Disusun oleh : Tri Utami
JUDUL/FILM : IQRO
TAHUN : 26 Januari 2017
SUTRADARA : IQBAL AL FAJRI
PEMAIN : 1. Aisha Nurra Datau (Aqila)
2. Mike Lucock (Bang codet)
3. Cok Simbara (Opa)
4. Neno Warisman (Oma)
5. Raihan Khan (Faudzi)
Orientasi 1
Sebuah karya anak bangsa ‘Iqro’, film yang bergenre drama religi, adaptasi dari sebuah drama, ber rumah produksi film di bawah manajemen masjid salman ITB, Salman film academy, film ini di rilis pada tanggal 26 Januari 2017 yang berdurasi waktu nya 97 menit.
Orientasi 2
Kisah ini merupakan sebutan dari sebuah karya yang berjudul “Petualangan Meraih Bintang”. Yang diperan oleh Aisha Nurra Datau sebagai tokoh utama Aqila, Cok Simbara sebagai kakek dari Aqila. Cerita ini mengambil setting di Peneropongan Bintang Bosscha, lembang, bandung, film ini menceritakan tentang Aqila yang berumur 9 tahun yang meminjam teropong Bosscha untuk melaksanakan tugas nya di sekolah. Berawal pada dua tokoh utama yang memenuhi hubungan film. Film ini di mulai tokoh pertama Aqila (Aisha Nurra Datau) seorang murid sekolah dasar yang memiliki ktertarikan tinggi terhadap sains namun tidak pandai mengaji. Tokoh kedua nya kakek Aqila, Prof Wibowo (Cok Simbara) yang berprofesi sebagai astronom dan tinggal di pusat Peneropongan Bintang Bosscha.
Tafsiran 1
Dari film ini masalah bermula pada saat keduanya bersinggungan. Aqila bermaksud membuta tugas sekolahnya yang berhubungan dengan astronomi yakni ingin melakukan peneropongan Pluto (yang bukan planet lagi) langsung dari Bosscha. Kakenya mengizinkan dengan satu syarat Aqila harus pandai mengaji. Dalam perjalanannya Aqila pun belajar ngaji di pesantren kilat yang di pimpin oleh Kak Raudhah (Adhitya Putri) dalam waktu singkat Aqila pun belajar mengaji. Fokus ini pun di tambahi dengan salah satu anak lokal yang bernama Fauzi (Raihan Khan) yang usil dan jail. Berkali-kali Aqila dan anak pesantren lainnya selalu di jailin oleh Fauzi. Konflik di sisi lain juga dialami oleh Prof Wibowo yang hidup nya selalu di temani istri setia nya mengalami konflik sendiri dengan Bosscha. Ada hotel yang di bangun 200 meter di dekat Bosscha yang pasti nya menggangu pengamatan di Bosscha. Sedari awal konflik ini muncul, kalau memang itu tanah negara, masa ingin membangun perusahaan pengembangan yang tidak dapat izin dari pemerintah. Lalu observatorium Bosscha teramat teramcam akibat pembangunan hotel ilegal, sebab cahaya lampua akan menghalangi kemampuan teropong melihat bintang di langit. Tak lama Bosscha pun di tutup oleh pemerintah, mendengar hal tersebut Aqila yang sudah pandai mengaji terliat murung. Semangat nya untuk meneropong Pluto di Bosscha pun lenyap.
Tafsiran 2
Dalam film ini yang berkonflik Aqila tidak bisa mengaji akhir nya Aqila di ajak oleh salah satu anak dari seorang pembantu yang bernama Ros (Adhitya Putri) Ros mengajak Aqila bermain dan mengaji di sebuah masjid. Di masjid inilah Aqila belajar mengaji dan membaca alqur’an dengan metode ‘Iqro’. Lalu tentang Observatorium Bosscha, Aqila, Opa, dan Oma segera berdoa agar lekas diberikan yang terbaik oleh Allah swt. Benar, memang tak lama kemudian Bossccha kembali di buka atas izin pemerintah dan pembangunan hotel di hentikan. Akhirnya pada suatu malam, warga sekitaran Bosscha pun sepakat untuk memadamkan lampunya selama beberapa jam agar memaksimalkan kemampuan penglihatan teropongnya ke langit malam.
Tafsiran 3
Makna dari film ini pada malam itu, Aqila akhirnya dapat melihat dengan jelas Pluto melalui teropong di Observatorium Bosscha. Dan Aqila berhasil belajar mengaji dan ia ikut dalam sebuah lomba bersama Faudzi. Tetapi di perlombaan itu yang berhasil menang dan menjuarai membaca al qur’an ialah Faudzi menang juara 1. Dan Aqila terlihat bersedih karena ia tidak menjuari perlombaan itu, tetapi Opa nya terlihat senang melihat Aqila akhir nya bisa belajar membaca al qur’an tentang “Iqro” yang artinya Bacalah.
Tafsiran 4
Dari film “Petualangan Meraih Bintang” sikap moral yang harus di sarankan kepada penonton adalah Berdoa. Aqila ingin meneropong Pluto dari Observatorium Bosscha. Tetapi pada suatu hari Aqila mendengar bahwa Bosscha akan di tutup, tetapi Aqila, Opa, dan Oma berdoa agar Allah swt memberikan yang terbaik lagi.
Tafsiran 5
Dari film “Petualangan Meraih Bintang” film ini cukup layak ditonton untuk kalangan remaja dan anak-anak. Penggunaan bahasa juga mudah di mengerti oleh anak-anak dan film ini cocok untuk ditonton di berbagai kalangan, karena yang dapat di ambil adalah bahwa dengan belajar al qur’an kita dapat dengan mudah menggapai apa yang di inginkan oleh Aqila. Dan jangan lupa juga untuk mengingat Allah dan membaca al qur’an di kala kita sedih, seperti apa yang di lakukan oleh Faudzi yang selalu menjalankan ibadah sholat dan selalu membaca al qur’an.
Evaluasi 1
Film ini sangatlah bagus untuk di tonton oleh remaja dan anak-anak karena banyak mengajari untuk lebih belajar mengaji dari pada bermain handphone. Film ini juga mengajarkan kita untuk terus mengaji yang tertulis dalam ayat “Iqro” yang artinya Bacalah. Seperti dan di perankan oleh Aqila yang dulu nya ia sangat malas untuk belajar atau menghafal al qur’an, tetapi semenjak ia tinggal bersama Opa nya ia akhir nya di ajak oleh anak dari pembantunya
Evaluasi 2
Sebagai sebuah film/drama religi, tidak banyak disumbangkan oleh lagu-lagu yang dinyanyikan. Film lebih banyak mengandung tentang religi untuk para anak-anak. Tetapi menurut saya film ini ada di beberapa adegan yang pemainnya tidak menjiwai peran tesebut. Seperti dan di perankan Faudzi yang dapat peran sebagai anak jail yang suka menjaili Aqila dalam belajar al qur’an, Faudzi kurang menjiwai peran tersebut.
Rangkuman
Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film “Petualangan Meraih Bintang” memungkinkan kita rajin belajar membaca al qur’an. Film ini memfokuskan seorang anak yang ingin meneropong planet Pluto di Observatorium Bosscha. Tapi ada satu permasalahan di tutupnya Bosscha yang pada akhirnya membuat Aqila sedih. Pada suatu hari Bosscha akhir nya di buka kembali oleh pemerintah. Pada akhir nya Aqila akan segera meneropong planet Pluto di sebuah Observatorium Bosscha. Film ini bercerita tentang pentingnya mencintai al qur’an sejak dini sebagai dasar bagi perkembangan pada generasi muslim.
Sumber
Di akses pada tanggal 11 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar