Disusun Oleh : Nabilah Amelia
Pernyataan
Umum :
Pelangi adalah
fenomena alam yang berupa optik dan meteorologi yang memiliki warna-warni indah
yang sejajar dilangit. Pelangi terbentuk melewati proses pembelokan cahaya atau
yang disebut dengan pembiasan, pemantulan, dan dispersi cahaya. proses
pembiasan pada pelangi akan tertata secara struktur dan akan menghasilkan
warna-warni indah pada pelangi.
Biasanya fenomena ini
terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan rintik-rintik. Kita dapat
melihat jelas fenomena ini, jika kita membelakangi cahaya matahari. Pelangi
dapat pula terbentuk karena udara berkabut atau berembun. Dalam ilmu disika,
pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan
merupakan proses diuraikan satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya
(disebut juga spektrum warna). Warna spektrum adalah warna merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, ungu biasa dikenal dengan “mejikuhibiniu”. Kemudian
warna-warna itu memantul di belakang tetes hujan, yang akibatnya cahaya tampak
melengkung menjadi pelangi.
Pada pelangi, proses
berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai
menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Pelangi terjadi karena
pembiasan cahaya.
Urutan
Sebab-Akibat 1 :
Proses
terjadinya pelangi
Proses terjadinya
pelangi dapat kita telusuri melalui dua pendekatan ilmiah. Pertama yaitu
tentang optik (cahaya) dan kedua adalah gelombang. Dua pendekatan ini tidak
boleh terlepas dalam membahas proses terjadinya pelangi.
adapun jika kita
kerucutkan maka konsep fisika yang berhubungan dnegan proses terjadinya pelangi
adalah refraksi (pembiasan), refleksi (pemantulan), dispersi (penghamburan) dan spektrum
gelombang elektromagnetik.
Ketika cahaya
matahari muncul disaat hujan telah berhenti, maka cahaya tersebut akan menembus
tetesan air hujan (refraksi) yang di udara. Tetesan air hujan dan udara
memiliki indeks bias yang berbeda sehingga cahaya matahari akan merambat
melalui udara menuju tetasan air hujan yang akan mengalami pembiasan cahaya.
Urutan
Sebab-Akibat 2 :
Penjelasan dari proses terjadinya
pelangi :
1.
Pembiasan sinar matahari.
Pelangi
terbentuk karena adanya pembiasan sinar matahari (cahaya) yang dibelokkan
berpindah tempat ke arah lain dari perjalanan satu mendium ke medium lainnya
oleh tetesan air yang ada di atmosfer.
2. Sinar
matahari melewati tetesan air.
Ketika
cahaya matahari melewati tetesan air maka cahaya tersebut akan dibengkokkan sehingga
akan membuat warna-warna tersebut berpisah dengan warna lainnya.
3. Pembelokkan
cahaya.
Setiap
warna-warna pelangi akan dibelokkan pada sudur yang berbeda sehingga akan
memberikan warna yang indah pada pelangi.
4. Terbentuklah
warna pelangi.
Warna
yang akan pertama dibelokkan adalah warna ungu, sedangkan warna terakhir yang
akan dibelokkan adalah warna merah serta akan menyusul warna pelangi lainnya
yaitu jingga, kuning, hijau, biru, dan nila maka kita akan melihat warna
pelangi secara utuh yang disebabkan oleh geometri optik dalam proses penguraian
warna.
Jenis-Jenis
Pelangi
1.
Pelangi Primer
Pelangi
yang terjadi akibat satu pantulan air hujan. pelangi primer memiliki warna yang
terkuat dengan warna merah pada bagian luar dan pada bagian dalam berwarna
ungu.
2. Pelangi
Sekunder
Terjadi
pemantulan cahaya sebanyak dua kali atau lebih. Pelangi sekunder yang
dihasilkan oleh dua pemantul akan terlihat di langit di atas pelangi primer.
Susunan warna pelangi sekunder merupakan kebalikan dari susunan warna pelangi
primer.
Pelangi terlihat
sebagai busur dari permukaan bumi karena
terbatasnya sudut padang mata, jika titik pandang di tempat yang tinggi
misalnya dari pesawat terbang dapat dilihat sebagai spektrum warna yang lengkap
yaitu berbentuk lingkaran. Pelangi tidak akan tampak pada malam hari atau
ketika cuaca mendung. Hal itu terjadi karena pelangi merupakan hasil dari
pembiasan cahaya. Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan
matahari bersinar, tapi dari sisi-sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi
si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari di
belakang orang tersebut. Matahari, maya si pengamat, dan pusat busur pelangi
harus berada dalam satu garis lurus.
DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada tanggal 3 Maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar