Follow Us @literasi_smkn23jkt

Jumat, 05 Mei 2017

TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS "PELANGI"

Disusun Oleh : Nabilah Amelia 

Pernyataan Umum :
Pelangi adalah fenomena alam yang berupa optik dan meteorologi yang memiliki warna-warni indah yang sejajar dilangit. Pelangi terbentuk melewati proses pembelokan cahaya atau yang disebut dengan pembiasan, pemantulan, dan dispersi cahaya. proses pembiasan pada pelangi akan tertata secara struktur dan akan menghasilkan warna-warni indah pada pelangi.
Biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara berkabut atau berembun. Dalam ilmu disika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikan satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum warna). Warna spektrum adalah warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu biasa dikenal dengan “mejikuhibiniu”. Kemudian warna-warna itu memantul di belakang tetes hujan, yang akibatnya cahaya tampak melengkung menjadi pelangi.
Pada pelangi, proses berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Pelangi terjadi karena pembiasan cahaya.

Urutan Sebab-Akibat 1 :
Proses terjadinya pelangi
Proses terjadinya pelangi dapat kita telusuri melalui dua pendekatan ilmiah. Pertama yaitu tentang optik (cahaya) dan kedua adalah gelombang. Dua pendekatan ini tidak boleh terlepas dalam membahas proses terjadinya pelangi.
adapun jika kita kerucutkan maka konsep fisika yang berhubungan dnegan proses terjadinya pelangi adalah refraksi (pembiasan), refleksi (pemantulan), dispersi (penghamburan) dan spektrum gelombang elektromagnetik.
Ketika cahaya matahari muncul disaat hujan telah berhenti, maka cahaya tersebut akan menembus tetesan air hujan (refraksi) yang di udara. Tetesan air hujan dan udara memiliki indeks bias yang berbeda sehingga cahaya matahari akan merambat melalui udara menuju tetasan air hujan yang akan mengalami pembiasan cahaya.



Urutan Sebab-Akibat 2 :
Penjelasan dari proses terjadinya pelangi :
1.    Pembiasan sinar matahari.
Pelangi terbentuk karena adanya pembiasan sinar matahari (cahaya) yang dibelokkan berpindah tempat ke arah lain dari perjalanan satu mendium ke medium lainnya oleh tetesan air yang ada di atmosfer.
2.    Sinar matahari melewati tetesan air.
Ketika cahaya matahari melewati tetesan air maka cahaya tersebut akan dibengkokkan sehingga akan membuat warna-warna tersebut berpisah dengan warna lainnya.
3.    Pembelokkan cahaya.
Setiap warna-warna pelangi akan dibelokkan pada sudur yang berbeda sehingga akan memberikan warna yang indah pada pelangi.
4.    Terbentuklah warna pelangi.
Warna yang akan pertama dibelokkan adalah warna ungu, sedangkan warna terakhir yang akan dibelokkan adalah warna merah serta akan menyusul warna pelangi lainnya yaitu jingga, kuning, hijau, biru, dan nila maka kita akan melihat warna pelangi secara utuh yang disebabkan oleh geometri optik dalam proses penguraian warna.

Jenis-Jenis Pelangi
1.    Pelangi Primer
Pelangi yang terjadi akibat satu pantulan air hujan. pelangi primer memiliki warna yang terkuat dengan warna merah pada bagian luar dan pada bagian dalam berwarna ungu.
2.    Pelangi Sekunder

Terjadi pemantulan cahaya sebanyak dua kali atau lebih. Pelangi sekunder yang dihasilkan oleh dua pemantul akan terlihat di langit di atas pelangi primer. Susunan warna pelangi sekunder merupakan kebalikan dari susunan warna pelangi primer.

Pelangi terlihat sebagai busur dari permukaan  bumi karena terbatasnya sudut padang mata, jika titik pandang di tempat yang tinggi misalnya dari pesawat terbang dapat dilihat sebagai spektrum warna yang lengkap yaitu berbentuk lingkaran. Pelangi tidak akan tampak pada malam hari atau ketika cuaca mendung. Hal itu terjadi karena pelangi merupakan hasil dari pembiasan cahaya. Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi-sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari di belakang orang tersebut. Matahari, maya si pengamat, dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus. 

DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada tanggal 3 Maret 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar