Disusun
oleh : Fla Ezra Lingga N
Judul film : Filosofi Kopi
Tahun rilis : 9 April 2015
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Pemain : - Chicco Jerikho
- Rio Dewanto
- Julie Estelle
- Jajang C Noer
- Slamet Rahardjo
Orientasi 1
Filosofi Kopi adalah film drama
Indonesia yang dirilis pada 9 April 2015. Film ini diangkat dan diaptasi dari
kumpulan cerita pendek “Filosofi Kopi” karangan Dee Lestari. Film Filosofi Kopi
diproduksi oleh Visinema Pictures yang bergenre drama dan disutradarai Angga
Dwimas Sasongko. Film yang berdurasi 92 menit ini menceritakan soal
kepahitan hidup yang akhirnya
menghasilkan kenikmatan.
Orientasi 2
Chicco Jerikho yang berperan sebagai Ben
yang merupakan seorang anak petani kopi yang sejak kecil dibesarkan di sebuah
perkebunan kopi. Namun, sebuah kejadian membuat ayahnya tidak menyukai kopi
lagi. Menginjak usia 12 tahun, Ben pergi meninggalkan ayahnya. Ia pergi ke
Jakarta dan bertemu dengan Jody (Rio Dewanto). Keduanya pun langsung akrab dan
mereka berdua bersahabat baik dan Ben pun diasuh oleh orang tua Jody. Setelah
Ben dan Jody dewasa mereka pun membangun kedai kopi yang dinamai “Filosofi
Kopi”. Ben sebagai peracik kopi atau yang biasa disebut barista adalah sosok
yang sangat ambisius ia merasa bahwa peracik kopi yang paling hebat adalah
dirinya sendiri.
Ben cenderung idealis, tugasnya adalah bagaimana membuat kopi
senikmat mungkin dan penikmatnya puas. Sedangkan Jody cenderung pragmatis dan
realistis yang mengandalkan efisiensi dan profit. Bagi Ben, kopi terbaik akan
dikunjungi penikmatnya sedangkan Jody ingin kedainya ramai dengan memberikan
nilai tambah.
Tafsiran 1
Kopi terenak di dunia pun tetap menyimpan
rasa pahit begitu pula dengan hidup. Namun pahit itu sebenarnya bisa dinikmati
tergantung bagaimana kita menyikapinya. Seperti yang terjadi pada kedai
filosofi kopi. Pada mulanya kedai ini berjalan seperti biasa. Namun pada suatu
saat Jody harus dihadapkan membayar hutang papanya yang sudah meninggal. Salah
satunya bagaimana mengangsur hutang tersebut dari operasional Filosofi Kopi.
Hutang yang bernilai ratusan juta pun mengancam keberadaan Filosofi Kopi yang
dibangun oleh Ben dan Jody. Hukum ekonomi pun bergerak, Jody menyarankan
efisiensi dan pengurangan bahan baku, sedangkan Ben tidak setuju, ia menganggap
dirinya sebagai peracik kopi terbaik tidaklah mungkin mengurangi kualitas kopi
tersebut.
Tafsiran 2
Dalam film Filosofi Kopi sikap moral yang
dapat disampaikan adalah kita harus berdamai dengan sisi pahit kehidupan kita
di masa lalu. Seperti Ben yang trauma pergi ke kebun kopi tetapi dia harus
bangkit dan menatap kedepan karna hidup yang sesungguhnya ada di masa depan
bukan di masa lalu. Saat masa pelik secercah harapan datang dengan hadirnya
pengusaha ke Filosofi Kopi. Pengusaha itu menantang Ben membuat kopi terbaik
dan sebagai imbalannya ia akan membayar 100 juta yang oleh pengusaha itu akan
ditawarkan pada investor.
Dengan percaya diri tinggi, merasa sebagi barista
terbaik Ben menyanggupi bahkan menantang lebih besar lagi dengan meminta
pengusaha itu dengan menambah satu 0 lagi menjadi 1 miliar. Dan jika gagal maka
Ben dan Jody yang akan membayarnya.
Tafsiran 3
Upaya memenangkan tantangan itu terus
dilakukan. Membeli biji kopi dengan kualitas terbaik dan tentu saja proses trial and error. Upaya itu berhasil,
racikan itu dinamakan ‘Perfecto’. Kopi ini cukup mendapat sambutan dari para
pengunjung yang membuat kedai kopi menjadi ramai. Rasa jumawa Ben tiba-tiba
runtuh ketika seorang pengunjung El (Julie Estelle) seorang Q-grader yang sudah
berkelana ke beberapa negara menyatakan perfecto not to bad. El menyatakan bahwa kopi yang ternikmat yang pernah ia
rasakan adalah kopi Tiwus yang ada di pegunungan Ijen yang di seduh langsung
oleh petaninya Pak Seno (Slamet Rahardjo) dan Bu Seno (Jajang C.Noer).
Ben
rupanya tidak terima penilaian El. Di lain sisi Jody malah ingin memburu kopi
Tiwus itu untuk memenangkan tantangan pengusaha itu. Pada mulanya Ben engga,
yang pada akhirnya menyerah untuk membuktikan sendiri ucapan El. Akhirnya Ben,
Jodi, dan ditemani El mengunjungi Pak Seno untuk menuntaskan rasa penasaran
kopi Tiwus. Jody pun mengakui bahwa kopi Tiwus adalah kopi ternikmat sedangkan
Ben meminta apa rahasia dibalik kopi Tiwus itu.
Tafsiran 4
Dari rangkaian cerita penonton digiring
untuk mengetahui mengapa kopi Tiwus itu menjadi kopi ternikmat. Dari rangkaian
perdebatan Ben dan El yang akhirnya meluncur pernyataan El bahwa Ben membuat
kopi dengan obsesi sedangkan Pak Seno dengan cinta. Dari situ Ben menyadari
bahwa selama ini dirinya telah salah dalam meracik kopi. Ia meracik dengan
kepalanya sendiri dan tidak memakai hati. Sampai akhirnya, Ben kembali meracik
kopi yang akan disajikan kepada pengusaha yang telah menantang Ben. Dan Ben
berhasil memenangkan tantangan itu dan mendapatkan 1 miliar sehingga Ben dan
Jody dapat melunasi hutang – hutangnya
Tafsiran 5
Melalui buku Filosofi Kopi, Dee ingin
menghadirkan bagaimana perjuangan seseorang yang memiliki hobi terhadap kopi
dan memaknai kopi dari sudut pandangnya. Dalam film Filosofi Kopi, Ben
memberikan deskripsi singkat mengenai Filosofi Kopi dari setiap ramuan kopi
yang di suguhkan. Hidup memang terkadang ada yang pahit namun ada sisi manisnya
dan itu bisa terjadi kepada siapa saja. Setiap kopi memiliki filosofinya
tersendiri dan secangkir kopi dapat menggambar sisi kehidupan kita. Kopi tubruk
yang melambangkan kesederhanaan dan tidak memperdulikan penampilan, sedangkan
cappucino melambangkan keindahan dan kelembutan, maka tidak salah kedai ini
dinamai “Filosofi Kopi”.
Evaluasi
Filosofi kopi bukan film festifal tetapi
layak ditonton, ringan dan menghibur. Para pemain juga tampil bagus dan
membawakan perannya dengan baik. Filosofi Kopi merupakan 1st user
generated movie di Indonesia. Film ini mengajak masyarakat untuk ikut sebagai
produser digital untuk memberi masukan mengenai konsep visual yang akan
dihadirkan. Keunggulan lainnya lagu lagu soundtrack yang menawan dan seperti
sejiwa dengan filmnya. Kekurangan dari film ini yaitu pemain film ini yang
terlihat merokok dan berkata yang tidak layak dikatakan.
Rangkuman
Filosofi Kopi membuat kita untuk membuka
diri bahwa meneguk secangkir kopi tidak seperti menikmatinya. Namun, juga
melihat makna dibaliknya. Dan kopi pun tidak hanya rasa pahit yang didapat,
juga memberikan rasa masam bahkan manis dalam kopi tidak sama seperti berasal
dari tebu.
Sumber :
Diakses pada tanggal 14 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar