HUJAN ES
Cindy Deliuvia
Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri dari
bola-bola es. Salah satu proses
pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas
level beku. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena
ukurannya, walaupun telah turun ke arah yang lebih rendah dengan suhu yang
relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negara subtropis, tetapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.
Proses lain yang dapat
menyebabkan hujan adalah pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke
permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka
terbentuklah es dengan ukuran yang besar.
Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan
bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat permukaan bumi, dapat juga berasal
dari awan multisel, dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area
horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 -
5 menit atau bisa juga 10 menit tetapi jarang, oleh karena itu peristiwa ini
hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang
kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki lebih. Jenis awan
berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus
(CB)
Dua per tiga dari bumi kita
ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak
wadah seperti samudera, lautan, sungai, danau. Jangan lupa tubuh kita ini juga
mengandung banyak air juga. Nah air yang ada di berbagai wadah tersebut akan
mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Oya, tak lupa juga
air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan air
dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi.
Kemudian uap-uap air
tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi
awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan
hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Awan yg mengandung uap
air tertiup angin ketempatyg dingin, mencapai dewpoint / titik embun, lalu
mengembun, dan karena beratnya, kemudian jatuh sebagai hu jan. Saat telah
mengembun itu, sudah jadi air, lalu tertiup oleh angin thermisyg naik,
keketinggiandgn temperatur dibawahfreezingpoint, embun tersebut lalu akan
membeku menjadi es, dan akan jatuh kebawah. Karena ikatan antar molekul es
selaku benda padat jauh lebih kuat dari ikatan antar molekul air, maka es tersebut
lalu jatuh dalam bentuk yg tidak beraturan, bisa sebesar kepalan tangan. Inilah
fenomena terjadinya hujan es. Hujan es hanya terjadi di wilayah iklim dingin
atau subtropics.
Oleh sebab itu hujan es
jarang terjadi di daerah tropis seperti di Indonesia, sebab, angin thermisyg
bertiup naik vertikal, adanya terutama didaerah tropis, dan subtropis
(Filipina). Ini di karenakan Indonesia berada di daerah tropis, maka dari itu
jarang bahkan jarang sekali di tempat kita, mengalami hujan es ini.
Sumber ;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar