Oleh : Eka Maharani
Hujan racun atau hujan asam adalah
hujan yang memiliki kadar keasaman dibawah 5,6 (pH dibawah 5,6). Hujan racun
disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil yang melepaskan zat kimia ke udara
yang bercampur dengan uap air. Kelebihan sulfur dioksida dan nitrogen dioksida
di badan air menyulitkan perkembangan kehidupan air, sangat memperparah tingkat
kematian ikan. Hal ini juga mempengaruhi tumbuhan di darat, menyebabkan
kerusakan serius pada area hutan karena mencemari hewan dan menghacurkan zat
penting bagi tanah. Lebih lanjut, pengendapan asam dapat meningkatkan level
logam beracun, seperti alumunium, tembaga, dan merkuri yang terkumpul di
cadangan air minum tidak terawat.
Secara alami proses
terjadinya hujan racun disebabkan karena emisi gas yang dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar dan ledakan gunung api. Emisi gas terbagi menjadi tiga
tipe. Pertama, penyulingan BBM, gas yang dihasilkan dari penyulingan BBM adalah
karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), dan metana
(CH4). Kedua, industri kimia, gas yang dihasilkan dari industri
kimia adalah karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2),
dan hidrogen sulfida (H2S). Ketiga, pembakaran limbah, gas yang
dihasilkan dari pembakaran limbah adalah karbon dioksida (CO2),
sulfur dioksida (SO2), metana (CH4), karbon monoksida
(CO), dan nitrogen dioksida (NO2).
Molekul-molekul beragam gas
tersebut bergerak naik dan bercampur dengan air di udara. Selanjutnya terjadi
reaksi fotokimia dimana sinar matahari meningkatkan kecepatan terjadinya reaksi
kimia. Karenanya, sulfur dioksida dan gas-gas di atmosfer cepat menghasilkan
sulfur trioksida. Sirkulasi atmosferis memperkuat pelepasan pencemaran ke jarak
yang jauh. Akibat dari reaksi fotokimia tersebut adalah terjadinya hujan asam
yang kemudian jatuh dalam bentuk air, kabut, atau embun, dan meninggalkan asam
yang terbentuk di atmosfer pada tanah.
Fenomena hujan asam terjadi
pertama kali pada tahun 1972. Kawasan yang paling rawan terkena hujan asam
adalah Meksiko, Beijing, Kairo, Jakarta, dan Los Angeles. Konsekuensi yang
terjadi akibat hujan asam pada tanah, yaitu dampak pada tanah silikat adalah
keasaman meningkat akibat ketiadaan mineral penopang dan pada tanah berkalsium
dampak ini dinetralkan oleh keberadaan bikarbonat. Konsekuensi yang terjadi
akibat hujan asam pada air, yaitu keasaman air hujan mengubah pH netral badan
air. Dimana tingkat keasaman air netral adalah pH 7 berubah menjadi pH 4,3
(asam). Di tingkat ini ikan tidak dapat bertahan hidup karena tingkat keasaman
air yang tinggi. Spesies ikan yang paling terancam adalah Trout, Perch, dan
Katak.
Konsekuensi yang terjadi
akibat hujan asam bagi pertanian, yaitu area yang dibudidayakan tidak rentan
karena umumnya diperkuat oleh pupuk yang mengembalikan nutrisi ke tanah dan
menetralkan keasaman. Spesies yang paling terpengaruh adalah selada dan
tembakau, terutama karena daun mereka yang ditujukan untuk dikonsumsi manusia,
harus berkualitas tinggi. Sedangkan konsekuensi yang terjadi akibat hujan asam
bagi tumbuhan adalah daun kehilangan lapisan lilin, kerusakan klorofil, daun
berguguran, dan kerusakan akar. Hujan asam bekerja melalui mekanisme tertentu
yang melemahkan tumbuhan, membuatnya rentan terhadap efek angin, kebekuan,
kekeringan, penyakit, dan parasit. Spesies tumbuhan yang paling terancam adalah
pohon Fir, pohon Beech, dan pohon Ek. Hujan ini merusak permukaan daun,
menyebabkan luka kecil yang mengubah langkah fotosintesis.
Mengingat dampak hujan asam
yang luas, maka perlu dilakukan upaya pencegahan terbentuknya hujan asam. Upaya
pencegahan terbentuknya hujan asam, antara lain menggunakan bahan bakar dengan
kandungan belerang rendah, proses penghilangan unsur belerang atau
desulfurisasi pada waktu sebelum pembakaran; selama pembakaran; dan sesudah
pembakaran. Upaya pencegahan terbentuknya hujan asam yang lainnya adalah dengan
mengaplikasikan prinsip 3R (Reduce,
Reuse, Recycle).
Daftar Pustaka :
Turangan, Lily . 2012 . Ensiklopedia Sains Spektakuler “Cuaca dan
Iklim” . PT. Aku Bisa . Jakarta.
Sumber Internet :
http://ipemanasanglobal.blogspot.com/2014/08/proses-terjadinya-hujan-asam.html Diakses pada 27 Februari 2015.
https://prodiipa.wordpress.com/kelas-vii/hujan-asam/e-upaya-pencegahan-dampak-hujan-asam/ Diakses pada 27 Februari 2015.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2i71yl-tmFP9fl_fahjZXHXwgE-dD8EG8rDev71XVLkFjK8xlCnDEzrhmlnxMUvpOqi5fRlt1MuH1kj8JeEFHaaMj6wBI7ONUNIs16jbGe3xhy2j4TgIu2InzvepXPLjLuatkAD0V8g/s1600/Proses+Terjadinya+Hujan+Asam.jpg Diakses pada 1 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar