PELANGI
Oleh : Dewi Setiani
Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit,
pelangi tampak sebagai busur
cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat
hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.
PENYEBAB TERJADINYA PELANGI
Pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya yang hampir bersambung di langit apabila matahari bersinar setelah terjadi hujan.
Pelangi berupa lengkungan warna warni dengan warn merah pada lengkungan paling luar dan warna ungu pada lengkungan paling dalam. Warna-warna pelangi adalah merah, oranye, kuning, hijau, biru, indigo, dan ungu.
Pelangi terjadi karena peristiwa pembiasan sinar matahari oleh air hujan, oleh karena itu pelangi dapat dilihat setelah hujan turun. Bentuknya yang berupa lengkungan terjadi karena tetes air hujan diudara yang berbentuk bulat atau sfera. Namun biasanya bagian bawah pelangi terlindungi oleh bumi sehinggga pelangi pelangi yang dapat dilihat hanya berupa lengkungan. Pelangi secara utuh dapat dilihat jika sedang berada di pesawat terbang yang mengudara.
Isaac Newton adalah orang yang pertama kali menyelidiki mengapa cahaya putih dapat menghasilkan spektrum warna pelangi. Newton melakukan eksperimen untuk menyelidiki halini. cahaya matahari diarahkan pada suatu lubang sempit dalam sebuah ruang gelap. jika sebuah prisma kaca diletakkan diantaranya maka sinar matahari akan terlihat sebagaibspektrum warna
Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya matahari yang berwarna putih oleh prisma disebabkan oleh :
1. Masing-masing warna bergerak dalam bentuk gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda
beda
2. cahaya merah memiliki panjang gelombang 700 nm, sedangkan cahaya ungu memiliki panjang
gelombang 400 nm.
3. Perambatan gelombang yang melalui prisma akan mengalami pembiasan karena gelombang melewati
dua medium yang berbeda kerapatan nya yaitu dari udara kekaca.
4. Warna yang memiliki panjang gelombang terpanjang (merah) dibiaskan paling sedikit sedangkan warna yang memiliki panjang gelombang yang terpendek dibiaskan paling banyak.
Proses terjadinya pelangi
Pelangi
adalah salah satu pemandangan yang paling indah yang ditawarkan alam – saking indahnya,
pelangi telah menginspirasi banyak dongeng, lagu, dan legenda. Kita mungkin
berani bertaruh bahwa sebagian besar seniman di balik dongeng tersebut tidak
benar-benar mengetahui fenomena pelangi tersebut – seperti kebanyakan orang
hari ini.
Tapi
ilmu pengetahuan tentang proses terjadinya pelangi ini sebenarnya sangat
sederhana. Ini merupakan ilmu optik dasar. Pada artikel ini, kita akan tahu
bagaimana hujan dan matahari selaras untuk menciptakan warna di langit.
Pembelokan Cahaya
Proses dasar dari proses terjadinya pelangi
adalah pembiasan.
Cahaya dibelokkan – atau lebih tepatnya, perubahan arah – ketika perjalanan
dari satu medium ke lainnya. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan
kecepatan yang berbeda pada media yang berbeda.
Untuk memahami mengapa cahaya berbelok,
bayangkan Anda sedang mendorong keranjang belanja di tempat parkir. Tempat
parkir adalah salah satu “media” untuk keranjang belanja Anda. Jika Anda
mengerahkan gaya (tenaga) konstan, kecepatan keranjang belanja tergantung pada
media permukaan yang dilalui – dalam hal ini, permukaan beraspal di area
parkir. Apa yang terjadi ketika Anda mendorong keranjang belanja dari tempat
parkir ke daerah berumput? Rumput adalah “media” yang berbeda untuk keranjang
belanja. Jika Anda mendorong keranjang langsung ke rumput, laju keranjang akan
melambat. Media rumput memberikan lebih banyak perlawanan, sehingga dibutuhkan
lebih banyak energi untuk memindahkan keranjang belanja.
Tetapi ketika Anda mendorong keranjang ke
area rumput pada bagian sudut, hal yang terjadi akan berbeda. Jika roda kanan
menyentuh rumput pertama kali, roda kanan akan melambat saat roda kiri masih di
jalan aspal. Karena roda kiri bergerak sebentar lebih cepat daripada roda
kanan, keranjang belanja akan berbelok ke kanan ketika bergerak ke rumput. Juga
sama sebaliknya, jika Anda bergerak pada sudut dari daerah berumput menuju ke
daerah beraspal, satu roda akan bergerak lebih cepat sebelum roda yang lain dan
arah keranjang akan berubah.
Demikian pula, seberkas cahaya berubah ketika
memasuki prisma kaca. Ini adalah sebuah penyederhanaan, tetapi kita bisa
memperkirakannya seperti ini: Satu sisi gelombang cahaya melambat sebelum yang
lain, sehingga berkas cahaya tersebut berubah arah pada batas antara udara dan
kaca (beberapa cahaya benar-benar terpantul pada permukaan prisma, tapi
sebagian besar bisa melewati prisma). Kemudian berkas cahaya akan berbelok arah
lagi ketika keluar prisma, karena satu sisi gelombang cahaya itu bergerak lebih
cepat sebelum yang lain.
Selain membelokkan cahaya secara keseluruhan,
prisma memisahkan cahaya putih menjadi warna komponennya. Warna cahaya yang
berbeda memiliki frekuensi yang berbeda, yang menyebabkan mereka merambat pada
kecepatan yang berbeda ketika mereka bergerak melalui suatu media.
Sebuah warna yang bergerak lebih lambat dalam
kaca akan berbelok lebih tajam ketika melawati dari udara ke kaca, karena
perbedaan kecepatan yang lebih besar. Sebuah warna yang bergerak lebih cepat
dalam kaca tidak akan banyak melambat, sehingga akan menekuk kurang tajam.
Dengan cara ini, warna yang membentuk cahaya putih dipisahkan menurut frekuensi
ketika mereka melewati kaca. Jika kaca membelokkan cahaya dua kali, seperti
dalam prisma, Anda dapat melihat warna dipisahkan lebih mudah. Ini disebut
dispersi.
Tetes air hujan dapat membiaskan dan
menyebarkan cahaya dengan cara dasar yang sama seperti prisma. Dalam kondisi
yang tepat, pembiasan ini membentuk pelangi. Pada bagian berikutnya, kita akan
tahu bagaimana proses terjadinya pelangi.
Proses Terjadinya Pelangi
Suatu tetes hujan memiliki bentuk dan
konsistensi yang berbeda dari prisma kaca, tapi itu mempengaruhi cahaya dengan
cara yang sama. Ketika sinar matahari putih menerobos kumpulan rintik hujan
pada sudut yang cukup rendah, Anda dapat melihat warna komponen merah, oranye,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu – sebuah pelangi. Untuk mudahnya, kita hanya
akan melihat warna merah dan ungu, warna cahaya di ujung spektrum cahaya
tampak.
Gambar di bawah menunjukkan apa yang terjadi
ketika sinar matahari menerobos satu tetes air hujan.
Ketika cahaya putih melewati dari udara ke
dalam setetes air, warna komponen cahaya melambat ke kecepatan yang berbeda
tergantung pada frekuensi mereka. Sinar ungu berbelok pada sudut yang relatif
tajam ketika memasuki tetes air hujan itu. Pada sisi kanan dari tetesan,
beberapa cahaya menembus kembali ke udara, dan sisanya dipantulkan ke belakang.
Beberapa cahaya yang dipantulkan lewat dari sisi kiri tetesan, berbelok saat ia
bergerak ke udara lagi.
Dengan cara ini, setiap tetes hujan
mendispersikan sinar matahari putih menjadi warna komponennya. Jadi mengapa
saat kita melihat pita warna yang lebar, seolah-olah setiap area hujan yang
berbeda mendispersikan hanya satu warna saja? Karena kita hanya melihat satu
warna dari setiap tetes hujan. Anda dapat melihat bagaimana proses terjadinya
dalam pada gambar dibawah ini.
Ketika tetesan air hujan A mendispersikan
cahaya, hanya cahaya merah di sudut yang tepat yang memantul persis ke arah
mata kita. Cahaya warna lainnya keluar atau memantul dari sudut yang lebih
rendah, sehingga arah pantulan tidak tepat ke arah mata kita. Sinar matahari
akan menerabas semua tetesan air hujan disekitarnya dengan cara yang sama
seperti yang dijelaskan di atas, sehingga mereka semua akan memantulkan cahaya
merah ke pengamat.
Tetesan air hujan B jauh lebih rendah di
langit, sehingga tidak memantulkan cahaya merah ke mata kita. Pada akhirnya,
cahaya ungu keluar pada sudut yang benar untuk memantul ke arah mata kita.
Semua tetes air hujan disekitar tetes air hujan B memantulkan cahaya dengan
cara yang sama. Tetesan air hujan antara A dan B semua memantulkan warna cahaya
yang berbeda ke arah mata pengamat, sehingga pengamat melihat spektrum penuh
warna. Jika Anda naik di atas hujan, Anda akan melihat pelangi sebagai
lingkaran penuh, karena cahaya akan memantul kembali dari segala penjuru dimana
kamu berada. Di darat, kita melihat busur pelangi yang terlihat di atas
cakrawala.
Kadang-kadang Anda bisa melihat pelangi ganda
— satu pelangi dengan warna tajam dan satu pelangi redup di atasnya. Pelangi
redup diproduksi dengan cara yang sama seperti pelangi dengan warna tajam, tapi
cahaya tersebut bukan dipantulkan sekali di dalam tetes hujan, melainkan
dipantulkan dua kali. Sebagai hasil dari refleksi ganda ini, cahaya keluar dari
tetes air hujan pada sudut yang berbeda, jadi kita melihat pelangi tersebut
lebih tinggi. Jika Anda perhatikan dengan teliti, Anda akan melihat bahwa warna
di dalam pelangi kedua akan berada dalam urutan terbalik dari pelangi utama.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelangi
https://www.facebook.com/GudangILMUPelajarIndonesia/posts/295115467242463
http://www.ekorahayu.com/proses-terjadinya-pelangi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar