Disusun Oleh M. Rosadi
Judul Film :
The Conjuring 2
Tahun Rilis :
2016
Sutradara :
James Wan
Genre :
Horor ( Dirilis dari kisah nyata )
Pemain : Patrick
Wilson sebagai (Ed Warren)
Vera Farmiga sebagai (Lorraine Warren)
Madison Wolfe sebagai (Janet Hodgson)
Frances O’Connor sebagai (Peggy Hodgson)
Lauren Esposito sebagai (Margaret Hodgson)
Benjamin High sebagai (Billy Hodgson)
Patrick McAuley sebagai (Johny Hodgson)
Simon McBurney sebagai (Maurice Grosse)
Maria Doyle Kennedy sebagai (Peggy Nottingham)
Simon Delaney sebagai (Vic Nottingham)
Franka Potente sebagai (Anita Gregory)
Bob Adrian sebagai (Bill Wilkins)
Robin Atkin Downes sebagai (suara iblis)
Bonnie Aarons Sebagai (Valak)
( ORIENTASI 1 )
Akhirnya Warner
Bros merilis film Horror
terbaru di tahun 2016, meskipun pada awalnya Warner Bros telah mengeluarkan
Film “The Conjuring” yang pertama dan begitupula yang terbaru ini tidak kalah
menariknya, film yang di sutradarai oleh James Wan ini di angkat dari sebuah
kisah nyata yang terjadi di Enfield, Inggris.
(
ORIENTASI 2 )
Kisah The
Conjuring pada dasarnya
berkutat pada rumah berhantu. Namun, kisah ini juga punya sesuatu yang
membuatnya bukan film hantu-hantuan semata. Kisah yang disusun oleh Chad Hayes
dan Carey Hayes tersebut diangkat dari kisah nyata pasangan suami istri
Lorraine dan Ed Warren, penyelidik paranormal di Amerika Serikat yang pada era
1970-an kerap dimintai tolong untuk mengatasi berbagai kasus gangguan
supernatural.
( TAFSIRAN ISI 1 )
The Conjuring 2 kembali menyorot salah satu kasus besar yang ditangani
Lorraine (Vera Farmiga) dan Ed (Patrick Wilson). Usai menangani kasus rumah di
Amityville—yang dalam kehidupan nyata menginspirasi franchise horor The
Amityville Horror, Lorraine
dan Ed jadi sering disorot oleh media massa, termasuk dihadapkan oleh
pihak-pihak yang sangsi bahwa aktivitas paranormal yang mereka lakukan adalah
sungguhan.
( TAFSIRAN ISI 2 )
Di saat bersamaan, Lorraine yang dikaruniai indera keenam
kerap mendapat penglihatan tentang kematian suaminya, juga sosok iblis
berpakaian biarawati yang belakangan gencar mengusiknya. Lorraine menganggap
itu adalah pertanda ia dan Ed harus berhenti menerima kasus lagi.
( TAFSIRAN ISI 3 )
Sementara
itu, di wilayah Enfield di kota London, Inggris, gangguan supernatural menimpa
sebuah keluarga miskin Hodgson. Janet (Madison Wolfe), anak kedua dari empat
bersaudara Hodgson, kerap diganggu oleh arwah misterius, mulai dari
memindahkannya dari kamar terkunci ke ruang tamu, sampai membuatnya kerasukan.
Berbagai peristiwa supernatural lainnya pun disaksikan oleh ketiga saudaranya
dan sang ibu, Peggy (Frances O'Connor), sampai ke tetangga dan polisi, bahkan
kasus ini jadi sorotan media lokal.
( TAFSIRAN ISI 4 )
Akhirnya,
seorang penyelidik paranormal Maurice Grosse (Simon McBurney) memutuskan untuk
membantu keluarga ini, menghubungkan mereka dengan Lorraine dan Ed, yang
bersedia memeriksa kasus ini walau awalnya enggan. Lorraine dan Ed mendatangi
keluarga Hodgson, khususnya Janet yang seperti 'terpilih' untuk jadi alat sang
arwah. Anehnya, terlepas dari berbagai kejadian supernatural yang terjadi di
rumah itu, Lorraine dan Ed justru kesulitan untuk membuktikan bahwa arwah ini benar-benar
ada, membuat mereka juga kebingungan bagaimana harus menolong keluarga malang
ini.
( TAFSIRAN ISI 5 )
Ekspektasi
terhadap film horor belakangan ini adalah dari tingkat kengerian yang
ditampilkan, sampai-sampai unsur cerita pun dikesampingkan. The
Conjuring 2—seperti The Conjuring—beruntung memiliki dasar
cerita yang menarik, yaitu keberadaan Lorraine dan Ed yang memang ada di dunia
nyata. Para pembuat film ini pun tampak menangkap satu hal penting dari kedua
tokoh ini yang kemudian dieksplorasi di layar. Bukan pada kemampuan paranormal
mereka, melainkan hubungan mereka sebagai pasangan yang memang berbeda dari
pasangan lain.
( TAFSIRAN ISI 6 )
Dengan
segala adegan seramnya, bila diperhatikan The Conjuring 2 melandaskan ceritanya pada
kekhawatiran Lorraine kehilangan Ed, satu-satunya orang yang percaya dan mau
mendukungnya, bahkan bersama-sama berjuang di bidang aktivitas paranormal. Film
ini pun menambahkan beberapa adegan melankolis yang sanggup memberi warna
berbeda, tanpa harus mengganggu mood keseluruhan
film. Hubungan unik kedua karakter ini semakin diperkaya dengan permainan apik
dari Farmiga dan Wilson.
( TAFSIRAN
ISI 7 )
Di sisi
lain, film ini juga memberi porsi yang cukup besar untuk keluarga Hodgson
sebagai korban dalam kasus ini. Mulai dari situasi keluarga yang sulit—Peggy
harus mengurus keempat anaknya sendirian setelah bercerai, ditambah anak bungsu
mereka yang bicaranya gagap, sampai keputusasaan mereka menghadapi gangguan
yang makin menjadi-jadi di rumah mereka sendiri. Simpati pun mudah muncul bagi
penonton karena gangguan yang dialami Hodgson bukan karena kebodohan mereka
sendiri, melainkan korban pelampiasan si arwah. Toh, rumah mereka pun sebuah
rumah biasa yang sedikit lapuk karena kesulitan penghuninya untuk mengurusnya,
bukan yang terlalu dikondisikan seram.
( TAFSIRAN ISI 8 )
Namun, The
Conjuring 2 tetap setia pada
hakikatnya sebagai sebuah film horor yang bertujuan menakuti penonton. Walau
kisahnya, 'aturan' keberadaan arwahnya, hingga penyelesaiannya cenderung
klasik, film ini masih memunculkan kengerian dalam berbagai metode. Mulai dari
berbagai penampakan makhluk dengan tampang seram, jump
scares yang mengagetkan,
atmosfer menggelisahkan, hingga komunikasi manusia dengan arwah yang mampu
menimbulkan ketakutan psikologis. Semua unsur itu disajikan dengan piawai tanpa
terkesan murah, didukung dengan tata adegan, artistik, gambar, dan ekspresi
para pemain, dan dijamin dapat menggirangkan para penggemar horor.
( EVALUASI
1)
Meski
demikian, di situ pula terletak kelemahan film ini. Secara penuturan cerita,
film ini mengambil waktu terlalu lama, bahkan sampai separuh durasi film, dalam
memperkenalkan karakter-karakternya lewat berbagai adegan seram, sebelum masuk
pada inti cerita penyelidikan Lorraine dan Ed terhadap misterinya.
Adegan-adegan ini memang berpotensi sukses membuat penonton 'terhibur', tetapi
membuat ceritanya jadi tersendat dan terasa terlalu dipanjang-panjangkan,
sebelum akhirnya berjalan lebih lancar di paruh kedua.
(
EEVALUASI 2 )
Terlepas
dari itu, The
Conjuring 2 tetap berhasil
menghadirkan sebuah film horor yang tak hanya sekadar menakut-nakuti, tetapi
juga bercerita. Ada kengerian yang memberi efek maksimal, tetapi juga ada
keheranan dan kehangatan, dan diterjemahkan dengan baik dan rapi dalam
adegan-adegannya. Ketika tak banyak film horor yang menyajikan semua itu dalam
satu tontonan, The Conjuring 2 justru mampu menunjukkannya dalam
ramuan yang relatif memuaskan.
(
RANGKUMAN )
Dari
paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa film “The Conjuring 2” merupakan
sebuah film yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh kalangan masyarakat,
dari film ini kita mendapat pengajaran bahwa setiap yang tidak nyata pasti akan
nyata. begitu juga halnya dengan keberadaan makhluk tak kasat mata biar
bagaimanapun kita hidup berdampingan dengan mereka tanah yang kita pijak memang
berbeda tapi satu hal yang perlu diingat bahwa kita masih berada di satu atap
dan naungan yang sama sebagai makhluk ciptaan tuhan.
DAFTAR PUSTAKA : http://www.muvila.com/film/review/movie-review-the-conjuring-2-film-seram-yang-bercerita-1606152.html
http://www.sinopsisfilm.club/sinopsis-conjuring-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar