Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 23 April 2019

BELAJAR SALING MEMAAFKAN DAN MENERIMA MELALUI NOVEL PARADIGMA

Disusun Oleh : Siskawati

Judul novel                  : Paradigma
Pengarang                   : Syahid Muhammad (Iid)
Penerbit                       : Gradien Mediatama
Kota penerbit              : Yogyakarta
Tahun terbit                 : November 2018
Jumlah halaman           : 316 Halaman
Harga                          : Rp77.000,00

~
Ada yang memaafkan dan dimaafkan. Tak ada seorang pun yang bisa memesan takdirnya sendiri. Tak ada yang ingin menjadi terdakwa atas sebuah tragedi, pun taka da yang bisa menghindari takdir. Semua orang bisa menjadi korban sekaligus pelaku.
~
Novel paradigma adalah novel bertema romance. Paradigma adalah buku ke-4 yang ditulis oleh Syahid Muhammad atau yang akrab disapa iid, namun menjadi novel tunggal keduanya setelah Egosentris, Syahid Muhammad juga memiliki novel kolaborasi bersama penulis Stefani Bella yang berjudul Kala dan Amorfati. Penulis memilih novel ini karena novel ini membawa pembaca untuk tidak hanya menikmati kisahnya, novel ini  juga mengenalkan pembaca dengan masalah psikologis yang sering ditemui dimasyarakat. Dalam novel ini pembaca juga diajak berkenalan dengan karakter-karakter yang memiliki kepribadian yang unik. Novel ini mengisahkan tentang perjalanan seorang mahasisawa bernama Rana yang oleh sebagian orang dianggap cukup kemayu, bahkan beberapa orang menganggapnya gay. Rana juga memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap sesuatunya.

 Novel Paradigma ini menceritakan tentang seorang tokoh utama Rana dari sudut pandang orang yang berbeda-beda. Dari sudut pandang Anya, Rana suka sekali menggambar dan ia juga sering sekali jalan dengannya ke tempat-tempat seperti kafe. Di kafe, mereka saling bercerita satu sama lain dan Rana juga akan menggambar di sana. Bagi Anya, Rana adalah pemkir yang dalam bagi yang mengenal dan banyak berbincang dengannya. Anya pun tahu  kabar-kabar yang menyebutkan bahwa beberapa orang, dan bahkan teman-temennya sendiri, menganggap Rana adalah seorang gay karena gayanya yang sangat kemayu itu. Selain itu hubungan mereka berdua kerab sekali dibicarakan, bahkan hingga kekasih Rana sendiri, Ola sangat cemburu pada Anya, dan ia tak pernah menceritakan kecemburuan itu kepada kekasihnya, tetapi orang-orang selalu membicarakannya. Meskipun Rana banyak  bersahabat dengan wanita, ia juga memiliki sahabat laki-laki yang bernama Aldo. Mereka juga kerap membahas sesuatu, dan pada suatu waktu, Rana mengajak Aldo untuk  bertemu  langsung  dengan  Anya, Aldo memerhatikan mereka berdua yang memiliki dunia sendiri yang ia tidak bisa masuki dan wajar saja kalau Ola merasa tersaingi oleh Anya yang tak menarik perhatian Rana dan menjadi dirinya sendiri.
Saat keduanya asyik dengan dunia mereka, Aldo tiba-tiba  sengaja pamit lebih awal untuk menemui Ola yang mengajaknya untuk bertemu.  Lalu saat sampai bertemu dengan Ola ia menceritakan semuanya, namun semua yang Aldo ceritakan membuat Ola menuju ketakutan-ketakutan yang lainnya. Suatu malam Ola pergi dengan Rana untuk menonton film. Setelah selesai mereka pun berbincang dan bercerita. Rana menceritakan kehidupan dimana kedua orang tuanya saling bertemu. Saat ia menceritakan kedua orang tuanya tersebut, Ola tak ingin disamakan dengan Ayah Rana dan Rana sebagi ibunya. Disinilah letak keanehan Rana, ia selalu saja terpikirkan bayang-bayang ibunya yang menghatuinya di dalam dirinya. Anya mengajak Rana unutuk menemui teman lamanya Felma yang datang dari jogja. Lalu saat mereka bertemu dengan Felma. Saat dikafe Rana mulai mengeluarkan alat untuk menggambar sesuatu, lalu ia menggambar bulan yang di atasnya disinggahi oleh kupu-kupu, Felma yang melihat gambar itu langsung terkejut, ia pernah melihat gambar yang sama yang digambar oleh pacarnya, Ikrar.
Pada saat itu juga Felma menceritakan semuanya kepada Anya dan Anya pun terkejut, lalu mereka menyusn rencana dan Felma akan kembali lagi dengan mengajak Ikrar ke Bandung. Saat Felma kembali ke jogja, ia mengunjungi rumah Ikrar untuk membuktikan yang mereka rencanakan dengan Anya. Pada saat itu hal aneh terjadi. Mereka berdua Ikrar dan Rana memiliki kepribadian yang sama dalam menggambar, tetapi ada hal aneh yang ada dalam diri Ikrar, yaitu ia memiliki kepripadian seperti om jana Ayah Ikrar dalam dirinya, ia juga di hantui oleh ayahnya dan memilki kepribadian yang ganda seperti Rana dengan Ibunya. Bagi Anya, berteman denga Rana bukan hal yang mudah. Siapa puan yang beteman dengannya pasti akan melihat hal-hal yang aneh. Dan pada saat Rana kembali menemui Anya. Mereka berdua pergi ke Garut dan menemui Bu Euis yang mana merepukan orang yang dianggap Rana sebagai bagian dari keluarganya. Sehabis berbincang satu sama lain, Anya dan Rana pun pergi ke gunung untuk menikmati keindahan alam dan berencana untuk berkemah disana. Lalu mereka saling berbagi kisah. Sejak saat itu Anya pun tau, bahwa Bunda yani merupakan sosok yang berarti baginya. Beberapa hari kemudian Aldo mengajak Anya bertemu untuk membahas tentang Rana. Lalu mengabarkan bahwa Ola yang telah berbuat jengkel terhadap Rana. Ia menyebarkan foto Rana di kampus, dan akhirnya Anya pun dibuat geram oleh Ola . Tetapi mereka menahan amarah dan berusaha untuk mencari Rana.
Pada suatu hari, Rana pergi kekampus dengan pakaian seperti wanita dengan gaya yang juga seperti wanita pada umumnya. Seluruh orang-orang yang sedang berada di kampus yang melihat hal tersebut  pun mengejeknya dengan hinaan. Lalu Ola yang melihartnya secara langsung pun  binggung dengan apa yang dilakukan oleh Rana. Saat itu Anya dan Aldo pun melihat hal itu. Lalu mereka pun membawa Rana ketempat jauh dari kerumunan orang banyak. Dan pada saat itu ia bertemu dengan Bu Asni dan di bawa ke ruang dosen. Para dosen mengusulkan agar Rana segera di DO dari kampus, Bu Asni membela Rana, ia merasa Rana membutuhkan bantuan untuk hal ini.
Pada saat dalam perjalan Felma menguhubungi Anya dan akan segera menemuinya besama dengan Ikrar. Pada saat bertemu mereka pun melpas rindu, dan langsung pergi ke kafe. Pada saat itu Ikrar mulai menggambar dan menggambar hal yang sama dengan apa yang Rana gambar. Lalu saat sudah sampai di penginapan.
 Ikrar pun menjadi Om Jana yang merupaka reinkarnasi dari ayah Ikrar dan berkata ingin menemui Sosok  Bunda Yani. Lalu mereka semua bingung, apa yang sebenarnya terjadi. Pada saat itu Felma dan Ikrar harus pergi ke jojga dan meninggalkan mereka. Saat itu Anya dan Aldo ingin bertemu dengan Rana dan mencarinya  ke seluruh tempat. Lalu ia menemukan rumah kumuh yang ditinggali nenek Rana dahulu. Lalu ia menmukan Rana sambil berbicara dengan Ayahnya dan ada ibunya disana. Setelah melihat ini, Anya menghungi Felma dan menceritakan semuanya yang terjadi padanya. Lalu Felma pun bergegas dengan menaiki pesawat untuk menuju ke tempat lokasi dan mereka menemui Aldo dan Anya. Lalu mereka bergegas untuk ke tempat tadi, dan melihatnya secara langsung. Ia memerhatikan Rana sedang berselisih dengan Om Jana. Ia merasa bukan anak ayahnya lagi, lalu Aldo yang geram melihat semua ini langsung membentak Rana. Dan memarahi Rana karena melakukan hal aneh seperti ini. Lalu Rana pun tersadar. Dan meminta maaf kepada semuanya.
Novel ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari buku tersebut diantaranya yaitu dapat menambah wawasan pembaca tentang masalah psikologis, agar kita bisa melihat masalah kesehatan mental, termasuk gangguan-gangguan mental yang ada disekitar kita. Selain itu juga cerita yang disajikan serumit ini, namun diolah secara sederhana dengan setiap kata-katanya yang puitis, sehingga membuat para pembaca seakan terhanyut didalamnya, sampul buku ini pun terlihat unik, yaitu seseorang yang jatuh dari desiran ombak ke bulan, tapi jika dibalikan ini menjadi seseorang yang terjatuh di bulan ke desiran ombak. Kekurangan novel paradigma terletak pada akhir cerita, tidak jelas diceritakan nasib-nasib tokoh didalamnya, dan juga alur cerita sedikit membingungkan dan sedikit monoton.
            Cerita dalam novel Paradigma ini mengajarkan kita pentingnya sebuah penerimaan terhadap orang lain karena tidak semua orang akan mengerti dan menerima kondisi kita yang sebenarnya dan juga mengajarkan kita arti pentingnya sebuah kata maaf. Pembahasan dalam buku ini menarik untuk dibaca yaitu membahas tentang kesehatan mental, buku ini bukan hanya cocok dibaca untuk kalangan remaja saja, tetapi pengarang seharusnya mencantumkan data diri lengkap pada lembar biografi agar pembaca mudah memahami latar belakang kehidupan pengarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar