Oleh : Eni Widiyawati
Dari segi terminologi kata Tsunami berasal dari bahasa
jepang. Tsu yang berarti pelabuhan dan Namu yang berarti gelombang. Tsunami
adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut
secara vertikal dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh :
- Gempa bumi yang berpusat di bawah laut
- Letusan gunung berapi di bawah laut
- Longsor bawah laut
·
Atau dapat juga karena hantaman meteor dari angkasa yang
jatuh ke laut
Ada beberapa kejadian Tsunami yang gelombangnya sangat
besar dan mengakibatkan kerusakan dimana-mana :
- Aceh – Indonesia (26 Desember 2004)
- Letusan Gunung Krakatau – Indonesia (27 Agusutus 1883)
- Kota Onahama, Fukushima – Jepang (11 Maret 2011)
- Lisbon – Portugal ( 1 November 1755)
- Chile (22 Mei 1960)
Gelombang ombak yang terjadi dapat merambat ke segala
arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap
fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat
merambat dengan kecepatan 500 sampai dengan 1000 km per jam, kecepatan yang
setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam
hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal
yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang
tsunami menurun sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat
hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang tsunami bisa masuk hingga
puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang
terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Seperti yang telah disebutkan di atas tsunami merupakan
perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara
vertikal secara tiba-tiba. Gerakan vertikal pada kerak bumi yang terjadi dapat
mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar sehingga terjadilah tsunami. Saat mencapai pantai tsunami akan
merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa
ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Tanah longsong yang terjadi di dasar laut serta runtuhan
gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan
tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi, akibatnya dasar
laut naik turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di
atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang
jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar dapat terjadi
mega tsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Beberapa gempa yang mengakibatkan tsunami :
- . Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0-30 Km)
- . Gempa bumi yang berkekuatan sekurang-kurangnya 6,5 skala richter
- . Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Dampak negatif dari tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, pepohonan, kendaraan transportasi dan korban jiwa
manusia. Tsunami juga menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan
pertanian, tanah dan air bersih tidak ada.
Tsunami dapat terjadi jika gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi,
longsor maupun jatuhnya meteor ke laut, namun dari rata-rata kejadian tsunami
90% disebabkan oleh gempa bumi yang berdasar dari bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami terjadi diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya
ketika meletusnya gunung krakatau.
Beberapa kondisi meteorologis seperti badai tropis dapat
menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang
ketinggianya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini
mencapai daratan bentuknya bisa menyerupai tsunami, meskipun sebenarnya bukan
tsunami. Gelombangnya bisa mengenai daratan, gelombang badai ini pernah
menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Sumber Refrensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar