Disusun Oleh : Retno Anggraini
XI PM 2
Petir dan kilat merupakan fenomena alam yang dapat kita
lihat ketika cuaca sedang mendung ataupun hujan. Kita jarang melihat petir ini
pada saat cuaca cerah dan tidak ada awan yang menggantung di langit. Petir dan
kilat ini merupakan gejala dari salah satu ilmu fisika yaitu listrik statis.
Petir berasal dari pemuaian udara yang cepat akibat dilalui oleh loncatan bunga
api listrik. Loncatan bunga api listrik yang lebih besar terjadi pada saat awan
mendung atau sedang hujan. Petir terjadi pada saat mendung atau hujan
dikarenakan pada saat itu, udara mengandung kadar air yang lebihtinggi dan
menyebabkan daya isolasinya turun dan arus mudah mengalir.
Petir terjadi karena terdapat perbedaan potensial antara
awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Awan akan bergerak terus menerus secara
teratur, dan selama awan tersebut bergerak, awan akan berinteraksi dengan awan
lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi, sedangkan
muatan positifnya berkumpul pada sisi lainnya. Apabila potensial antara awan
dan bumi memiliki perbedaan yang cukup besar, maka muatan negatifnya akan
terjadi perpindahan muatan negatif ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan.
Pada proses perpindahan ini, muatan negatif akan melalui
medium yaitu udara. Pada saat muatan negatif mampu menembus ambang batas
isolasi udara ini menyebabkan terjadinya ledakan suara. Karena ada awan yang
bermuatan negatif maupun yang bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi
antara awan yang memiliki perbedaan muatan. Hal ini bisa dikatakan bahwa petir
merupakan loncatan muatan listrik antara awan dan bumi atau awan lainnya.
Syarat terjadinya loncatan listrik dimulai dari gerakan
angin ke atas yang ada di dalam awan Cumulus yang kuat. Kecepatan dai angin ini
dilaporkan mencapai 150 km/jam. Kemudian di dalam awan, uap air berkondensasi
menjadi partikel air yang kecil dan stabil. Apabila awan Cumulus berada pada
ketinggian yang cukup tinggi, maka angin di dalam awan itu memiliki suhu di bawah
0 derajat celcius. Hal ini menyebabkan partikel air di dalam awan mengkristal
menjadi es. Kemudian partikel-partikel es bergabung dan menjadi kumpulan es
yang besar.
Akibat adanya gaya gravitasi, kumpulan es itu kemudian jatuh
ke permukaan bumi. Kumpulan es ini kemudian terpecah membentuk es-es yanglebih
ringan dan kecil sehingga hal ini juga memcah struktur elektron yang ada di
dalamnya. Hal ini menyebabkan es yang lebih berat berada di lapisan bawah awan
dan memiliki muatan negatif. Sedangkan es yang lebih ringantertiup angin yang
ada di dalam awan ke lapisan atas awan dan memiliki muatan positif. Pada
peristiwa ini, terjadi pengkutuban.
Rata-rata setiap petir mempunyai 4 sampai 5 jalur utama
akibat adanya ionisasi. Persiapan pelepasan elektron melalui jalur ini
membutuhkan waktu sekitar 0,01 sekon. Setelah itu akan terjadi petir dengan
waktu sekitar 0,0004 sekon. Sebelum terjadi petir selanjutnya, dibutuhkan waktu
istirahat selama0,03-0,05 sekon. Rata-rata kuat arus dalam petir sebesar 20ribu
ampere.
Ketika kita melihat kilatan cahaya di langit, akan terdapat
jeda sebelum terdengar gemuruhsuara. Hal ini disebabkan terjadi perbedaan
antara kecepatan rambat cahaya yang sebesar 300ribu m/s dan kecepatan rambat
suara yang sebesar 340 m/s. Sehingga wajar saja ketika kilatan cahaya akan
muncul terlebih dahulu sebelum suara gemuruhnya.
sumber :
http://www.teoripendidikan.com/2016/03/7-contoh-teks-eksplanasi-yang-baik-dan.html
http://ilmupengetahuan.org/terjadinya-petir/
https://www.google.co.id/search?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9096496107
Tidak ada komentar:
Posting Komentar