Disusun oleh : Wulan Oktaviana
Judul film :
Stip & Pensil
Judul film :
Stip & Pensil
Tahun rilis :
2017
Sutradara :
Ardy Octaviand
Produser :
Manoj Punjabi
Produksi :
MD Pictures
Pemain :
- Ernest Prakasa sebagai Toni
- Tatjana Saphira sebagai Bubu
- Indah Permatasari sebagai Saras
- Ardit Erwandha sebagai Agi
- Pandji Pragiwaksono sebagai Pak Adam
- Iqbal Shincan sebagai Ucok
- Rangga Azof sebagai Edwin
- Ghita Bhebhita sebagai Mak Rambe
- Arie Kriting sebagai Pak Toro
Orientasi
“Stip &
Pensil” merupakan film bergenre drama komedi. Film yang digarap oleh rumah
produksi MD Pictures ini berdurasi selama 98 menit. Film ini menyelipkan sedikit unsur politik yang
diadaptasi dari kisah nyata tentang penggusuran dan relokasi ke rumah susun,
salah satu contohnya. Film yang menceritakan tentang empat anak SMU berlatar
belakang kaya raya ini dimusuhi oleh teman-teman di sekolahnya, karena mereka
selalu sombong dan merasa sok jagoan.Tokoh-tokoh utamanya yaitu Toni, Bubu,
Saras, dan Agi. Mereka yang selalu disepelekan oleh teman-temannya ingin membuktikan bahwa mereka bisa membangun
sekolah gratis untuk anak-anak yang tinggal
dikolong jembatan.
Tafsiran 1
Dimulai dari
tantangan yang diberikan guru mereka (Pak Adam) untuk membuat sebuah essay
tentang kesenjangan sosial disertai dengan tekanan, keempat sahabat ini
memberanikan diri untuk melakukan observasi anak jalanan di tempat kumuh. Untuk
menjaga reputasi mereka, Toni Cs tidak sengaja berjanji akan membangun sekolah
untuk para anak jalanan yang tinggal di kolong jembatan tersebut.
Tafsiran 2
Awal mulanya
mereka menganggap semua bakal mudah, tetapi nyatanya semua tak semudah yang mereka
bayangkan. Karena banyak sekali rintangan disekelilingnya yang menghadang. Mulai
dari Pak Toro kepala suku pemulung disana, Ucok si anak kecil yang bengal, dan
Mak Rambe ibunya ucok yang tidak setuju anaknya ikut sekolah gratis yang
diadakan oleh Toni cs karena menganggap pendidikan hanyalah sebuah cara untuk
membuang-buang waktu. Mereka juga menerima ledekan dari teman-temannya disekolah yang diketuai oleh Edwin.
Tafsiran 3
Setelah berhasil
mendirikan sekolah darurat tersebut, anak-anak
disana tidak ada yang datang. Akhirnya mereka membayar anak-anak tersebut agar ikut belajar. Menggunakan uang
mereka, tenaga mereka, bahkan mereka juga yang mengajarnya. Semua sudah mereka
korbankan agar sekolah darurat tersebut dapat terwujud. Sampai pada akhirnya
hanya ada seorang anak yang bersungguh-sungguh
ingin belajar tanpa dibayar.
Tafsiran 4
Dari situlah kesadaran mereka akan
pentingnya pendidikan untuk anak mulai tumbuh. Mereka pun berhenti memfokuskan
proyek ini untuk reputasi semata dan mulai memikirkan cara agar anak-anak jalanan tersebut bersedia belajar demi masa
depan yang cerah.
Tafsiran 5
Film ini mencoba untuk menyelipkan pesan
mendalam melalui lukisan keseharian bagian masyarakat yang jarang terdeteksi
oleh kalangan menangah. Juga mengajarkan bahwa hidup harus dijalani dengan
ikhlas, tersenyum dan tertawa
Evaluasi 1
Kelebihan dari film ini yaitu membuat
kita merasa bersyukur akan hidup yang kita miliki karena masih banyak orang di
luar sana yang masih kekurangan tetapi mereka tetap menjalani hidupnya dengan
ikhlas dan tersenyum. Juga mengajarkan kita apabila kita bekerja dengan
bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil
yang memuaskan. Alur cerita yang bagus dan pemain-pemain
yang aktingnya profesional dikarenakan mereka perlu beradaptasi di lokasi
syuting tersebut.Selain itu
gambaran dari masing-masing tokoh yang diceritakan dengan unik juga mewarnai
alur film ini
Evaluasi 2
Film ini masih banyak kekurangannya
seperti adegan koh salim bertemu dengan anaknya yang terasa kurang penting, hal
teknis pada ADR (Automated Dialog Replacement) para aktor yang masih seperti
rekaman studio, sampai hal yang krusial yakni judul film. Mungkin masih banyak
yang bertanya-tanya apa sebenarnya maksud dari judul
film ini.
Rangkuman
Dengan demikian film ini menyadarkan semua bahwa pendidikan itu
penting. Film ini mampu menginspirasi siapapun yang menontonnya. Dari sisi
komedi yang ditampilkannya pun terkesan lebih natural dan tidak mengandung
unsur ejekan. Juga dapat menjadi motivasi anak muda untuk peduli terhadap orang-orang yang membutuhkan daripada harus menghabiskan
waktu untuk hal yang tidak penting.
Sumber
:
merubah-segalanya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar