Disusun
oleh : Dinda Ludfia Sa’di
Judul Film : ‘’Taare Zameen Par’’’’
Tanggal rilis : 21 Desember 2007
Sutradara : Aamir Khan
Produser : Aamir Khan
Penulis : Amole Gupte
Durasi : 140 menit
Negara : India
Bahasa :
Hindi/English
Pemain : Darsheel Safary sebagai Ishaan Awasthi
Aamir Khan sebagai Ram Shankar Nikumbh
Tisca Chopra sebagai Maya Awasthi/Mama
Vipin Sharma sebagai Nandkishore
Awasthi/Papa
Sachet Engineer sebagai Yohaan Awasthi/Kakak
Orientasi
1:
Drama resensi "Taare Zameen Par"
adalah film India tahun 2007 merupakan film bertemakan anak dan pendidikan.
Film yang diangkat dari kisah nyata ini dibuat dengan latar belakang kecintaan
penulis (Amole Gupte) pada dunia anak-anak yang muncul setelah kedekatannya
selama hampir 7 tahun dengan anak-anak. Film yang berdurasi 140 menit ini
merupakan garapan dari Aamir Khan Production. Tema Disleksia yang diangkat juga
menjadi salah satu daya tarik dalam film ini. Tidak semua orang tahu, apa itu Disleksia
dan Diskalkulia serta bagaimana cara penanganannya.
Orientasi 2:


Tafsiran isi 1:

Tafsiran isi 2:
Setiap anak adalah spesial dengan berbagai keunikan,
harapan, dan impian yang berbeda-beda. Oleh sebab, itu tidak tepat kiranya jika
kita (para orang tua dan guru) memasung impian dan harapan mereka. Izinkan mereka
hidup dengan potensi dan keunikan, hargailah apa yang mereka lakukan, maka mereka
pun akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sehat dan cerdas. Ketika kita
berhadapan dengan seorang anak kita jangan sampai mengalihkan beban atau ambisi
tak tercapai kita kepada sang anak, serta tidak boleh memaksakan tuntutan dunia
untuk serba sempurna. Yang seharusnya dilakukan adalah mendorong dan mengarahkan
apa yang sudah menjadi kelebihan dan potensinya. Agar ia bukan terbebani melainkan
dengan senang hati menjalani apa yang menjadi kelebihannya.
Tafsiran isi 3:

Tafsiran isi 4:
Film ini memang benar-benar sebuah film
keluarga. Film yang mengajari bagaimana seharusnya keluarga berperan dalam
perkembangan diri seorang anak. Film ini mengajari bagaimana kita melihat dunia
anak dari sisi yang berbeda. Film ini mengajarkan bahwa anak-anak bukanlah
sekumpulan manusia yang disepelekan dan belum ada gunanya, karena belum tentu
orang dewasa bisa seperti mereka. Film ini mengajarkan bahwa anak-anak juga
memiliki hati yang hancur jika disakiti, sama halnya dengan orang dewasa. Yang
paling penting, film ini mengajarkan kita bahwa semua anak itu spesial, tidak
ada yang tidak, bagaimana pun keadaan fisik anak tersebut.
Tafsiran 5:
Film ini mengajarkan kita bahwa semua anak
itu spesial, tidak ada yang tidak, bagaimana pun keadaan fisik anak tersebut.
Sesuai dari arti ''Taare Zameen Par'', stars on earth, setiap anak seperti bintang,
berharga, spesial dan dapat bercahaya dengan caranya sendiri.
Tafsiran 6:
Diawali dengan gambar animasi yang absurd dan
imajinatif, dari awal kita pasti menyangka bahwa sasaran penonton dari film ini
adalah anak-anak. Ternyata, semakin jauh kita menyimak film ini, film ini bukan
sekedar film anak-anak. Ini adalah film keluarga, yang memberikan pesan khusus
dan bermakna bagi penontonnya dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Melalui
film ini, produser, penulis cerita, maupun sutradara seakan mengajak
penontonnya menyelami kehidupan anak-anak yang sebenarnya. Penonton diajak
memasuki dunia anak-anak yang tanpa beban dan penuh dengan imajinasi. Film ini
adalah film edukasi yang ditujukan kepada orang tua yang ada.
Evaluasi 1:
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari film
ini. Terutama untuk orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Kita tidak
boleh memandang orang lain dalam satu sisi yang kita lihat saja. Karena sisi lain
dari mereka yang tidak terlihat, terkadang justru lebih baik dari apa yang kita
banggakan pada diri kita. Film ini juga bisa memberikan motivasi kepada anak-anak
yang mengalami sulitnya memahami persoalan-persoalan dalam perjalan hidup. Dari
segi pemilihan peran, setiap pemeran dalam film ini bermain dengan gemilang sesuai
dengan porsinya masing. Satu hal yang membuat film ini berbeda adalah film ini tidak
seperti film-film India pada umumnya. Biasanya, film India selalu menampilkan tarian
dan nyanyian yang dilakukan secara kolosal dengan koreografi yang terlatih, yang
membuat film India kadang tidak masuk akal. Namun, dalam film ini, lagu dan nyanyian
pun tidak terlalu mendominasi. Selain itu, lirik pada lagu yang digunakan dalam
film ini juga khas anak-anak dan sangat menggambarkan keadaan Ishaan saat itu.
Evaluasi 2:
Film ini banyak memberikan inspirasi, namun dari
sekian kelebihan-kelebihan film ini tentu memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan
film ini misalnya ketika dilihat kedunia nyata, film ini seperti khayalan belaka,
seperti hal yang mustahil terjadi. Pendidik yang memiliki karakter seperti Pak Nikumb,
yang bisa mengerti keadaan murid, yang tidak membeda-bedakan murid, yang tidak melihat
murid dari sisi yang terlihat saja, yang sangat dekat kepada murid, yang membuat
semua murid terasa nyaman dan senang dan
yang lainnya. Pendidik yang seperti ini sepertinya sulit kita jumpai di zaman sekarang
ini. Guru yang dulu katanya pahlawan tanpa tanda jasa, sekarang seolah sudah berubah
menjadi pahlawan yang mengharapkan jasa. Dan juga, ketika film sudah mencapai menit
ke 90, terkesan ada beberapa dialog yang membosankan dan mengundang kantuk. Terdapat
beberapa dialog kurang jelas dan dirasa tidak perlu dimasukkan. Namun, ketika mencapai
menit ke 120, keadaan kembali memuncak, ketika Ishaan mulai menunjukkan peningkatan
kemampuannya dalam membaca, menulis, dan menghitung.
Rangkuman:
Dari melihat film ini dapat disimpulkan bahwa
gangguan Disleksia dan Diskalkulia tidak bersifat permanen karena Disleksia dan
Diskalkulia dapat di sembuhkan dengan memberi perhatian yang lebih, memberikan
kasih dan sayang, menumbuhkan rasa percaya diri, dan anak diajarkan dengan cara
atau metode yang sesuai dengan yang di butuhkan anak Disleksia dan Diskalkulia.
Dan juga interaksi yang baik antara orang tua dan guru tentang perkembangan
ataupun produk yang dialami oleh anak akan menjadi cara yang bijak dalam
memahaminya permasalahan anak.
Daftar pustaka
Dipublikasikan pada 17 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar