Disusun oleh: Febriyan Syah
Judul Film : I Leave My Heart In Lebanon
Tahun : 15 Desember 2016
Sutradara : Benni Setiawan
Pemain : 1.
Rio Dewanto
2. Yama Carlos
3. Boris Bokir
4. Revalina S Temat
5. Baim Wong
6. Dedy Mizwar
7. Tri Yudiman
8. Jowy Khoury (Artis Lebanon)
ORIENTASI I
I Leave My Heart In Lebanon adalah sebuah film
drama Indonesia. Film ini terinspirasi dari Tentara Nasional Indonesia yang
melaksanakan tugas Perdamaian Dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri.
Kontingen Garuda XXIII sering disebut KONGA XXIII atau Pasukan Garuda 23.
Bertugas untuk memelihara perdamaian di Lebanon, untuk mencegah timbulnya konflik
antara Israel & kelompok Hizbullah, serta menjaga keamanan di zona tanpa
militer (demiliterized zone). Dalam
melaksanakan tugasnya, Pasukan Garuda selalu mendapat kesan positif dan
diterima dengan baik oleh masyarakat di sekitar markas Indobatt (Indonesia Battallyon). Bahkan kerap kali
KONGA XXIII melaksanakan kegiatan-kegiatan CIMIC (civil military coordination) berupa pengobatan gratis dan pelayanan
pendidikan di Lebanon.
ORIENTASI II
Kisah Pasukan Garuda 23 tersebut kemudian
diangkat menjadi sebuah film yang berjudul “I
Leave My Heart In Lebanon”. Diproduksi oleh rumah produksi TB Silalahi
Picture dengan sutradara Benni Setiawan yang sebelumnya telah sukes memproduksi
film berjudul “ToBa Dreams”.
Menceritakan tentang Kiprah Tentara Nasional Indonesia di Lebanon, adalah
Kontingen Garuda XXIII yang dikirim ke Lebanon sebagai bagian dari Pasukan
Perdamaian PBB (UNIFIL).
TAFSIRAN ISI I
Setting film ini mengambil lokasi di dua
negara, yaitu Indonesia dan Lebanon, sehingga bisa menggambarkan kondisi yang
sebenarnya. Selain menampilkan tentang kiprah Pasukan Garuda 23 dalam menjaga
perdamaian di daerah konflik, film ini juga dibalut kisah cinta antara Kapten
Satria (Rio Dewanto) dan dokter Diah (Revalina S Temat). Mereka harus rela
berpisah dan menunda pernikahan karena panggilan tugas Kapten Satria sebagai
bagian dari KONGA XXIII ke Lebanon. Diah berjanji akan menunggu Kapten Satria
hingga masa tugas berakhir.
TAFSIRAN ISI II
Dalam melaksanakan tugasnya di Lebanon, Kapten
Satria bertemu Rania (Jowy Khoury) ketika memberikan bantuan sosial di sebuah Sekolah
Dasar. Rania memiliki seorang anak yang masih trauma karena ditinggalkan oleh
ayahnya yang meninggal karena serangan bom. Kapten Satria sering bertemu dengan
Rania dan anaknya.
TAFSIRAN ISI III
Sementara di Indonesia, Diah diperkenalkan
dengan Andri (Baim Wong). Pemuda lulusan Inggris yang sukses sebagai pengusaha
bidang properti. Ibunya (Tri Yudiman) pun sangat mendukung agar menerima cinta
Andri. Sang ayah, Letkol (purn) Surya (Deddy Mizwar) menyarankan Diah untuk
tetap menunggu Kapten Satria sampai menyelesaikan tugas di Lebanon.
TAFSIRAN ISI IV
Selain kisah cinta antara kapten Satria dan
Diah, Lettu Arga (Yama Carlos) juga harus selalu waswas menunggu berita
kelahiran anaknya. Di tengah tuntutan tugas, Lettu Arga tetap harus
berkomunikasi dengan keluargannya di Indonesia untuk menanti saat-saat
kelahiran anaknya. Begitu juga dengan Serka Gulamo (Boris Bokir) yang harus
meninggalkan si Butet (anak perempuan) dan istrinya. Bahkan prajurit-prajurit
lain juga turut merasa kesepian ketika harus merayakan Lebaran di tengah
kondisi yang jauh dari keluarga. Mereka pun tetap bisa bersemangat di kamp
Indobatt dan selalu punya cara menghibur satu sama lain ibarat sebuah keluarga.
TAFSIRAN ISI V
Diakhir
tugasnya Pasukan Garuda Indonesia mendapat pengharagaan dari pemerintah Lebanon.
Rania dan Salma sedih atas kepergian Kapten Satria, saat bus TNI Kapten Satria
ingin berangkat ke bandara untuk kembali ke Indonesia, Kapten Satria dikejutkan
oleh Rania dan Salma menunggu di jalan
untuk melihat Kapten Satria pergi. Rekan-rekan Kapten Satria meminta Kapten
Satria untuk menemui Rania dan Salma. Akhirnya Kapten Satria meminta izin
kepada panglima TNI dan Kapten Satria diberikan waktu sepuluh menit untuk
bertemu dengan Rania dan Salma. Salma memberi hadiah untuk Kapten Satria yaitu
gambar Kapten Satria, dia dan Ibunya Rania. Kapten Satria pun terkejut karena
Salma dapat berbicara dan memanggil Kapten Satria “Baba Kapten” yang artinya
Ayah Kapten. Kapten Satria pun meneteskan air mata dan memberikan topi TNInya
untuk Salma. Kapten Satria pun memeluk Salma. Sepuluh menit sudah berlalu
Kapten Satria harus masuk bus dan kembali ke Indonesia karena tugasnya sudah
berakhir. Salma pun menangis dan teriak “Baba Kapten jangan pergi”. Namun saat
pulang ke Indonesia, Kapten Satria dikejutkan dengan Diah yang sedang
melaksanakan resepsi pernikahan dengan Andri.
EVALUASI I
Film ini sangat bagus ditonton semua kalangan
usia. Penonton akan mengetahui dengan jelas bagaimana tugas TNI di Lebanon
sebagai Pasukan Perdamaian. Pengabdian Kapten Satria yang rela harus berpisah
dan menunda pernikahan karena panggilan tugas sebagai bagian dari KONGA XXIII
ke Lebanon menandakan bahwa sesulit apapun konflik yang dialami, pengabdian
tetaplah pengabdian. Dan kesetiaan dokter Diah yang berjanji akan menunggu
Kapten Satria hingga masa tugas berakhir.
EVALUASI II
Sayang, film ini tidak tuntas dalam
menceritakan kisah cinta Kapten Satria dengan dokter Diah.
RANGKUMAN
Film yang dirilis pada 15 Desember 2016 ini
sangat bagus ditonton oleh semua kalangan usia. Perasaan penonton akan dibawa
dalam berbagai suasana secara berganti-ganti dalam setiap adegan-adegan yang
ditampilkan. Banyak perasaan perjuangan yang ditampilkan dalam film ini. Kisah
cinta dan perjuangan memang relevan segala kalangan.
Sumber:
Di
akses pada:
Selasa, 9 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar