Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 16 Mei 2017

“ Memahami dunia Supranatural lewat film The Conjuring 2 ”

Disusun Oleh M. Rosadi



Judul Film    : The Conjuring 2
Tahun Rilis   : 2016
Sutradara      : James Wan
Genre           : Horor ( Dirilis dari kisah nyata )
Pemain         :         Patrick Wilson sebagai (Ed Warren)
Vera Farmiga sebagai (Lorraine Warren)
Madison Wolfe sebagai (Janet Hodgson)
Frances O’Connor sebagai (Peggy Hodgson)
Lauren Esposito sebagai (Margaret Hodgson)
Benjamin High sebagai (Billy Hodgson)
Patrick McAuley sebagai (Johny Hodgson)
Simon McBurney sebagai (Maurice Grosse)
Maria Doyle Kennedy sebagai (Peggy Nottingham)
Simon Delaney sebagai (Vic Nottingham)
Franka Potente sebagai (Anita Gregory)
Bob Adrian sebagai (Bill Wilkins)
Robin Atkin Downes sebagai (suara iblis)
Bonnie Aarons Sebagai (Valak)

( ORIENTASI 1 )
Akhirnya Warner Bros merilis film Horror terbaru di tahun 2016, meskipun pada awalnya Warner Bros telah mengeluarkan Film “The Conjuring” yang pertama dan begitupula yang terbaru ini tidak kalah menariknya, film yang di sutradarai oleh James Wan ini di angkat dari sebuah kisah nyata yang terjadi di Enfield, Inggris.
( ORIENTASI 2 )
Kisah The Conjuring pada dasarnya berkutat pada rumah berhantu. Namun, kisah ini juga punya sesuatu yang membuatnya bukan film hantu-hantuan semata. Kisah yang disusun oleh Chad Hayes dan Carey Hayes tersebut diangkat dari kisah nyata pasangan suami istri Lorraine dan Ed Warren, penyelidik paranormal di Amerika Serikat yang pada era 1970-an kerap dimintai tolong untuk mengatasi berbagai kasus gangguan supernatural.
 ( TAFSIRAN ISI 1 )
The Conjuring 2 kembali menyorot salah satu kasus besar yang ditangani Lorraine (Vera Farmiga) dan Ed (Patrick Wilson). Usai menangani kasus rumah di Amityville—yang dalam kehidupan nyata menginspirasi franchise horor The Amityville Horror, Lorraine dan Ed jadi sering disorot oleh media massa, termasuk dihadapkan oleh pihak-pihak yang sangsi bahwa aktivitas paranormal yang mereka lakukan adalah sungguhan.
( TAFSIRAN ISI 2 )
Di saat bersamaan, Lorraine yang dikaruniai indera keenam kerap mendapat penglihatan tentang kematian suaminya, juga sosok iblis berpakaian biarawati yang belakangan gencar mengusiknya. Lorraine menganggap itu adalah pertanda ia dan Ed harus berhenti menerima kasus lagi.
 ( TAFSIRAN ISI 3 )
Sementara itu, di wilayah Enfield di kota London, Inggris, gangguan supernatural menimpa sebuah keluarga miskin Hodgson. Janet (Madison Wolfe), anak kedua dari empat bersaudara Hodgson, kerap diganggu oleh arwah misterius, mulai dari memindahkannya dari kamar terkunci ke ruang tamu, sampai membuatnya kerasukan. Berbagai peristiwa supernatural lainnya pun disaksikan oleh ketiga saudaranya dan sang ibu, Peggy (Frances O'Connor), sampai ke tetangga dan polisi, bahkan kasus ini jadi sorotan media lokal.
 ( TAFSIRAN ISI 4 )
Akhirnya, seorang penyelidik paranormal Maurice Grosse (Simon McBurney) memutuskan untuk membantu keluarga ini, menghubungkan mereka dengan Lorraine dan Ed, yang bersedia memeriksa kasus ini walau awalnya enggan. Lorraine dan Ed mendatangi keluarga Hodgson, khususnya Janet yang seperti 'terpilih' untuk jadi alat sang arwah. Anehnya, terlepas dari berbagai kejadian supernatural yang terjadi di rumah itu, Lorraine dan Ed justru kesulitan untuk membuktikan bahwa arwah ini benar-benar ada, membuat mereka juga kebingungan bagaimana harus menolong keluarga malang ini.


 ( TAFSIRAN ISI 5 )
Ekspektasi terhadap film horor belakangan ini adalah dari tingkat kengerian yang ditampilkan, sampai-sampai unsur cerita pun dikesampingkan. The Conjuring 2—seperti The Conjuring—beruntung memiliki dasar cerita yang menarik, yaitu keberadaan Lorraine dan Ed yang memang ada di dunia nyata. Para pembuat film ini pun tampak menangkap satu hal penting dari kedua tokoh ini yang kemudian dieksplorasi di layar. Bukan pada kemampuan paranormal mereka, melainkan hubungan mereka sebagai pasangan yang memang berbeda dari pasangan lain.
( TAFSIRAN ISI 6 )
Dengan segala adegan seramnya, bila diperhatikan The Conjuring 2 melandaskan ceritanya pada kekhawatiran Lorraine kehilangan Ed, satu-satunya orang yang percaya dan mau mendukungnya, bahkan bersama-sama berjuang di bidang aktivitas paranormal. Film ini pun menambahkan beberapa adegan melankolis yang sanggup memberi warna berbeda, tanpa harus mengganggu mood keseluruhan film. Hubungan unik kedua karakter ini semakin diperkaya dengan permainan apik dari Farmiga dan Wilson.

( TAFSIRAN ISI 7 )
Di sisi lain, film ini juga memberi porsi yang cukup besar untuk keluarga Hodgson sebagai korban dalam kasus ini. Mulai dari situasi keluarga yang sulit—Peggy harus mengurus keempat anaknya sendirian setelah bercerai, ditambah anak bungsu mereka yang bicaranya gagap, sampai keputusasaan mereka menghadapi gangguan yang makin menjadi-jadi di rumah mereka sendiri. Simpati pun mudah muncul bagi penonton karena gangguan yang dialami Hodgson bukan karena kebodohan mereka sendiri, melainkan korban pelampiasan si arwah. Toh, rumah mereka pun sebuah rumah biasa yang sedikit lapuk karena kesulitan penghuninya untuk mengurusnya, bukan yang terlalu dikondisikan seram.
( TAFSIRAN ISI 8 )
Namun, The Conjuring 2 tetap setia pada hakikatnya sebagai sebuah film horor yang bertujuan menakuti penonton. Walau kisahnya, 'aturan' keberadaan arwahnya, hingga penyelesaiannya cenderung klasik, film ini masih memunculkan kengerian dalam berbagai metode. Mulai dari berbagai penampakan makhluk dengan tampang seram, jump scares yang mengagetkan, atmosfer menggelisahkan, hingga komunikasi manusia dengan arwah yang mampu menimbulkan ketakutan psikologis. Semua unsur itu disajikan dengan piawai tanpa terkesan murah, didukung dengan tata adegan, artistik, gambar, dan ekspresi para pemain, dan dijamin dapat menggirangkan para penggemar horor.
( EVALUASI  1)
Meski demikian, di situ pula terletak kelemahan film ini. Secara penuturan cerita, film ini mengambil waktu terlalu lama, bahkan sampai separuh durasi film, dalam memperkenalkan karakter-karakternya lewat berbagai adegan seram, sebelum masuk pada inti cerita penyelidikan Lorraine dan Ed terhadap misterinya. Adegan-adegan ini memang berpotensi sukses membuat penonton 'terhibur', tetapi membuat ceritanya jadi tersendat dan terasa terlalu dipanjang-panjangkan, sebelum akhirnya berjalan lebih lancar di paruh kedua.
( EEVALUASI 2 )
Terlepas dari itu, The Conjuring 2 tetap berhasil menghadirkan sebuah film horor yang tak hanya sekadar menakut-nakuti, tetapi juga bercerita. Ada kengerian yang memberi efek maksimal, tetapi juga ada keheranan dan kehangatan, dan diterjemahkan dengan baik dan rapi dalam adegan-adegannya. Ketika tak banyak film horor yang menyajikan semua itu dalam satu tontonan, The Conjuring 2 justru mampu menunjukkannya dalam ramuan yang relatif memuaskan. 
( RANGKUMAN )
Dari paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa film “The Conjuring 2” merupakan sebuah film yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh kalangan masyarakat, dari film ini kita mendapat pengajaran bahwa setiap yang tidak nyata pasti akan nyata. begitu juga halnya dengan keberadaan makhluk tak kasat mata biar bagaimanapun kita hidup berdampingan dengan mereka tanah yang kita pijak memang berbeda tapi satu hal yang perlu diingat bahwa kita masih berada di satu atap dan naungan yang sama sebagai makhluk ciptaan tuhan.
DAFTAR PUSTAKA : http://www.muvila.com/film/review/movie-review-the-conjuring-2-film-seram-yang-bercerita-1606152.html http://www.sinopsisfilm.club/sinopsis-conjuring-2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar