Tawuran Pelajar
Oleh : Putri Astriani
XI PEMASARAN 2
Pengertian Tawuran
Dalam kamus bahasa Indonesia
“tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang.
Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian
tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang masih menduduki bangku
sekolah.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan
pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja.
Jadi Tawuran secara luas adalah tindakan agresi(perkelahian) yang dilakukan
oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya yang bermaksud untuk menyebabkan
penderitaan/menyakiti orang lain bahkan dapat membunuh orang lain.
Penyebab
terjadinya tawuran
Perilaku tawuran yang dilakukan oleh generasi muda atau remaja masa kini tidak
mungkin terjadi secara tiba-tiba pasti ada akar permasalahan atau sebabnya.Maka
adapun faktor-faktor umum penyebab terjadinya tawuran antar pelajar antara lain
:
a.
Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi didalam diri individu
itu sendiri. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya ia tidak dapat
menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai
keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam. Para remaja yang
mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya
tanpa berpikir terlebih dahulu akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu,
ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya
perkelahian. Mereka biasanya mudah frustasi, tidak mudah mengendalikan diri,
tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya
membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang
sekelilingnya.
b.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar
individu, yaitu :
·
Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama
dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang
dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia
akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari
keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab
kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan
rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik
dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.
·
Faktor Sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para
siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah
merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun
sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini
dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya
disekolah terdapat seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam
mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui
kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran
guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang
baik.
·
Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat
mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah
yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik.
Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para
remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang
dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya
sehingga dapat mengakibatkan tawuran.
Bukan hanya itu, mengeluarkan kata-kata yang mengejek satu sama lain atau
bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan pun
bisa menjadi pemicu tawuran, bahkan berebutan wanita pun juga bisa menjadi
pemicu tawuran.
Akibat
dari tawuran
Aksi
tawuran tentu menimbulkan dampak yang merugikan fisik sendiri maupun orang lain.
Baik itu cedera ringan, cedera berat bahkan bisa sampai mengakibatkan kematian.
Sudah banyak korban-korban yang tewas akibat mengikuti tawuran. Proses belajar
mengajar menjadi terhambat dan tidak efektif sehingga membuat siswa
memberanikan diri untuk bolos sekolah hanya demi ngumpul/nongkrong bareng
teman-temannya.
Dan dapat diberi hukuman dari sekolah
yang memberian efek jera bagi para pelajar, seperti skorsing atau bahkan
dikeluarkan dari sekolah atau Drop Out (D.O). Masuk penjara juga merupakan akibat dari
tawuran. Jika tertangkap polisi dan dianggap membahayakan maka akan terkena
Pasal 351 ayat 3 dengan hukuman 7 tahun penjara, Pasal 170 ayat 2 ketiga E
dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara, dan yang paling parah Pasal 338 dengan
ancaman 15 tahun penjara. Lebih parah akibat dari tawuran yaitu kehilangan
nyawa.
Menghindari
tawuran
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
mengatasi tawuran pelajar:
- Dalam lingkungan sekolah, yaitu dengan memberikan pendidikan moral untuk para pelajar, memperdalam ilmu agama, serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dijam kosong seperti olahraga, ekstrakurikuler. Sehingga tidak terpikirkan keinginan untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
- Dalam pengawasan orang tua yang harus mengawasi kegiatan anaknya. Apabila si anak belum pulang ke rumah seperti biasanya, sebaiknya orang tua proaktif menanyakan ke anak melalui telepon seluler ketemannya atau ke sekolahan. Dan memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sedang labil dalam mencari jati dirinya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar