KENAKALAN REMAJA
Disusun oleh Riya Mega
Pernyataan Umum :
Kenakalan remaja adalah semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh
remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di
sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang
berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi.
Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di
waspadai dan lebih diperhatikan karena seiring berkembangnya seorang anak,
sudah sewajarnya seorang remaja melakukan sebuah kenakalan. Selama kenakalan
itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu peran orang tua dalam
mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan penanaman nilai, dan
norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap, perbuatan mental
seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, dan mana hal yang
tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang baik dan
mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih
kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan
seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan.
Urutan Sebab- Akibat :
Banyak faktor-faktor yang
membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak. Biasanya hal ini berawal
dari mereka berteman dengan teman yang membawa dampak buruk, karena masa remaja
itu masa dimana keadaan psikis remaja bisa mudah terpengaruh. Ada faktor yang berasal
dari keluarga, karena kurangnya perhatian dari keluarga membuat anak menjadi
royal dalam pergaulan. Faktor terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus
dipergaulan bebas karena kurangnya agama yang membentengi pikiran dan jiwa
anak. Oleh karena itu, pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam
kehidupan si anak. Berhasil atau tidak berhasilnya anak, kembali lagi pada
peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama dan pada diri anak sendiri.
Perilaku
‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal):
Faktor Internal :
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada
diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas
peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedia.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima
akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan
kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor Eksternal
:
1.
Keluarga
Perceraian orang tua, tidak adanya
komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga
bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga
pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau
penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja.
2. Pengaruh kawan
sepermainan yang kurang baik
3. Komunitas / lingkungan
tempat tinggal yang kurang baik.
Beberapa faktor lain yang dapat
menyebabkan kenakalan remaja :
·
reaksi frustasi diri
·
gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
·
kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
·
kurangnya pengawasan dari orang tua
·
dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
·
dasar-dasar agama yang kurang
·
tidak adanya media penyalur bakat/hobi
·
masalah yang dipendam
Adapun
akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja ada 3 antara lain :
1) Bagi
remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan
berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan
mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi
itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya
bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup
yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja
tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak
stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya
akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung
selama tidak ada yang mengarahkan.
2) Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya
dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi
bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari
ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga,
komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat
tidak baik, Sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan
jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk
bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan
narkotika. Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang
telah dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan
rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.
3) Bagi
lingkungan masyarakat
Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya
remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat
ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh
orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan
apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya,
dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat
keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka
dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang
sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal
kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.
Daftar
Pustaka :
http://artikelmateri.blogspot.co.id/2015/12/kenakalan-remaja-pengertian-adalah-contoh-penyebab.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar