ULASAN FILM/DRAMA
Berusaha lebih ikhlas dari
“Magic Hour”
Disusun oleh: Annisa Aulia Kinasih
Berusaha lebih ikhlas dari
“Magic Hour”
Disusun oleh: Annisa Aulia Kinasih
Judul Film : Magic Hour
Tahun : 2015
Sutradara : Asep Kusdinar
Pemain : Dimas Anggara (Dimas), Michelle Ziudith (Raina), Rizky Nazar (Toby), Nadya A. Pramudita (Gwenny), Maeeva Amin (Maeeva), Meriam Belina (Tante Flora), Surya Saputra (Surya), Ira Wibowo (Mama Cindy), Annisa Rahma (Annisa), Ramzi (Ramzi).
Orientasi 1
Magic Hour adalah film yang berasal dari Indonesia dirilis pada tahun 2015 dan diproduksi oleh Screenplay Production. Film ini disutradarai Asep Kusdinar itu berdurasi 90 menit dan diadaptasi dari novel Magic Hour (Let in the unexpected) yang ditulis oleh Tisa Ts. Dan Stanley Maulen.
Orientasi 2
Film yang bergenre drama romantic ini diperankan oleh Dimas Anggara sebagai Dimas yang merupakan pria tajir namun memiliki sikap cuek serta Michelle Ziudith yang memainkan peran sebagai Raina, seorang gadis pengantar bunga. Dalam film ini, kisah asmara Dimas dan Raina dibenturkan pada pilihan antara cinta atau persahabatan yang khususnya dialami Raina. Namun cinta bukanlah cinta jika tidak melalui sebuah ujian. Begitupun cinta Raina dan Dimas. Ketika mereka berjuang menyatukan cinta, semakin banyak tragedi yang memisahkan. Dari Dimas ia belajar mengenai cinta sejati. Kedatangan Dimas dihadapinya bagaikan Magic Hour momen penuh keajaiban yang membuat Raina melupakan semua kesedihannya.
Tafsiran Isi 1
Dalam film ini Raina dan Gwenny adalah saudara tiri, mereka sangat akrab bahkan seperti saudara kandung. Suatu waktu, Tante Flora meminta Gweeny bertemu dengan Dimas. Ia ingin menjodohkan Gwenny dengan Dimas. Namun Gwenny meminta Raina untuk pura-pura menjadi dirinya. Tujuannya untuk mencari tahu tentang Dimas. Raina awalnya enggan memenuhi permintaan Gwenny tapi akhirnya Raina mengiyakan juga keinginan Gwenny. Ternyata setelah bertemu Dimas, Raina merasakan momen penuh keajaiban yang mampu melepas rasa sedih. Seiring berjalannya waktu mereka saling mencintai, Raina pun menjelaskan bahwa dirinya bukanlah Gwenny melainkan sahabatnya.
Tafsiran Isi 2
Begitu keduanya saling mencintai, muncul konflik dimana Gwenny ternyata suka dengan Dimas pada saat mereka bertemu, disisi lain pula Toby yang merupakan sahabat Raina yang juga cinta dengan Raina. Gwenny pun marah kepada Raina karena Dimas lebih memilih Raina daripada dirinya. Kejutan dari film ini, ternyata Dimas ini hidupnya tidak lama lagi akibat penyakit yang dialaminya. Kemarahan Gwenny tadi membuat Raina menjadi buta karena terbentur meja. Seiring berjalannya waktu Raina yang buta mendapatkan donor mata dari Dimas yang sudah meninggal akibat penyakitnya. Walaupun Dimas sudah meninggal, namun Dimas tetap ada dalam kehidupan Raina. Sayangnya Dimas bukanlah Dimas, melainkan kembarannya Dimas yang tidak dijelaskan namanya.
Tafsiran Isi 3
Setelah mata Raina kembali normal, kembaran Dimas pun mengaku kepada Raina bahwa Dimas asli-lah yang meminta mendonorkan matanya untuk Raina, tanpa diketahui oleh Raina. Lalu kembarannya Dimas tersebut menjelaskan lewat rekaman video di Handycamnya bahwa Dimas jugalah yang menyelesaikan novel Raina yang berjudul “Magic Hour” yang ditulis dengan tertatih saat Dimas sedang sekarat di Rumah Sakit. Semua aktivitas Raina direkamnya saat Raina buta. Saat semuanya berlalu, kembaran Dimas membawa Raina pergi ke atas bukit yang sepada dengan gunung. Disana sedang berlangsung senja Magic Hour, akhirnya kembaran Dimas tersebut berjanji untuk selalu menjaga dan menemani hidup Raina.
Tafsiran Isi 4
Dalam film “Magic Hour” ini dapat dilihat bahwa pesan moral yang dapat kita ambil adalah jangan pernah berhenti untuk memperjuangkan apa yang menurut kita benar dan membuat kita termotivasi serta belajar untuk menerima kenyataan dan berusaha untuk lebih Ikhlas.
Tafsiran Isi 5
Perbedaan antara film dengan novel Magic Hour ini berada pada akhir cerita yakni pada novel “Magic Hour” Raina dan Dimas yang asli-lah hidup bahagia. bukan dengan kembaran Dimas. Film “Magic Hour” ini ditujukan untuk para remaja karena dalam film ini, para remaja akan terbawa perasaannya.
Evaluasi 1
Film produksi Screenplay Films dengan arahan sutradara Asep Kusdinar ini cukup baik. Mengusung genre drama romantic, film ini bertabur kata-kata puitis. Begitu juga keindahan alam sejumlah daerah di Indonesia yang digambarkan dengan cukup baik. Tisa Ts, penulis skenario film ini, cukup piawai dalam membuat cerita melodrama nan romantic. Meski akhirnya cerita terlalu dipaksa dan terkesan tidak logis seperti munculnya kembaran Dimas. Namun pemilihan bintang utama tampil pas sesuai dengan peran serta posisinya masing-masing, seperti Michelle Ziudith dan Dimas Anggara yang berperan sangat baik sehingga para penonton terbawa perasaan akibat chemistery yang dibangun oleh keduanya.
Evaluasi 2
Menurut Michelle Zuidith perannya dalam film ini ini cukup menantang karena lokasi syutingnya yang mengharuskan dirinya untuk naik gunung bahkan menghadang badai. Menurut Dimas pun sama, bahkan Dimas sempat merasa sakit karena adegan hujan-hujanan yang kebetulan hujannya asli. Namun, perjuangan peran pemain film ini tidak sia-sia, yakni mendapatkan respon positif dari para penonton serta antusias para penonton untuk mensukseskan film “Magic Hour” ini.
Rangkuman
Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa Film “Magic Hour” mengajarkan kita tentang arti sahabat, saudara dan cinta yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dari kisah ini juga kita diajarkan untuk lebih ikhlas dengan kenyataan yang ada. Film ini sangat layak ditonton untuk kalangan remaja dalam menumbuhkan rasa lebih ikhlas pada kenyataan apapun serta tanggung jawab menyikapi kerasnya kehidupan.
Daftar Pustaka
Mynewblogspotinsp.blogspot.co.id/2016/03/resensi-novel-magic-hour.html?m=1
Febstories.blogspot.co.id/2015/08/review-film-magic-hour.html?m=1
Dhendyre2qyadhitya.blogspot.co.id/2015/08/review.film-magic-hour-2015.html?m=1
Diakses pada tanggal 08 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar