Follow Us @literasi_smkn23jkt

Rabu, 24 April 2019

“Memutuskan seberapa penting nilai ijazah dari Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas”

Disusun oleh : Irlanda Fauzan


Judul buku                 : Kami (Bukan) Sarjana Kertas
Penulis                         : J. S. Khairen
Penerbit                       : bukune
Tanggal Terbit             : Februari, 2019
Nomor ISBN              : 9786022202049
Jumlah Halaman          : 372 halaman
Berat Buku                  : 300 gram
Jenis Cover                  : Soft Cover
Dimensi                       : 14x20 mm
Kategori                      : Fiksi
Harga Buku                 :Rp 88.000

Pendahuluan
Kami (Bukan) Sarjana Kertas merupakan novel terbaru tahun ini yang baru terbit Februari 2019 kemarin dari novelis bernama J. S. Khairen. Anak terbaru dari J. S. Khairen ini berkisah tentang tujuh mahasiswa yang terjebak masuk ke dalam kampus yang berisikan para mahasiswa yang hidup segan kuliah tak mau. Tujuh mahasiswa ini merupakan satu kelompok yang dibimbing oleh dosen konseling muda bernama Ibu Lira Estrini yang mampu membuat gempar menggelegar satu kelas dengan kejadian gila yang ia perbuat.

Sinopsis
Buku ini berkisah tentang persahabatan tujuh mahasiswa yang kuliah di tempat yang bahkan di mesin pencari Google pun tak akan ditemukan. Mereka berada dalam naungan bimbingan Ibu Lira Estrini sebagai dosen konseling. Mahasiswa bimbingan Ibu Lira, yaitu Randi Jauhari yang kerap dipanggil ‘Ranjau’. Dia adalah mahasiswa yang ambisius, yang memiliki tekad kuat untuk kuliah agar mendapatkan pekerjaan yang ia harapkan dengan gaji yang lebih dari lumayan. Ogi, kawan Ranjau yang dihasut untuk ikut kuliah bersamanya, yang memiliki gairah berpendidikan berbeda 180°dengan kawannya; Ranjau. Ia ingin ikut kuliah bersama Ranjau karena Ranjau telah menghasut Ogi bahwa nanti di kampus akan mendapatkan pacar, lagipula Babe sudah terlanjur berutang kepada adiknya agar Ogi bisa kuliah. Arko, mahasiswa yang merantau jauh hanya untuk kuliah di kampus yang bahkan jika diketik di mesin pencari Google tidak akan bertemu. Ia mahasiswa yang santai saja, tidak ingin lulus dengan cepat dan terburu-buru. Ia juga mahasiwa dengan followers terbanyak di akun media sosial karena kehebatannya dalam bidang fotografi. Gala, mahasiswa yang ingin bebas dari penjara tanpa jeruji pengawalan ayahnya. Sania, mahasiswa juga mantan pacar Ranjau semasa SMA yang hebat bermusik juga memiliki sisi gelap bersama Ogi. Juwisa, mahasiswa yang biasa disebut Si Ubin Masjid ini memiliki semangat kuliah yang tinggi dan sering mengikuti lomba agar uangnya ia gunakan untuk keperluannya, dengan kata lain agar tak menambah beban ayahnya yang memiliki pekerjaan dengan bayaran pas-pasan. Catherine, yang biasa disebut ‘Cath’ adalah mahasiswa dengan perawakan cantik dan cerdas, saat perkenalan saja menggunakan bahasa Inggris dengan lancar dan fasih.

Banyak sekali konflik dan permasalahan yang terjadi dalam persahabatan mereka, dari Ogi yang ingin bunuh diri, Juwisa yang akan dinikahkan, Ogi yang bias sampai terbang ke Amerika, dan kejutan lainnya. Novel ini ditujukan agar kita mengerti seberapa penting ijazah dan tidak menjadi sarjana yang hanya sekadar di atas kertas. J. S. Khairen sangat hebat dalam menyajikan karyanya, mengajarkan agar bersungguh-sungguh dalam mengejar impian dan jangan sampai putus asa seberat apapun cobaan dan rintangan, sebab kita lebih perkasa dalam setiap ujian, lebih tabah di setiap cobaan, lebih arif memperlakukan setiap rintangan.

Kelebihan dan Kekurangan
Buku ini memiliki keunggulan dari segi pendalaman karakter di setiap tokohnya dan berbeda satu sama lain, sehingga meskipun banyak tokoh yang dimuatnya kita takkan dibuat bingung. Novel ini juga dibawakan dengan santai dan menyenangkan sehingga kita tidak akan bosan untuk menamatkannya. Bahasa yang digunakan juga sederhana dan tak rumit. Sayangnya, di novel ini ditemukan beberapa kesalahan, yaitu tipo, ditemukan kata “tidak pulat,” mungkin maksud penulis adalah “tidak pula” (terdapat pada halaman 1, Babak I, episode 1: BOM TIKUS); dan kesalahan penulisan EYD, yang seharusnya ditulis “dijual” namun J. S. Khairen menulis “di jual” (terdapat pada halaman 261, Babak III, episode 27: DIVA). Semoga di karya selanjutnya lebih baik dan lebih hebat.

Penutup
Terlepas dari kesalahan tersebut, buku ini wajib dibaca untuk siapa pun, mulai dari pelajar SMA, mahasiswa, para guru dan dosen, anak start-up, anak muda berkarya, dan lainnya agar kita dapat memutuskan seberapa penting sebenarnya nilai sebuah ijazah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar