Disusun
oleh : Cucu Cunarisah
Pernyataan umum : Pelangi adalah salah satu fenomena optik yang terjadi
secara alamiah dalam atmosfer bumi. Pelangi merupakan suatu busur spektrum
besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air.
Pelangi dianggap sebagai gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka
warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Pelangi tampak
sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat
hujan ringan. Pelangi mempunyai beberapa
bentuk, diantaranya : Classic Rainbows, Circular Rainbows, Secondary Rainbows,
Red Rainbows, Sundogs. Fogbows, Waterfall Rainbows, Fire Rainbows, Moonbows. Warna-warna
pelangi beraneka macam yaitu, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan violet.
Urutan Sebab-akibat : Proses terjadinya pelangi bermula dari ketika cahaya
matahari melewati sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan
menuju ke arah tetes hujan tersebut, yang memisahkan cahaya putih menjadi
sebuah warna spektrum. Hal ini dinamakan proses disperse cahaya, yaitu
pembiasan cahaya (dari hasil transmisi cahaya) yang mengkonversikan cahaya
monokromatis (satu warna berupa cahaya putih matahari) menjadi polikromatis
(spektrum yang dibentuk pelangi). Warna-warna yang terpisah memantul dibelakang tetes hujan
dan memisah lebih banyak lagi saat meniggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak
melengkung menjadi kurva warna. Tiap warna dibelokkan pada sudut yang berbeda.
Tetesan air B yang memiliki panjang gelombang terpendek dan frekuensi tertinggi
dibengkokkan yang paling awal memberikan warna ungu dan terdapat di bagian
kurva. Cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang terpanjang dan frekuensi
terendah dibengkokkan yang paling akhir oleh tetesan air sampai ke mata kita
yang menghasilkan warna merah yang terdapat pada bagian luar. Warna merah dan
ungu tidak saling bertemu, warna merah berada di paling ujung pada pelangi dan
warna ungu berada di paling bawah pada pelangi.
Urutan Sebab-akibat : Proses terjadinya pelangi ini pertama kali diamati oleh Sir
Isaac Newton (Inggris) pada abad ke-17 melalui percobaannya, Newton menemukan
bahwa cahaya putih matahari sebenarnya merupakan campuran dari cahaya berbagai
warna. Ia menyorotkan sedikit sinar matahari melalui sebuah prisma kaca berbentuk
segitiga dalam sebuah ruang gelap. Bentuk prisma tersebut membuat berkas
sinarnya membelok dan kemudian memisah menjadi suatu pita cahaya yang lebar. Di
dalam pita, Newton melihat spektrum, dari pola disperse yang di bentuk.
Spektrum warna ini adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.Cahaya bergerak dalam bentuk gelombang karena sifatnya yang
memiliki dualisma gelombang partikel (pada saat tertentu bisa bersifat
gelombang dan partikel). Panjang gelombang yang dimiliki akan menentukan warna
pada cahaya. Pelangi dan efek cahaya lain di langit disebabkan oleh cahaya yang
membias menjauhi garis normal pada partikel.Faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pelangi antara
lain : hujan dan cahaya matahari yang mendispersikan cahaya monokromatis dari
matahari menjadi warna-warna polikromatis yang indah. Selain itu posisi
pengamat juga akan mempengaruhi terlihat atau tidaknya sebuah pelangi. Posisi
pengamat harus berada diantara cahaya matahari dan tetesan air.
Ada dua hal yang menyebabkan daerah
terang pelangi terlihat lebih cerah dibandingkan daerah lainnya yaitu :
Ø Cahaya
matahari yang masuk ke tetesan air hujan yang menimbulkan pelangi pertama
mempunyai intensitas cahaya matahari yang paling besar.
Ø Pada
proses pembentukan pelangi pertama, saat berada dalam tetesan air hujan, cahaya
matahari hanya mengalami satu kali proses pemantulan cahaya, sehingga energi
yang terserap oleh tetesan air hujan masih cukup banyak.
Untuk melihat pelangi utuh satu lingkaran,
maka kita harus berdiri di tempat yang lebih tinggi. Pernyataan ini benar bahwa
pelangi berbentuk lingkaran, bukan seperti parabola yang sering dianggap
sebagian orang. Ditanah, kita hanya dapat melihat pelangi setengah lingkaran. Jika berada di
pesawat terbang maka kita bisa melihat pelangi satu lingkaran utuh.
Daftar pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar