Oleh : Ayu Suharti
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat
yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk
mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi
dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi,
mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri,
pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat Tiongkok, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Pernyataan Umum
Pengertian hujan asam adalah hujan yang memiliki kadar keasaman dibawah
5,6 (pH dibawah 5,6), perlu diketahui bahwa hujan secara alami memiliki
pH 6 atau sedikit di bawahnya. Peristiwa hujan asam ini terjadinya
dikarenakan zat belerang (sulfur) yang ada di atmosfer yang merupakan
gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang ada di bumi.
Urutan Sebab-akibat
Proses hujan asam terjadi karena gas sulfur oksida yang mayoritas
dikeluarkan dari asap-asap pabrik dan gas nitrogen oksida yang
dihasilkan dari banyaknya kendaraan bermotor berkumpul menjadi satu dan
bereaksi dengan uap air yang ada di udara. Proses reaksi ini
menghasilkan asam sulfat, asam nitrit dan asam nitrat yang berkondensasi
membentuk awan yang menjadikannya hujan asam.
Sebenarnya terjadinya hujan asam secara alamiah disebabkan oleh
aktivitas gunung berapi dan proses-proses biokimia yang terjadi di bumi
ini seperti di rawa-rawa, tanah, laut, dan dimanapun itu. Tapi saat ini
terjadinya hujan asam lebih banyak dikarenakan campur tangan manusia
seperti dari industri dan kendaraan bermotor. Gas emisi yang dihasilkan
di bumi dibawa oleh angin ke atmosfer.
Urutan Sebab-akibat II
Hujan asam yang sering terjadi saat ini dimulai ketika terjadinya
revolusi industri di eropa, sejak saat ini mulailah terlihat dampak dari
hujan asam yaitu terjadinya penurunan tingkat keasaman (pH) didaerah
kutub dari 6 menjadi 4,5. Tidak hanya perubahan pH saja, dampak lain
yang dirasakan bagi kehidupan dikutub adalah marinya organisme-organisme
kecil disana yang disebut dengan diatom.
Perlu diketahui bersama bahwa hujan asam untuk pertama kalinya ditemukan
pada 1852 oleh seseorang yang bernama Robert Angus Smith di Kota
Manchester. Setelah berselang satu abad lamanya, tepatnya ditahun
1970-an, barulah ilmuwan banyak melakukan penelitian tentang hujan
asam.Sejak tahun 1990-an orang mulai peduli dengan hujan asam yang
menyebabkan kerusakan lingkungan.
Hujan asam merupakan peristiwa alam yang sangat mengkhawatirkan bagi
umat manusia, hal ini karena hujan asam dapat berdampak sangat merugikan
bagi kehidupan di bumi. Beberapa dampak hujan asam bagi kehidupan di
muka bumi seperti rusaknya sarana prasarana (infrastruktur) di bumi,
menghambat perkembangbiakan hewan-hewan laut, mematikan berbagai jenis
ikan, menjadi racun bagi manusia, serta menyebabkan kerusakan
lingkungan.
Cara penanggulangannya
Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Wet scrubber
pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil
gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam
bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan
gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium
karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang
secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat industri.
Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum bila kadar kalsium sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut ditempatkan di land-fill.
sumber informasi :
* http://www.smansax1-edu.com/2015/01/teks-eksplanasi-hujan-asam.html
* http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam
ty referensinya
BalasHapus