NAMA: RATNA KUSUMA PUTRI
KELAS : XI-PEMASARAN 1
Hujan es, dalam ilmu meteorologi
disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah
satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat dingin di
atmosfer pada lapisan di atas freezing level. Es yang terjadi dengan proses ini
biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang
lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat tidak semuanya mencair. Hujan es
tidak hanya terjadi di negara sub-tropis, tapi bisa juga terjadi di daerah
ekuator.
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar.
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar.
Hujan es disertai puting beliung
berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan
permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan , dan pertumbuhannya
secara vertical dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan
kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi
jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat local dan tidak merata,
jenis awan berlapis lapis ini menjulang kearah vertical sampai dengan
ketinggian 30.000 feet lebih, Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk
bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB).
Dua per tiga dari bumi kita ini
mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah
seperti samudera, lautan, sungai, danau. Jangan lupa tubuh kita ini juga
mengandung banyak air juga. Nah air yang ada di berbagai wadah tersebut akan
mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Oya, tak lupa juga
air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan air
dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi.
Kemudian uap-uap air tersebut akan
mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan.
Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan
angin baik secara vertikal maupun horizontal. Awan yg mengandung uap air tertiup
angin ketempat yg dingin, mencapai dew point / titik embun, lalu mengembun, dan
karena beratnya, kemudian jatuh sebagai hu jan. Saat telah mengembun itu, sudah
jadi air, lalu tertiup oleh angin thermis yg naik, keketinggian dgn temperatur
dibawah freezing point, embun tersebut lalu akan membeku menjadi es, dan akan
jatuh kebawah. Karena ikatan antar molekul es selaku benda padat jauh lebih
kuat dari ikatan antar molekul air, maka es tersebut lalu jatuh dalam bentuk yg
tidak beraturan, bisa sebesar kepalan tangan. Inilah fenomena terjadinya hujan
es. Hujan es hanya terjadi di wilayah iklim dingin atau subtropics.
Oleh sebab itu hujan es jarang
terjadi di daerah tropis seperti di Indonesia, sebab, angin thermis yg bertiup
naik vertikal, adanya terutama didaerah tropis, dan subtropis (Filipina). Ini
di karenakan Indonesia berada di daerah tropis, maka dari itu jarang bahkan
jarang sekali di tempat kita, mengalami hujan es ini.
http://ivansanmoga.blogspot.com/2014/03/teks-eksplanasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar