Follow Us @literasi_smkn23jkt

Rabu, 17 Mei 2017

Perjuangan Meraih Mimpi dari film "Laskar Pelangi"



Disusun oleh:
Novi Yana



 Film                : Laskar Pelangi
Tahun Rilis      : 2008
Sutradara         : Riri Riza
Pemain            :1. Ikal yang diperankan oleh Zulfani
2. Lintang yang diperankan oleh Ferdian
3. Mahar yang diperankan oleh Veris Yamarno
4. Kucai yang diperankan oleh Yogi Nugraha
5. Syahdan yang diperankan oleh M. Syukur Ramadan
6. A Kiong yang diperankan oleh Suhendri
7. Borek yang diperankan oleh Febriansyah
8. Trapani yang diperankan oleh Suharyadi
9. Harun yang diperankan oleh Jefry Yanuar
10. Sahara yang diperankan oleh Dewi Ratih Ayu
11. Flo yang diperankan oleh Marcella
12. Ibu Muslimah yang diperankan oleh Cut Mini
13. Pak Harfan yang diperankan oleh Ikranagara
14. Ikal Dewasa yang diperankan oleh Lukman Sardi
15. Lintang Dewasa yang diperankan oleh Ario Bayu

Orientasi 1 :
Film "Laskar Pelangi" ini adalah film asal Indonesia bergenre Romance - Edukasi yang dirilis pada tahun 2008 dan diproduksi oleh Films Miles yang digarap oleh sutradara Riri Riza. Skenario film ini ditulis oleh Salman Aristo dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana sebagai produser. Film ini merupakan hasil adaptasi novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005 dengan judul yang sama, film ini berdurasi selama 125 menit.

Orientasi 2 :
Film ini berlatar belakang di Desa Gantung, Belintung Timur. Kisah ini menceritakan tentang sebuah sekolah yaitu SD Muhammadiyah yang terancam akan ditutup apabila pada tahun ajaran baru tidak mendapatkan 10 siswa baru. Pada masa pembukaan sekolah, Pak Harfan kepala sekolah dengan haru biru berpidato untuk mengumumkan penutupan sekolah lantaran hanya ada 9 anak yang mendaftar. Namun pada saat masa kritis tersebut, datanglah sosok Harun yang memiliki keterbatasan bersama dengan ibunya untuk mendaftar sekaligus menyelamatkan sekolah yang hampir ditutup.
Sepuluh anak tersebut belajar bersama sejak kelas 1 SD hingga 3 SMP dan menamakan diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Berada di sekolah yang serba terbatas tidak membuat anggota Laskar Pelangi merasa terpuruk, justru mereka lebih termotivasi untuk melakukan segala hal dengan lebih baik. Di akhir cerita ada karakter tambahan yang menjadi anggota tambahan Laskar Pelangi yaitu, Flo.

Tafsiran 1 :
Cerita ini bermula saat anggota Laskar Pelangi dipilihkan tempat duduk untuk belajar, kemudian ada juga kisah pertemuan mereka dengan Pak Harfan, kisah lucu anak-anak saat mengenalkan dirinya di depan kelas. Ada lagi saat masa-masa pemilihan ketua kelas yang menuai protes keras dari Kucai, ditemukannya bakat yang luar biasa dari Mahar, kisah cinta pertama Ikal, hingga kisah inspiratif dari sosok Lintang yang harus melamapui jarak 80 km untuk bersekolah.
Namun,  kisah 10 sahabat ini harus berakhir saat ayah Lintang meninggal dunia dan membuatnya harus putus sekolah. Haru biru mewarnai perpisahan Lintang dengan teman-temannya. Setelah 12 tahun kemudian sosok Ikal yang sudah merantau dan berjuang di kota orang mulai melakukan perjalanan unutk kembali ke Belitung, pulau kelahirannya.

Tafsiran 2 :
Film "Laskar Pelangi" menyampaikan ajaran moral untuk semua orang yang menonton film tersebut, dalam mewujudkan cita-cita dan mimpi yang diharapkan perlu adanya perjuangan, kegigihan serta kerja keras dalam meraih mimpi tersebut. Selalu berusaha dan penuh keyakinan dapat meraih mimpi tersebut tanpa putus asa dan tidak mengeluh terus-menerus disaat serba keterbatasan berada di sekelilingnya. Disaat sedang ada ujian bangunan SD Muhammadiyah tidak layak untuk dipakai sehingga mengharuskan mereka menumpang pada sekolah yang semua warga sekolahnya adalah dari kalangan atas, tidak sedikit cemoohan yang mereka dapat  dari siswa-siswi tersebut mengenai pakaian dan alat tulis yang dipakainya pada saat itu. Tetapi karena kegigihannya mereka dapat membuktikan bahwa ekonomi yang serba keterbatasan tidak membuat mereka putus asa dan menyerah melainkan membuat mereka menjadi termotivasi untuk mendapatkan nilai terbaik. Perjuangan Lintang yang harus melampaui jarak 80 km untuk bersekolah dan kedatangannya yang terlambat saat cerdas cermat karena perjalanannya terhalang oleh buaya tetapi dapat membuktikan dengan kemenangnnya pada saat itu. Lalu pada adegan lainnya seperti saat murid menjemur kapur tulis yang basah agar proses pembelajaran dapat berlangsung, tentunya hal ini akan menggugah hati para penonton. 

Tafsiran 3 :
Film ”Laskar Pelangi” berbeda dengan kebanyakan , film Laskar Pelangi lebih menonjolkan sisi semangat anak-anak dalam menggapai cita-citanya dalam kesederhanaan. Perbedaan yang ada diantara mereka justru menjadi warna dalam persahabatan. Film Laskar Pelangi juga jauh dari aroma percintaan. Penokohan dalam film Laskar Pelangi benar-benar sangat professional. Film ini juga mengisahkan bagaimana usaha Lintang yang harus menempuh jarak hingga 80km untuk tiba di sekolah dari rumahnya. Tokoh Harun yang memerankan anak yang tidak normal sangatlah bagus, sehingga menarik perhatian banyak penikmat film. Kepolosan, keluguan, dan kecerdikan anak-anak yang hidup dalah keterbatasan membuat daya tarik sendiri bagi penonton saat menonton film tersebut. Kehidupan Laskar Pelangi diwarnai dengan kesenagan, kesediahan, sengat dan kebersamaan. Pada akhir cerita dikisahkan 12 Tahun kemudian atau setelah mereka semua dewasa. Kesuksesan mereka membuat semua guru dan Desa Gantung menjadi bangga.

Tafsiran 4 :
Nama Laskar Pelangi diberikan oleh salah satu guru mereka yang bernama Bu Muslimah. Ibu Muslimah memberikan nama Laskar Pelangi karena kesukaan mereka kepada Pelangi dan semangat merak untuk bersekolah demi meraih cita-cita mereka yang sangat tinggi. Dengan nama itu mereka menjadi semakin bersemangat untuk menjadi orang sukses. Banyak hal yang telah dilakukan oleh mereka dan berhasil mengharumkan nama desa mereka. Seperti Lintang yang memenangkan lomba cerdas cermat, Mahar yang memenangkan lomba karnaval 17 Agustus  dan lain sebagainya. 

Tafsiran 5 :
Sasaran penonton untuk film ini adalah semua umur karena ceritanya yang inspiratif dan banyak mengandung pesan moral yang dapat diambil dari film tersebut dan tidak mengandung kekerasan serta sensual dalam film tersebut.

Evaluasi 1 :
Banyak adegan di dalam film ini yang bisa mengundang tawa penonton dan pembaca novel, misalnya saat adegan Ikal jatuh cinta yang membuatnya selalu berbunga-bunga saat melihat pujaan hati. Ada pula sosok Mahar yang menyanyikan lagu bunga seroja dengan diiringi tarian dari anak-anak laskar pelangi untuk menghibur Ikal. Ketegangan juga dapat dirasakan saat menampilkan adegan lomba cerdas cermat, karena sosok Lintang yang telat akibat terhalang buaya di perjalanan. Kelebihan dari film ini adalah setting tempatnya yaitu Pulau Belitung yang digambarkan dengan sangat rapi. Selain itu gambaran dari masing-masing tokoh yang diceritakan dengan unik juga mewarnai alur film ini dan para pemain yang dipilih merupakan anak – anak asli Belitung, sebuah daerah yang menjadi latar dari novel aslinya. Mereka memerankan tokoh – tokoh yang ada di cerita tersebut, seperti Ikal, diperankan oleh Zulfani, Lintang diperankan oleh Ferdian, Mahar diperankan oleh Veris Yamarno, dan begitu juga dengan tokoh – tokoh lainnya. Dengan dipilihnya anak-anak asli Belitung ini memberikan kesan yang mendalam karena kemampuan mereka dalam berakting yang sangat natural dan juga didukung oleh gaya dan logat mereka yang merupakan penduduk asli. Terlebih lagi, latar tempat film ini dikemas dengan sangat cantik, yaitu dengan mempertontonkan keindahan Pulau Belitung dengan latar waktu beberapa tahun silam, sehingga bisa menjadi bagian dari promosi pariwisata daerah ini yang merupakan daerah yang baru berkembang. Oleh karena itu, menurut gamepos.id film ini layak disebut sebagai salah satu film terbaik dan cocok dijadikan tayangan bersama keluarga atau bersama teman.

Evaluasi 2 :
Namun ada juga kekurangan dari film ini yang biasa terjadi saat film diangkat dari sebuah novel, yakni ada beberapa bagian dari novel yang tidak ditayangkan di film. Contohnya saat adegan karnaval tidak terlalu “heboh”, padahal pada bukunya, pembaca dapat menggambarkan dengan jelas “kehebohan” yang terjadi. Hal ini karena pemerannya hanya 10 orang, padahal menurut buku itu dilakukan juga oleh siswa-siswa lain selain 10 orang ini. Efek buah yang menyebabkan gatal juga tidak tampak sama sekali, hanya muncul dari amukan Syahdan ke Mahar setelah acara selesai dan adegan Tuk Bayan Bula sangat hambar, tidak ada efek mereka susah payah kesana, padahal disampaikan mereka sampai melawan badai yang amat kuat, lha baju aja masih kering kok. Akibat pemilihan lokasi film yang kebanyakan diambil di luar ruangan, efek gambar dan suara yang dihasilkan sedikit tidak jelas. Namun secara keseluruhan, film ini sangat bagus. Setelah pemutaran perdananya, banyaknya penonton yang terpikat dengan film ini karena isi ceritanya yang memberikan nuansa lain pada film Indonesia yang kebanyakan sedang menggandrungi film horor. Terbukti dengan jumlah penonton pada saat film ini ditayangkan sejumlah 4.631.841 penonton. Disamping itu, ceritanya juga menarik karena didukung oleh kemampuan para aktor dan aktrisnya yang sangat baik. Film sepanjang 2 jam 5 menit yang memakan ongkos Rp 8 miliar, melibatkan belasan pemain asli Belitung dan belasan aktor dan aktris terkemuka, akan bisa dinikmati di bioskop mulai pekan ini. Setelah sutradara Riri Riza dihinggapi puluhan sariawan karena senewen, dan produser Mira Lesmana digenjot migrain tak berkesudahan, film yang baru saja diproses di Bangkok, Thailand, ini akhirnya aman tiba di Jakarta.
 
Rangkuman :
Film ini menceritakan sebuah kisah 10 orang sahabat. Mereka bersekolah di sebuah sekolah kecil SD Muhammadiyah di Pulau Belitung. Pada awalnya sekolah tersebut terancam ditutup karena mimimnya siswa yang belajar. Namun, berkat kegigihan dan keinginan yang kuat dari kesepuluh anak tersebut sekolah tersebut tidak jadi ditutup. Hal ini juga berkat perjuangan seorang guru yang sangat baik, yaitu  Bu Muslimah yang diperankan oleh Cut Mini dan Pak Harfan yang diperankan dengan baik oleh Ikranagara. Selain menceritakan kisah persahabatan, Film ini juga menyuguhkan cerita emosional, mengenai Lintang, seorang anak miskin yang sangat pintar. Namun, harus bekerja keras demi bertahan hidup untuk adik-adiknya setelah ayahnya meninggal dunia di lautan. Perjuangannya untuk berangkat sekolah yang jaraknya melampaui 80 km. Kegigihan dan usahanya untuk mengikuti cerdas cermat yang pada saat itu kedatangannya terlambat karena terhalang oleh buaya.
Pada film ini sangat menegaskan pesan moral yang dapat kita ambil dari cerita tersebut yaitu, perjuangan dan kegigihan serta kerja keras dalam menuntut ilmu disaat seerba keterbatasan berada di sekelilingnya demi tercapainya cita-cita dan mimpi yang diharapkan. Salah satu petuah yang paling ditekankan oleh Pak Harfan adalah “Jangan terlalu banyak meminta, tetapi berusahalah untuk memberi sebanyak-banyaknya”.
Oleh karena itu, film ini layak disebut sebagai salah satu film terbaik Indonesia sepanjang masa. Meskipun film ini diproduksi pada tahun 2008, Laskar Pelangi masih layak untuk ditonton kapanpun secara berulang-ulang. Film ini juga dapat ditonton oleh semua umur karena tidak ada satupun adegan kekerasan atau sensual. Diharapkan di waktu mendatang, semakin banyak produser – produser film Indonesia yang termotivasi untuk membuat film dengan kualitas yang sama, bahkan bisa melebihi film Laskar Pelangi.

Sumber :

Diakses pada 16 Mei 2017 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar