tempatnya yaitu Pulau Belitung yang digambarkan
dengan sangat rapi. Selain itu gambaran dari masing-masing tokoh yang
diceritakan dengan unik juga mewarnai alur film ini dan para pemain yang
dipilih merupakan anak – anak asli Belitung, sebuah daerah yang menjadi latar
dari novel aslinya. Mereka memerankan tokoh – tokoh yang ada di cerita
tersebut, seperti Ikal, diperankan oleh Zulfani, Lintang diperankan oleh
Ferdian, Mahar diperankan oleh Veris Yamarno, dan begitu juga dengan tokoh –
tokoh lainnya. Dengan dipilihnya anak-anak asli Belitung ini memberikan kesan
yang mendalam karena kemampuan mereka dalam berakting yang sangat natural dan
juga didukung oleh gaya dan logat mereka yang merupakan penduduk asli. Terlebih
lagi, latar tempat film ini dikemas dengan sangat cantik, yaitu dengan
mempertontonkan keindahan Pulau Belitung dengan latar waktu beberapa tahun
silam, sehingga bisa menjadi bagian dari promosi pariwisata daerah ini yang
merupakan daerah yang baru berkembang. Oleh karena itu, menurut gamepos.id film
ini layak disebut sebagai salah satu film terbaik dan cocok dijadikan tayangan
bersama keluarga atau bersama teman.
Evaluasi
2 :
Namun ada
juga kekurangan dari film ini yang biasa terjadi saat film diangkat dari sebuah
novel, yakni ada beberapa bagian dari novel yang tidak ditayangkan di film. Contohnya
saat adegan karnaval tidak terlalu “heboh”, padahal pada bukunya, pembaca dapat
menggambarkan dengan jelas “kehebohan” yang terjadi. Hal ini karena pemerannya
hanya 10 orang, padahal menurut buku itu dilakukan juga oleh siswa-siswa lain
selain 10 orang ini. Efek buah yang menyebabkan gatal juga tidak tampak sama
sekali, hanya muncul dari amukan Syahdan ke Mahar setelah acara selesai dan adegan
Tuk Bayan Bula sangat hambar, tidak ada efek mereka susah payah kesana, padahal
disampaikan mereka sampai melawan badai yang amat kuat, lha baju aja masih
kering kok. Akibat pemilihan lokasi film yang kebanyakan diambil di luar
ruangan, efek gambar dan suara yang dihasilkan sedikit tidak jelas. Namun
secara keseluruhan, film ini sangat bagus. Setelah pemutaran perdananya,
banyaknya penonton yang terpikat dengan film ini karena isi ceritanya yang
memberikan nuansa lain pada film Indonesia yang kebanyakan sedang menggandrungi
film horor. Terbukti dengan jumlah penonton pada saat film ini ditayangkan
sejumlah 4.631.841 penonton. Disamping itu, ceritanya juga menarik karena
didukung oleh kemampuan para aktor dan aktrisnya yang sangat baik. Film
sepanjang 2 jam 5 menit yang memakan ongkos Rp 8 miliar, melibatkan belasan
pemain asli Belitung dan belasan aktor dan aktris terkemuka, akan bisa
dinikmati di bioskop mulai pekan ini. Setelah sutradara Riri Riza dihinggapi
puluhan sariawan karena senewen, dan produser Mira Lesmana digenjot migrain tak
berkesudahan, film yang baru saja diproses di Bangkok, Thailand, ini akhirnya
aman tiba di Jakarta.
Rangkuman
:
Film ini menceritakan sebuah kisah 10 orang sahabat.
Mereka bersekolah di sebuah sekolah kecil SD Muhammadiyah di Pulau Belitung.
Pada awalnya sekolah tersebut terancam ditutup karena mimimnya siswa yang
belajar. Namun, berkat kegigihan dan keinginan yang kuat dari kesepuluh anak
tersebut sekolah tersebut tidak jadi ditutup. Hal ini juga berkat perjuangan
seorang guru yang sangat baik, yaitu Bu
Muslimah yang diperankan oleh Cut Mini dan Pak Harfan yang diperankan dengan
baik oleh Ikranagara. Selain menceritakan kisah persahabatan, Film ini juga
menyuguhkan cerita emosional, mengenai Lintang, seorang anak miskin yang sangat
pintar. Namun, harus bekerja keras demi bertahan hidup untuk adik-adiknya
setelah ayahnya meninggal dunia di lautan. Perjuangannya untuk berangkat
sekolah yang jaraknya melampaui 80 km. Kegigihan dan usahanya untuk mengikuti
cerdas cermat yang pada saat itu kedatangannya terlambat karena terhalang oleh
buaya.
Pada film ini sangat menegaskan pesan moral yang
dapat kita ambil dari cerita tersebut yaitu, perjuangan dan kegigihan serta
kerja keras dalam menuntut ilmu disaat seerba keterbatasan berada di
sekelilingnya demi tercapainya cita-cita dan mimpi yang diharapkan. Salah satu
petuah yang paling ditekankan oleh Pak Harfan adalah “Jangan terlalu banyak
meminta, tetapi berusahalah untuk memberi sebanyak-banyaknya”.
Oleh karena itu, film ini layak disebut sebagai
salah satu film terbaik Indonesia sepanjang masa. Meskipun film ini diproduksi
pada tahun 2008, Laskar Pelangi masih layak untuk ditonton kapanpun secara
berulang-ulang. Film ini juga dapat ditonton oleh semua umur karena tidak ada
satupun adegan kekerasan atau sensual. Diharapkan di waktu mendatang, semakin
banyak produser – produser film Indonesia yang termotivasi untuk membuat film
dengan kualitas yang sama, bahkan bisa melebihi film Laskar Pelangi.
Sumber :
Diakses pada 16 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar