“Negeri
5 Menara : Para Pejuang Mimpi dan Hidup”
Disusun
Oleh: Warda
Judul
: Negeri 5 Menara
Tahun :
2012
Sutradara : Affandi
Abdul Rachman
Pemain
: Billy Sandy, Rizky Ramdan,
Ernest Samudera, Jiofani Lubis, Aris
Putra
Orientasi
Film 5 menara adalah sebuah karya fiksi yang di
angkat dari kisah nyata seorang penulis berbakat Ahmad Fuadi. Film ini di
sutradarai oleh Affandi Abdul Rachman dan dibintangi oleh Billy Sandy sebagai Baso dari Goa,Rizky
Ramadan sebagai Atang dari Bandung, Ernest Samudera sebagai Said dari Surabaya,
Jiofani Lubis sebagai Raja dari Medan, Aris Putra sebagai Dulmajid dari Madura.
Film ini di adaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama.
Tafsiran
1
Film ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama
Alif yang menghabiskan hidupnya di tengah keluarga religious di Tanah Gadang.
Ia bermimpi menjejakkan kaki di pulau jawa dan masuk dalam barisan mahasiswa
sebuah kampus terfavorit di Bandung yakni ITB. Sayang, kedua orang tuanya tidak
mendukung mimpinya, sehingga Alif hanya menjadi seorang murid pondok Madani.
Ada lima orang sahabatnya yang membuat Alif sedikit kerasan di tangah peraturan
pondok yang mengikat dan kadang terkesan konyol. Alif berteman dekat dengan
Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung
dan Baso dari Gowa. Mereka berenam selalu berkumpul di menara masjid dan
menamakan diri mereka Sahibul Menara. Di bawah menara masjid. Mereka berenam
sering menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke
ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi Negara dan benua
impian masing-masing.
Tafsiran
2
Munculnya ustadz salman yang mendadak punya posisi
signifikan diantara Alif dan kawan-kawannya. Ustadz salman selalu tampil
sebagai pahlawan ketika enam sekawan itu terjepit suatu persoalan. Pengaruh
ustadz salman begitu terasa nyata dengan kalimat menggugah “man jadda wajada”.
Semangat yang di awal begitu terasa menggugah hati keenam sahabat itu malah
luruh begitu saja justru di saat keenamnya tersebut makin akrab.
Tafsiran
3
Namun di tengah keakraban mereka, Baso tampak
sederhana, cerdas,dan bersahaja, ada sisi yang begitu menyentuh Alif dan
kawan-kawan. Baso berhasil merendam emosi-emosi Alif atau teman-teman saat berselisih.
Pada saat Baso harus kembali ke kota kelahirannya demi mengurus neneknya yang
sedang sakit keras. Kelima kawannya dengan wajah sedih mengelilinginya.
Sementara Baso terlihat santai dan tidak menahan beban. Peranannya mampu
merekatkan tokoh-tokoh lainnya sehingga mampu membangun kehangatan
antarpribadi.
Tafsiran
4
Momen yang satu per satu terjadi itulah yang membuat
adanya pertemuan rasa nyaman, persahabatan dan juga nostalgia ambisi yang di
bangun lewat ansambel pemain film ini yang awalnya yang awalnya di ambisikan
oleh Baso. Namun karena sosok Baso telah meninggalkan pondok Madani, maka demi
penghormatan harapan si Baso, 5 sahabatnya lah yang melanjutkan ambisi tersebut
dan hasilnya sangat memuaskan para penonton mereka.
Tafsiran
5
Di akhir film di tampilkan keberhasilan mereka
berenam berkat kerja keras dan kesungguhan mereka sesuai dengan prinsip yang
mereka jalankan belajar dengan keikhlasan dan mengamalkan “man jadda wajada”
Evaluasi
Film Negeri 5 menara disajikan dengan sangat baik,
karena memberikan pesan moral yang baik bagi penonton, akan tetapi masih
terdapat kelemahannya karena cerita tidak tersampaikan dengan utuh. Banyak
adegan-adegan yang ada dalam novel tidak di tampilkan dalam film. Misalnya
dalam novel Alif tidak ingin sekolah pesantren tetapi ingin ke SMA, dan ibunya
tetap bersikukuh menginginkan sekolah di Pesantren. Kemudian Alif mendapat
surat dari pamannya bahwa ada pesantren di jawa bernama Pondok Madani, Alif
memenuhi keinginan ibunya bersekolah di pesantren pondok Madani. Walaupun
mula-mula orang tuanya ragu, tetapi karena Alif bersikeras akhirnya
mengizinkan. Berbeda dengan yang disajikan di film karena di film justru orang
tua Alif yang menginginkan Alif sekolah di pesantren Pondok Madani dan Alif
sama sekali tidak menerima surat dari pamannya.
Selain itu, adegan mereka mengikuti pertandingan
sepakbola, lalu adegan dimana mereka mendapatkan hukuman yang mengharuskan mereka
mencari dan mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan teman-teman mereka di
pondok Madani. Sepertinya memang tidak mungkin menceritakan segala isi di novel
ke film tersebut, karena film Indonesia terlalu mematok khusus durasi film yang
paling lama dua jam sehingga kesulitan untuk bisa menceritakan lebih lengkap
cerita yang ada di novel.
Rangkuman
Film ini sangat layak untuk ditonton karena di
dalamnya terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat diambil. Kisah cinta yang
nyata, ketulusan, pengorbanan, rasa sakit, serta kesetiaan mewarnai alur film
ini dari awal hingga akhir. Meskipun film ini sudah tayang tahun 2012, film ini
masih sangat layak untuk ditonton karena isi dan makna cerita merupakan
pelajaran hidup yang nyata dan akan selamanya menjadi sebuah kisah cinta
terbaik sepanjang nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar