Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 16 Mei 2017

“I Leave My Heart In Lebanon” TNI Satu-satunya Milik Nasional, Dari Rakyat dan Menyatu Dengan Rakyat, TNI Manunggal Rakyat

Disusun oleh: Febriyan Syah


Judul Film     : I Leave My Heart In Lebanon
Tahun            : 15 Desember 2016
Sutradara      : Benni Setiawan
Pemain         : 1. Rio Dewanto
  2. Yama Carlos
  3. Boris Bokir
  4. Revalina S Temat
  5. Baim Wong
  6. Dedy Mizwar
  7. Tri Yudiman
  8. Jowy Khoury (Artis Lebanon)




ORIENTASI I
I Leave My Heart In Lebanon adalah sebuah film drama Indonesia. Film ini terinspirasi dari Tentara Nasional Indonesia yang melaksanakan tugas Perdamaian Dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri. Kontingen Garuda XXIII sering disebut KONGA XXIII atau Pasukan Garuda 23. Bertugas untuk memelihara perdamaian di Lebanon, untuk mencegah timbulnya konflik antara Israel & kelompok Hizbullah, serta menjaga keamanan di zona tanpa militer (demiliterized zone). Dalam melaksanakan tugasnya, Pasukan Garuda selalu mendapat kesan positif dan diterima dengan baik oleh masyarakat di sekitar markas Indobatt (Indonesia Battallyon). Bahkan kerap kali KONGA XXIII melaksanakan kegiatan-kegiatan CIMIC (civil military coordination) berupa pengobatan gratis dan pelayanan pendidikan di Lebanon.

ORIENTASI II
Kisah Pasukan Garuda 23 tersebut kemudian diangkat menjadi sebuah film yang berjudul “I Leave My Heart In Lebanon”. Diproduksi oleh rumah produksi TB Silalahi Picture dengan sutradara Benni Setiawan yang sebelumnya telah sukes memproduksi film berjudul “ToBa Dreams”. Menceritakan tentang Kiprah Tentara Nasional Indonesia di Lebanon, adalah Kontingen Garuda XXIII yang dikirim ke Lebanon sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL).

TAFSIRAN ISI I
Setting film ini mengambil lokasi di dua negara, yaitu Indonesia dan Lebanon, sehingga bisa menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Selain menampilkan tentang kiprah Pasukan Garuda 23 dalam menjaga perdamaian di daerah konflik, film ini juga dibalut kisah cinta antara Kapten Satria (Rio Dewanto) dan dokter Diah (Revalina S Temat). Mereka harus rela berpisah dan menunda pernikahan karena panggilan tugas Kapten Satria sebagai bagian dari KONGA XXIII ke Lebanon. Diah berjanji akan menunggu Kapten Satria hingga masa tugas berakhir.

TAFSIRAN ISI II
Dalam melaksanakan tugasnya di Lebanon, Kapten Satria bertemu Rania (Jowy Khoury) ketika memberikan bantuan sosial di sebuah Sekolah Dasar. Rania memiliki seorang anak yang masih trauma karena ditinggalkan oleh ayahnya yang meninggal karena serangan bom. Kapten Satria sering bertemu dengan Rania dan anaknya.

TAFSIRAN ISI III
Sementara di Indonesia, Diah diperkenalkan dengan Andri (Baim Wong). Pemuda lulusan Inggris yang sukses sebagai pengusaha bidang properti. Ibunya (Tri Yudiman) pun sangat mendukung agar menerima cinta Andri. Sang ayah, Letkol (purn) Surya (Deddy Mizwar) menyarankan Diah untuk tetap menunggu Kapten Satria sampai menyelesaikan tugas di Lebanon.

TAFSIRAN ISI IV
Selain kisah cinta antara kapten Satria dan Diah, Lettu Arga (Yama Carlos) juga harus selalu waswas menunggu berita kelahiran anaknya. Di tengah tuntutan tugas, Lettu Arga tetap harus berkomunikasi dengan keluargannya di Indonesia untuk menanti saat-saat kelahiran anaknya. Begitu juga dengan Serka Gulamo (Boris Bokir) yang harus meninggalkan si Butet (anak perempuan) dan istrinya. Bahkan prajurit-prajurit lain juga turut merasa kesepian ketika harus merayakan Lebaran di tengah kondisi yang jauh dari keluarga. Mereka pun tetap bisa bersemangat di kamp Indobatt dan selalu punya cara menghibur satu sama lain ibarat sebuah keluarga.

TAFSIRAN ISI V
            Diakhir tugasnya Pasukan Garuda Indonesia mendapat pengharagaan dari pemerintah Lebanon. Rania dan Salma sedih atas kepergian Kapten Satria, saat bus TNI Kapten Satria ingin berangkat ke bandara untuk kembali ke Indonesia, Kapten Satria dikejutkan oleh Rania dan Salma menunggu di  jalan untuk melihat Kapten Satria pergi. Rekan-rekan Kapten Satria meminta Kapten Satria untuk menemui Rania dan Salma. Akhirnya Kapten Satria meminta izin kepada panglima TNI dan Kapten Satria diberikan waktu sepuluh menit untuk bertemu dengan Rania dan Salma. Salma memberi hadiah untuk Kapten Satria yaitu gambar Kapten Satria, dia dan Ibunya Rania. Kapten Satria pun terkejut karena Salma dapat berbicara dan memanggil Kapten Satria “Baba Kapten” yang artinya Ayah Kapten. Kapten Satria pun meneteskan air mata dan memberikan topi TNInya untuk Salma. Kapten Satria pun memeluk Salma. Sepuluh menit sudah berlalu Kapten Satria harus masuk bus dan kembali ke Indonesia karena tugasnya sudah berakhir. Salma pun menangis dan teriak “Baba Kapten jangan pergi”. Namun saat pulang ke Indonesia, Kapten Satria dikejutkan dengan Diah yang sedang melaksanakan resepsi pernikahan dengan Andri.

EVALUASI I
Film ini sangat bagus ditonton semua kalangan usia. Penonton akan mengetahui dengan jelas bagaimana tugas TNI di Lebanon sebagai Pasukan Perdamaian. Pengabdian Kapten Satria yang rela harus berpisah dan menunda pernikahan karena panggilan tugas sebagai bagian dari KONGA XXIII ke Lebanon menandakan bahwa sesulit apapun konflik yang dialami, pengabdian tetaplah pengabdian. Dan kesetiaan dokter Diah yang berjanji akan menunggu Kapten Satria hingga masa tugas berakhir.

EVALUASI II
Sayang, film ini tidak tuntas dalam menceritakan kisah cinta Kapten Satria dengan dokter Diah.

RANGKUMAN
Film yang dirilis pada 15 Desember 2016 ini sangat bagus ditonton oleh semua kalangan usia. Perasaan penonton akan dibawa dalam berbagai suasana secara berganti-ganti dalam setiap adegan-adegan yang ditampilkan. Banyak perasaan perjuangan yang ditampilkan dalam film ini. Kisah cinta dan perjuangan memang relevan segala kalangan.


Sumber:
           


Di akses pada:
 Selasa, 9 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar