Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 23 April 2019

Cara Mengungkapkan Rasa Sayang Diluar Kebiasaan dari Novel Dilan 1991

Disusun oleh : Fadhlika Mayada


Judul Buku               : Dilan(Dia adalah Dilanku tahun 1991)
Nama Pengarang    : Pidi Baiq
Penerbit                   : Pastel Books (Mizan)
Tahun Terbit             : 2015
Tempat Terbit           : Bandung
Jumlah Halaman     : 344 halaman
Harga                      : Rp69.000,00

Pidi Baiq adalah seniman multitalenta asal Indonesia. Pidi Baiq lahir di Bandung pada tanggal 8 Agustus 1972. Dia adalah penulis novel dan buku, dosen, ilustrator, komikus, musisi dan pencipta lagu. Pidi Baiq mahir dalam menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah lagu. Pidi membuktikan keseriusannya dalam dunia music dengan membuat sebuah band yang bernama The Panas Dalam Band yang merupakan band sangat terkenal dimasanya. 
Namanya mulai dikenal para pencinta sastra khususnya bergenre humor melalui karyanya yang berjudul Dilan. Karya tulisannya dalam novel Dilan 1990 yang merupakan bagian pertama, sukses membuat para pembaca penasaran dan tertarik akan kelanjutan kisah dua sejoli ini, Dilan dan Milea. Banyak orang yang memuji karya-karyanya yang luar biasa serta mengagumi sosok Pidi Baiq yang sangat menyenangkan, apa adanya namun terkesan romantis dalam tulisan-tulisannya. Tidak heran jika novel ini menjadi populer di masyarakat khususnya para remaja. Pada novel bagian kedua yaitu, Dilan 1991, pembaca akan dikejutkan dengan alur yang tidak biasa yang akan kita bahas disini.
Milea Adnan Hussain, memulai kembali kisah kasihnya setelah resmi menjalani hubungan dengan Dilan seorang panglima tempur geng motor di Bandung yang telah diceritakan sebelumnya pada Novel Dilan 1990 dimana mereka membuat surat pernyataan diatas materai dan pada saat itu mereka berada di warung Bi Eem.
Dalam Novel ini kita akan disuguhkan oleh cerita-cerita dari sudut pandang sang lakon utama yaitu Milea atau yang biasa dipanggil Lia. Novel ini merupakan sambungan dari novel yang pertama yang alur ceritanya menggemaskan tentang bagaimana kisah percintaan remaja SMA. Penulis membuat sosok Dilan yang nakal tetapi sangat menghormati perempuan.
Dilan yang sangat cinta pada sastra sering membuat puisi untuk Milea seperti “Pr-ku adalah merindukanmu. Lebih kuat dari Matematika. Lebih luas dari Fisika dan lebih keras dari Biologi.”  Dilan juga sering mengatakan hal-hal manis yang membuat milea bahagia.
Namun, banyak hal yang terjadi setelah Dilan dan Milea resmi menjalani hubungan, cinta mereka langsung diuji. Dalam novel pertama diceritakan Dilan berkelahi dengan Anhar karena Anhar berani menampar Milea. Setelah itu, Dilan diancam akan dipecat dari sekolah jika berkelahi lagi. Rasanya bukan Dilan jika takut akan ancaman pihak sekolah. Milea yang mengetahui hal ini khawatir dan juga mengancam jika Dilan berkelahi lagi maka mereka akan putus. Kemudian, Dilan berjanji kepada Milea tidak akan berkelahi lagi, namun sayang, Dilan melanggar perjanjian tersebut. Akhirnya Milea kecewa dan memutuskan Dilan.
Hari-hari berlalu, Milea merasa rindu pada Dilan, Dilan yang selalu mengisi kekosongan pada diri Milea, Dilan yang selalu membuat Milea tersenyum dan bahagia. Milea menyesal memutuskan Dilan, tetapi itu merupakan kesepakatan yang Dilan langgar. Singkat cerita Dilan pindah rumah. Milea masih tetap berusaha menghubungi namun tidak ada kabar sama sekali dari Dilan.
Setelah lulus sekolah, Milea pindah ke Jakarta untuk kuliah disana. Milea bertemu dengan Mas Herdi dan akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Sesuatu hal tidak diduga terjadi, Milea bertemu dengan Dilan ditempat dimana Mas herdi bekerja. Milea terkejut melihat Dilan lalu mereka bertegur sapa. Meski mereka tidak bersama namun Cinta Milea pada Dilan tidak berubah sedikitpun, begitupun sebaliknya.
Pada novel bagian kedua ini, masalah baru muncul dari berbagai macam konflik sebagai bumbu tambahan yang membuat cerita menjadi berkesan dan menarik, karena pada novel sebelumnya, diakhiri dengan kisah yang menggantung dan sangat membuat penasaran para pembaca akan kelanjutan kisahnya. Novel yang satu ini benar-benar akan menceritakan semuanya sampai akhir.
Gaya bahasa dalam novel ini tidak jauh berbeda dari novel yang sebelumnya, dengan gaya bahasa yang sederhana (mudah dicerna) sehingga novel ini mudah diterima oleh semua kalangan. Penulis benar-benar ahli dalam membuat kejutan yang tidak terduga. Hal ini tentu saja membuat pembaca lebih tertarik dan penasaran. Tidak hanya itu saja, penulis membuat seolah-olah sang tokoh berinteraksi dengan pembacanya.    
Kelebihan dari novel ini adalah gaya bahasanya yang sederhana, alur ceritanya tidak dapat diduga dan juga penulisan pada tokoh yang benar-benar membuatnya hidup meski lewat tulisan. Tokoh Dilan yang mencintai sastra membuat pembaca tertarik dan terbawa perasaan jika membaca puisinya. Selain itu, ada beberapa gambar ilustrasi yang tidak berlebihan. Covernya juga sangat cocok.
Sedangkan kekurangan dari buku ini adalah untuk mengerti keseluruhan ceritanya kita harus membaca terlebih dahulu novel bagian pertamanya. Bagi pembaca yang suka dengan akhir bahagia maka akan didapatkan kecewa karena pada akhirnya Dilan dan Milea tidak bersama. Selain dari hal itu, saya pikir penulis telah berhasil membuat karya yang luar biasa karena novel ini sukses dijadikan film yang diminati hampir 3 juta penonton pada hari kelima penayangan.
Untuk lebih mengerti dengan sempurna semua cerita yang ada. Disarankan membaca terlebih dahulu novel yang pertama, karena beberapa konflik dan tokoh yang bersangkutan dinovel kedua ini, dijelaskan pada novel yang pertama.
Pada novel bagian kedua ini penulis mencoba memberitahu kepada pembaca bahwa tidak semua cerita cinta harus berakhir dengan bahagia. Novel ini juga mengajarkan kita untuk keluar dari masa lalu dan melupakan kenangan yang membelenggu. Ini bukan hanya novel tentang cinta remaja biasa, tapi juga cara mengungkapkan rasa sayang diluar kebiasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar