Oleh : Widiyanti S.
Banjir di Kampung Pulo Mencapai Tinggi 2,5 Meter. Perumahan warga di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara,
Jakarta Timur, kembali terendam banjir akibat hujan deras. Di kawasan
bantaran Ciliwung ini, ada beberapa titik yang terendam banjir setinggi
2,5 meter.
Lurah
Kampung Melayu Bambang Pangestu mengatakan banjir merendam 8 rukun
warga yang terdiri atas 55 rukun tetangga di Kampung Pulo. Menurut dia,
sebanyak 2.899 keluarga dengan 7.809 jiwa terkena dampak banjir ini.
"Ketinggian banjir mencapai 30-250 sentimeter dalam radius 15 meter dari
bantaran kali," kata Bambang kepada Tempo, Sabtu, 27 Desember 2014.
Namun,
dari 7.809 orang yang terdampak banjir, hanya 84 yang mengungsi. Mereka
kini berada di kantor Suku Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Hermina.
"Sisanya masih bertahan di lantai 2 rumahnya," ujar Bambang.
Secara
terpisah, Camat Jatinegara Syofian Taher mengatakan warga yang
mengungsi sebagian besar adalah orang lanjut usia dan orang tua yang
memiliki bayi. "Mereka semua harus mengungsi bila permukaan air terus
naik.
Banjir
di Jalan Jatinegara Barat saat ini setinggi 30-200 sentimeter mulai
radius 15 meter dari bantaran kali. Hal ini menyebabkan jalan tersebut
tak dapat dilewati kendaraan. Arus lalu lintas pun dialihkan. Bahu jalan
juga disiapkan untuk posko dan tempat bagi warga korban banjir memarkir
sepeda motornya.
Warga Kampung Pulo, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, sudah akrab dengan banjir.
Namun,
warga di sana tak ingin terus hidup berdampingan dengan banjir.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, mengunjungi RT 10/03, Kampung Pulo,
Kamis (21/2/2013), untuk memantau penyebab banjir yang selalu menerjang
warga.
Lestari, warga Jalan Bango IV, RT 10/03 kelurahan Pondok Labu mengatakan, penyebab banjir lantaran menyempitnya Kali Krukut.
"Dipersempit
oleh pihak Marinir di samping. Jadi, kalau air penuh, dibuang ke kali
samping. Tapi, sekarang diperkecil, jadinya enggak bisa dibuang ke kali
lagi," ujar Lestari
Ternyata,
sumber masalah bukan hanya banjir lagi. Beberapa bulan lalu, Lestari
mengungkapkan, jembatan yang menghubungkan Kampung Pulo dengan Markas
Marinir yang ada di seberang kampung, diputus. Menurut Lestari, yang
memutuskan jembatan adalah pihak Marinir.
"Sudah putus, sudah diambil pihak Marinir. Kami jadi kesulitan kalau mau keluar. Harus berputar dulu," jelas Lestari.
Hal
senada juga diungkapkan Sekretaris Lurah Pondok Labu Irma Suryani. Ia
memaparkan, sudah tiga atau empat bulan jembatan beton itu diputus.
"Sudah tiga atau empat bulan ini jembatan itu tidak ada. Kami jadi kesulitan," ucap Irma. (*)
Akibat tingginya curah hujan di daerah hulu sungai Ciliwung, wilayah
Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur terendam banjir. Banjir yang
datang sekitar pukul 05.00 WIB Selasa pagi mengenangi 3 rukun warga
dengan ketinggian hingga 2 meter.
Banjir yang melanda wilayah Kampung Pulo tepatnya di 3 wilayah RW
yakni RW 01 hingga 03 Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara,
Jakarta Timur merupakan banjir kiriman dari Bogor yang tiba sekitar
pukul 05.00 WIB Senin (30/01) pagi..
Air setinggi 1,5 meter hingga 2 meter membuat warga memilih mengungsi
ke tempat pengungsian yang didirikan Satkorlak Banjir di gedung sekolah
Santa Maria yang letaknya lebih tinggi.
Sementara itu untuk mengantisipasi air yang semakin meninggi tim SAR
telah menyiagakan perahu karet dan tambang untuk mengevakuasi warga bila
ketinggian air mencapai diatas 2 meter.
Satkorlak juga menyediakan dapur umum dan dokter dari Puskesmas
Kecamatan Jatinegara untuk mengantisipasi bila timbul wabah penyakit
seperti penyakit kulit dan diare menyusul banjir. Hingga siang ini belum
tampak adanya bantuan bagi pengungsi.
Berikut ini ada beberapa cara untuk penanggulangan bencana banjir :
- Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai dan selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat.
- Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap air dengan cepat.
- Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan hijau untuk penyerapan air.
- Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan mempersempit sungai dan sampah rumah juga akan masuk sungai.
- Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan menyebabkan bumi ini akan semakin sulit menahan bebanya dan membuat permukaan tanah turun.
- Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran sungai, karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya menebang pohon tidak dilarang bila kita akan menanam kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.
Dengan
melakukan cara penanggulangan banjir tersebut kita dapat mencegah
bencana banjir. Karena selama ini pemerintah pun telah bekerja keras
untuk mencegah terjadinya banjir, tetapi semua masyarakat pun harus
mendukung agar semua bisa teratasi dengan baik.
Sumber : www.tempo.co/read/news/2014/12/27
www.tribunnews.com/metropolitan/2013/02/21/ini-penyebab-kampung-pulo-sering-banjir
manulife-indonesia.com/node/583
Tidak ada komentar:
Posting Komentar