Disusun oleh: Dhea Putri Rahayu
Pernyataan Umum :
Petir
dan kilat merupakan fenomena alam yang dapat kita lihat ketika cuaca sedang
mendung ataupun hujan. Petir juga dapat disebut gejala alam yang
biasanya muncul pada musim hujan di
saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat
kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh.
Kita jarang melihat petir ini pada saat cuaca cerah dan tidak ada awan yang
menggantung di langit. Petir dan kilat ini merupakan gejala dari salah satu
ilmu fisika yaitu listrik statis. Petir berasal dari pemuaian udara yang cepat
akibat dilalui oleh loncatan bunga api listrik. Loncatan bunga api listrik yang
lebih besar terjadi pada saat awan mendung atau sedang hujan. Petir terjadi
pada saat mendung atau hujan dikarenakan pada saat itu, udara mengandung kadar
air yang lebih tinggi dan menyebabkan daya isolasinya turun dan arus mudah
mengalir.
Urutan Sebab-Akibat 1 :
Petir
terjadi karena terdapat perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan
awan lainnya. Awan akan bergerak terus menerus secara teratur, dan selama awan
tersebut bergerak, awan akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan
negatif akan berkumpul pada salah satu sisi, sedangkan muatan positifnya
berkumpul pada sisi lainnya. Apabila potensial antara awan dan bumi memiliki
perbedaan yang cukup besar, amaka muatan negatifnya akan terjadi perpindahan
muatan negatif ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada
proses perpindahan ini, muatan negatif akan melalui medium yaitu udara. Pada
saat muatan negatif mampu menembus ambang batas isolasi udara ini menyebabkan
terjadinya ledakan suara. Karena ada awan yang bermuatan negatif maupun yang
bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antara awan yang memiliki
perbedaan muatan. Hal ini bisa dikatakan bahwa petir merupakan loncatan muatan
listrik antara awan dan bumi atau awan lainnya.
Urutan Sebab-Akibat 2 :
Syarat
terjadinya loncatan listrik dimulai dari gerakan angin ke atas yang ada di
dalam awan Cumulus yang kuat. Kecepatan dai angin ini dilaporkan mencapai 150
km/jam. Kemudian di dalam awan, uap air berkondensasi menjadi partikel air yang
kecil dan stabil. Apabila awan Cumulus berada pada ketinggian yang cukup
tinggi, maka angin di dalam awan itu memiliki suhu di bawah 0 derajat celcius.
Hal ini menyebabkan partikel air di dalam awan mengkristal menjadi es. Kemudian
partikel-partikel es bergabung dan menjadi kumpulan es yang besar. Akibat
adanya gaya gravitasi, kumpulan es itu kemudian jatuh ke permukaan bumi.
Kumpulan es ini kemudian terpecah membentuk es-es yang lebih ringan dan kecil
sehingga hal ini juga memcah struktur elektron yang ada di dalamnya. Hal ini
menyebabkan es yang lebih berat berada di lapisan bawah awan dan memiliki
muatan negatif. Sedangkan es yang lebih ringan tertiup angin yang ada di dalam
awan ke lapisan atas awan dan memiliki muatan positif. Pada peristiwa ini,
terjadi pengkutuban. Rata-rata setiap petir mempunyao 4 sampai 5 jalur utama
akibat adanya ionisasi. Persiapan pelepasan elektron melalui jalur ini
membutuhkan waktu sekitar 0,01 sekon. Setelah itu akan terjadi petir dengan
waktu sekitar 0,0004 sekon. Sebelum terjadi petir selanjutnya, dibutuhkan waktu
istirahat selama 0,03-0,05 sekon. Rata-rata kuat arus dalam petir sebesar
20ribu ampere. Ketika kita melihat kilatan cahaya di langit, akan terdapat jeda
sebelum terdengar gemuruh suara. Hal ini disebabkan terjadi perbedaan antara
kecepatan rambat cahaya yang sebesar 300ribu m/s dan kecepatan rambat suara
yang sebesar 340 m/s. Sehingga wajar saja ketika kilatan cahaya akan muncul
terlebih dahulu sebelum suara gemuruhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar