Oleh : Herotul Nisah
Nuklir
adalah energi yang berada dalam setiap materi atau zat yang tentunya tersusun
atas atom atom dan material penyusun atom seperti elektron, neutron dan proton.
Bahan bakar yang umum digunakan pada nuklir adalah plutonium 239 dan uranium
235. Pengembangan nuklir digunakan untuk
keperluan pembangkit listrik, banyak reaktor nuklir dibangunan di seluruh
dunia. Namun, sumber daya yang tampak bersih, efisien, dan tidak akan habis ini
menciptakan sejumlah bahaya. Pembuangan limbah nuklir yang sangat berbahaya dan
dalam skala besar masih menjadi persoalan yang harus diatasi.
Limbah
nuklir dihasilkan dari reaktor nuklir, pemrosesan senjata nuklir, tambang uranium,
bahkan material obat nuklir menghasilkan limbah yang sangat beracun yang
pembuangannya menjadi sebuah persooalan besar. Beberapa limbah dari reaktor
dapat diperoses ulang untuk digunakan kembali sebagai bahan bakar nuklir.
Namun, limbah yang dihasilkan dalam proses ini bersifat radioaktif tinggi.
Tenaga dan kolam temporer telah digunakan selama beberapa dekade untuk membuang
limbah nuklir. Situs penyimpanan bawah tanah dianggap sebagai pilihan terbaik,
tapi dengan kondisi harus terisolasi dari air tanah dan udara.
Suatu
pagi pada 26 april 1986, dunia tersentak oleh luasnya jangkauan suatu kecelakaan
nuklir terjadi, ketika pembangkit listrik tenaga nuklir milik Uni Soviet di
Chernobly (kini bagian dari Ukraina) melepas berton-ton material radioaktif
yang menyebar ke ribuan kilometer persegi. Penyebab reaktor nuklir ini meledak
dan terbakar adalah para teknisi yang menguji operasionalnya dalam kondisi
tertentu. Saat uji ini, mereka mengurangi batas keamanan, langkah tersebut yang
memicu kecelakaan. Saat itu Otoritas Soviet tidak segera mengkonfirmasikan
kecelakaan itu terhadap dunia. Namun, pada keesokan harinya, bencana ini
terdeteksi oleh Denmark. Seandainya kecelakaan ini terdeteksi sejak awal,
ribuan orang di Ukraina dan Belarusia dapat diselamatkan dari radiasi.
Konsekuensi yang terjadi dari kecelakaan ini yaitu, terdapat 31 korban tewas
seketika, sekitar 350.000 orang dievakuasi, sulit menentukan jumlah yang pasti
orang yang terkena radiasi karena angka ini sangat bervariasi antara beberapa
orang dan puluhan ribu orang.
Internasional
Nurclear Event Scales (INES) dibentuk untuk memfasilitasi pertukaran
informasi dan membantu mempercepat penentuan tingkat keparahan suatu peristiwa
yang terdiri dari tujuh level. Peristiwa di peringkat 1 sampai 3 dianggap
“insiden” dan tidak meemiliki dampak serius bagi populasi atau lingkungan
lokal. Peristiwa di peringkat 4 sampai 7 dikategorikan sebagai kecelakaan.
Kecelakaan di Chernobly berada di level 7. Dari beragam radioaktif yang
terlepas dalam kecelakaan Chernobly menyebabkan beberapa daerah tercemar.
Negara yang paling tercemar adalah Ukraina (7% wilayah) dan Bearusia (22%
wilayah, rumah bagi 2,2 juta orang). Selain itu awan radioaktif yang terbentuk
akibat kecelakaan nuklir tersebut juga bergerak ke Skansinavia, Polandia,
negara-negara Baltik, selatan Jerman, Swiss,
utara Prancis, dan Inggris.
Dengan
melihat kejadian yang terjadi di Chernobly tersebut seharusnya negara-negara
yang memakai sumber energi nuklir harus selalu menjaga keamanan dalam situasi
pengujian agar kejadian tersebut tidak terjadi kembali. Jika telah terjadi
kejadian serupa negara yang bersangkutan harus secepatnya mengonfirmasi kepada
dunia internasional sebagai upaya dari penyelamatan masyarakat setempat dari
radiasi nuklir. Untuk negara yang tidak menggunakan sumber energi dari nuklir,
sebaiknya memang tidak menggunakan energi dari nuklir. Hal ini di karenakan limbah yang dihasilkan mengeluarkan radiasi
yang bersifat merusak lingkungan dengan kurun waktu selama ribuan tahun.
Daftar Pustaka :
Febe Fenyta. 2012.
Ensiklopedia Sains Spektakuler Lingkungan Hidup. PT Aku Bisa. Jakarta
Sumber Internet :
http://www.apapengertianahli.com/2014/07/Pengertian-Energi-macam-macam-bentuk-energi.html#_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar