Disusun Oleh
Dinar Nurhayati
WARKOP DKI REBORN
8 September 2016
Sutradara : Anggy umbara
Pemain WARKOP DKI
REBORN :
Abimana Aryasatya
sebagai Dono
Vino G Bastian sebagai
Kasino
Tora Sudiro sebagai
Indro
Orientasi
Film ini pada dasarnya
adalah reboot cerita Warkop “Chips” (1982) dan beberapa judul film Warkop
lainnya. “Chips” sendiri adalah singkatan dari Cara Hebat Ikut Penanggulangan
masalah Sosial dan merupakan parodi dari serial TV Amerika yang terkenal era
80-an, “California Highway Patrols (CHiPs)”. Misi mereka kali ini adalah
memberantas praktik begal yang marak terjadi dengan bantuan cewek cantik pindahan
Prancis Sophia (Hannah Al Rashid). Dalam kesatuan tersebut Chips dipimpin oleh
bos cabul (Ence Bagus), mengulang peran Mas’ud Panji Anom di “Chips” dahulu.Karena
namanya reboot tentu saja ada nuansa kental pengulangan ciri khas film Warkop
dulu. Opening scene menyajikan kekonyolan satu per satu personel, diiringi
musik latar komikal dan lengkap dengan tipografi credit title yang terlihat
jadul. Kemudian dilanjutkan dengan adegan Indro yang membacakan berita nyeleneh
tidak penting yang jadi ciri khas “Setan Kredit” (1981) dan mengingatkan kita
pada sosok Dono yang berdandan ala ibu-ibu menor bernama Tuti Aji Wirya.Setelah
Indro tampil, reinkarnasi ketiga aktor baru Warkop Dono (Abimana Aryasatya),
Kasino (Vino G. Bastian), Indro (Tora Sudiro) baru dimunculkan. Ketiganya
berhasil meniupkan ruh trio DKI yang kita cintai selama ini.
Tafsiran
Dari segi cerita masih
belum bisa diputuskan karena ini baru bagian pertama film. Namun, sejauh ini
“Jangkrik Boss” mempunyai cerita yang cukup solid dibandingkan film-film Warkop
dulu yang lebih mirip fragmen dibandingkan film utuh. Sayang di beberapa adegan
terkesan memaksakan diri untuk meniupkan ruh Warkop ke dalam cerita. Khususnya
“Nyanyian Kode”, yang terinspirasi dari lagu legendaris Kyu Sakamoto berjudul
“Sukiyaki (Ue o Muite Arukou)” dan jadi signature Kasino malah ‘dirusak’ dengan
ditampilkan dalam plot yang rasanya kurang pas untuk disebut misi rahasia dan
terkesan asal tampil.
“Warkop DKI Reborn:
Jangkrik Boss! Part 1” bahkan sudah punya pasar tersendiri sebelum dirilis
mengingat fanbase-nya yang besar di Indonesia, jadi wajar hingga lima hari
penayangan penontonnya sudah tembus angka dua juta. Nostalgia tentu saja adalah
tujuan film ini dibuat dan itu berhasil diwujudkan Anggy Umbara terlepas dari
berbagai kekurangan minor. ,Abimana seperti biasa – tampil total, diikuti Vino
yang cukup meyakinkan menjadi Kasino.
Secara keseluruhan film
ini sangat menghibur meski ada beberapa lelucon hambar. Namun, tenang saja
rasionya leluconnya lebih besar untuk yang hit ketimbang miss. Untuk keputusan
akhirnya apakah film ini layak disebut sebagai film tersukses – yang otomatis terlaris
– dengan cerita yang mumpuni tentu saja kita harus menunggu bagian kedua film
ini.
Jujur ada skeptisisme
besar saat melihat cuplikan “Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1” dua
bulan lalu. Kecurigaan film ini akan jadi sekadar kumpulan joke-joke lama dan
dipresentasikan dengan wajah baru tidak bisa dihindari karena di trailer
tersebut hanya ada penggalan adegan yang mengulang jargon-jargon dari judul
film trio pelawak legendaris Dono, Kasino, Indro.
Sutradara Anggy Umbara
terhitung berani mempertaruhkan kariernya dalam menggarap film dengan penggemar
jutaan orang dari berbagai generasi ini. Melenceng sedikit saja bukan tidak
mungkin dia akan habis-habisan didamprat para penggemar Warkop DKI.
Meski sama-sama tampil
prima, harus diakui bahwa yang paling pas menghidupkan karakter DKI adalah
Abimana. Gestur, mimik dan cara bicara Abimana hampir 100 persen mirip Dono.
Sedangkan Vino sebagai
Kasino sebenarnya agak memaksakan diri di awal, namun kemudian setelah tampil
lama, cukup banyak usaha Vino untuk menirukan Kasino yang layak diapresiasi.
Namun, Tora yang menguasai ranah komedi di kebanyakan filmnya malah tampil
terlalu biasa untuk memerankan Indro. Tora kelewat asyik berperan sebagai dirinya
sendiri dan terkesan tidak mengimbangi usaha kedua rekannya untuk memerankan
tokoh legendaris yang sudah akrab bagi hampir semua pecinta film Indonesia.
Kelemahan Tora
sebenarnya tidak sepenuhnya bisa disalahkan karena Anggy memilih menampilkan Indro
asli sebagai karakter imajiner yang ada di kepala Indro reinkarnasi sehingga
eksplorasi karakter Tora tidak terlalu maksimal dibandingkan Dono dan Kasino.
Kehadiran Indro asli cukup menghibur di beberapa bagian tapi mayoritasnya malah
terasa mengganggu dengan pemunculannya yang tidak koheren dengan plot.
Usaha Anggy untuk
menautkan Warkop DKI dengan referensi masa kini cukup mujarab, anekdot seperti
ibu-ibu naik motor matic sukses mengundang tawa dan bisa membuat penonton
dengan mudah relate ke fenomena tersebut
Adaptasi teknologi
untuk adegan motor terbang dan adegan face-off Hengky Soelaiman dan Inggrid
Widjanarko juga jadi poin tambah bagi usaha Anggy untuk mereinkarnasi Warkop
menjadi sajian nostalgia dengan kemasan kekinian yang total, tidak semata
menggunakan tone warna film bernuansa jadul.
Misi Warkop DKI yang di
filmnya biasa menyelipkan sentilan-sentilun untuk dunia politik tidak lupa juga
turut dilestarikan dalam film ini. Namun, harus diakui kritik Warkop dulu jauh
lebih subtil, mengena dan tidak terkesan memaksakan seperti naskah yang digarap
Anggy dibantu Bene Dion Rajagukguk, Andi Awwe Wijaya ini. Tidak terlalu buruk,
cuma terasa seperti tambalan saja karena tidak didukung penulisan skrip yang
melebur dengan cerita.
Rangkuman
Film Warkop DKI Reborn
adalah film yang menceritakan 3 kisah yang di ringkas yaitu CHIPS,Setan
Kredit,Nyanyian kode.untuk mengenang kembali Warkop DKI yang dulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar