Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 16 Mei 2017

"Laskar Pelangi" : Impian dari Kemauan untuk Pendidikan

Laskar Pelangi : Impian dari Kemauan untuk Pendidikan

Disusun oleh : Yasinta Alviani




Judul              : Laskar Pelangi
Tahun             : 2008
Sutradara       : Riri Riza
Pemain          : 1. Ikal (Zulfani)
                        2. Lintang (Ferdian)
                        3. Mahar (Verrys Yamarno)
  
Orientasi

Film Laskar Pelangi ini adalah film asal indonesia bergenre drama dan dirilis pada tanggal 26 September 2008. Film ini terinspirasi dari pengalaman yang di tulis dalam buku dengan judul yang serupa dan film ini diproduksi oleh Miles Films dan Mizan Production. Pemain utama dalam film ini ada 10 pemain, tetapi di bagian awal, film ini memusatkan pada sosok Ikal. Film yang berdurasi 125 menit ini berkisah tentang kehidupan kalangan pinggiran, di salah satu pulau terkaya Indonesia, Belitung. Film ini mengisahkan perjuangan 2 orang guru yang berjuang agar sekolahnya tidak ditutup. Berjuang bersama 10 murid yang memiliki keistimewaan dan keunikan masing-masing, mereka menemui beraneka tantangan yang menekan dan hampir mematahkan semangat. Rintangan dan tantangan pun datang menguji semangat mereka. Kisah tentang perjuangan, persahabatan, semangat menggapai mimpi mereka.

Tafsiran 1

Berawal terjadi di desa Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau siswa baru tidak mencapai 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan. Semua orang khawatir akan kondisi sekolah tersebut.  Namun, tiba-tiba sesaat sebelum kepala sekolah hendak berpidato menutup sekolah Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan Harun ke sekolah tersebut. Sontak semua anak dan guru di sekolah tersebut bersorak gembira menyambut Harun. Ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaan masing-masing terobsesi untuk berjuang mempertahankan sekolah mereka.

Tafsiran 2

Film Laskar Pelangi ini sekaligus menjadi sindiran bagi pemerintah yang perlu membenahi pendidikan di Indonesia agar merata, dan sindiran bagi masyarakat bahwa setiap warga masyarakat Indonesia dalam kondisi apapun berhak mendapatkan sebuah pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan tingkatannya. Hal ini terlihat ketika Sekolah Muhammadiyah akan terancam dibubarkan.

Tafsiran 3

Sejak saat itulah cerita mereka dimulai. Bersama Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun mereka bersemangat untuk sekolah demi meraih cita-cita yang sangat tinggi. Nama Laskar Pelangi diberikan oleh guru mereka yang bernama Bu Muslimah (Cut Mini). Ibu Muslimah memberikan nama Laskar Pelangi karena kesukaan mereka terhadap Pelangi dan semangat mereka untuk bersekolah demi meraih cita-cita mereka yang sangat tinggi. Dengan nama itu mereka menjadi semakin bersemangat untuk menjadi orang sukses. Banyak hal yang telah dilakukan oleh mereka dan berhasil mengharumkan nama desa mereka. Seperti Lintang yang memenangkan lomba cerdas cermat, Mahar yang memenangkan lomba karnaval 17 Agustus. Film Laskar Pelangi diwarnai dengan kesenangan, tertawa, dan menangis bersama. Akhirnya dikisahkan 12 tahun kemudian setelah mereka semua dewasa dan Ikal yang berjuang di luar pulau Belitung kembali ke kampungnya dengan membawa kesuksesan yang membuat semua guru dan desa Gantung menjadi bangga.

Tafsiran 4

Dalam film Laskar Pelangi sikap moral yang disarankan adalah semangat juang karena film Laskar Pelangi lebih menonjolkan sisi semangat anak-anak dalam menggapai cita-citanya dalam kesederhanaan. Perbedaan yang ada diantara mereka justru menjadi warna dalam persahabatan. Mereka dapat membuktikan bahwa keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik. Penokohan dalam film Laskar Pelangi benar-benar sangat professional. Tentunya ini menjadi film yang penuh inspirasi terutama bagi anak-anak di kota agar tetap bersemangat dalam pendidikan. Hal itu tergambar pada kondisi yang mengisahkan bagaimana usaha Lintang yang harus menempuh jarak hingga 80 km untuk tiba di sekolah dari rumahnya. Tokoh Harun yang memerankan anak yang tidak normal sangatlah bagus, sehingga menarik perhatian banyak penikmat film. Kepolosan, keluguan, dan kecerdikan anak-anak yang hidup dalah keterbatasan membuat daya tarik sendiri bagi penonton saat menonton film tersebut.

Tafsiran 5

Film ala Denias, Senandung di atas awan yang dirilis pada tahun 2006 ternyata menular juga pada film Laskar Pelangi, hanya saja film Laskar Pelangi lebih baru dan menceritakan 2 orang guru bersama 10 murid yang berjuang agar sekolahnya tidak ditutup. Kedua karya ini mempunyai pola cerita yang menyandingkan keduanya dalam satu lini yang sama. Anak pinggiran yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Tafsiran 6

Film semacam inilah yang ditawarkan Laskar Pelangi pada penonton yang mereka sasar, tidak lain untuk membuktikan bahwa bukan karena fasilitas yang menunjang yang akhirnya dapat membuat seseorang sukses maupun pintar, namun kemauan dan kerja keraslah yang dapat mengabulkan setiap impian. Film ini dapat ditujukan untuk para anak-anak bangsa yang memiliki semangat juang yang besar.

Evaluasi

Film ini telah ditonton oleh 4,6 juta penonton. Film ini juga mendapatkan komentar positif dari Bapak Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2009  film ini memperoleh penghargaan dalam kategori Indonesia Movie Awards dan juga pemenang dalam kategori Asian Film Awards.

Film ini tidak luput dari ulasan negatif yang memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya kisah di novel dengan kisah di film tidak selaras. Di bagian awal, film ini memusatkan pada sosok Ikal, kemudian di bagian berikutnya lebih memusatkan 10 anak tersebut.

Rangkuman

Film Laskar Pelangi ini adalah kisah nyata dari penulis Andrea Hirata yang berperan menjadi tokoh “aku” dalam cerita ini dan 9 temannya yang berjuang mempertahankan sekolah mereka. Perjuangan yang penuh dengan rintangan mereka menghadapi dengan sikap persahabatan dan semangat pantang menyerah. Jadi, film ini telah menginspirasi terutama bagi anak-anak Indonesia agar tetap bersemangat dalam menempuh pendidikan. Maka film ini layak untuk ditonton karena memiliki nilai perjuangan yang patut kita jadikan motivasi diri dan dapat di tiru oleh setiap orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar