Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 16 Mei 2017

"Everest : The Most dan Gerous Place On Earth"



Disusun oleh : Ilham Sandyka


*    Judul Film           : Everest
*    Tahun                  : 31 Juli 2015
*    Sutrada                : Baltasar Kormakur
*    Pemain                : Jason Clarke, Josh Brolin, John Hawkes,
                              Robin Wright, Emily Watson,
                              Keira Knightley, Sam Worthington,
                              Jake Gyllenhaal.

*      Orientasi Film “EVEREST”
(Genre/jenis film, Terinspirasi dari kisah nyata, Sinopsis umum, Perkenalan tokoh, Durasi, Rumah produksi dan Donatur pembuatan Film).
Everest adalah sebuah film drama thriller pertahanan hidup petualangan-bencana biografi Amerika-Britania 2015 yang diproduksi oleh Perusahaan Cross Creek Pictures, Walden Media, Working Title Films dan Distributori oleh Universal Pictures.
Film ini berdurasi 121 menit dan disutradarai oleh Baltasar Kormákur dan ditulis oleh William Nicholson dan Simon Beaufoy, yang dibintangi oleh Jason Clarke, Josh Brolin, John Hawkes, Robin Wright, Michael Kelly, Sam Worthington, Keira Knightley, Emily Watson, dan Jake Gyllenhaal. Film tersebut dibuka di Festival Film Internasional Venesia ke-72 pada 2 September 2015, dan dirilis di layar lebar pada 18 September 2015. Film tersebut berdasarkan pada kisah-kisah nyata dari bencana Gunung Everest 1996, dan berfokus pada upaya-upaya bertahan hidup dari dua kelompok ekspedisi, yang satu dipimpin oleh Rob Hall (Jason Clarke) dan yang lainnya oleh Scott Fischer (Jake Gyllenhaal).
*      Tafsiran Isi
“(Sinopsis film, yang termasuk di dalamnya : Rangkuman cerita, Konflik tokoh/cerita, Pesan moral, Penyelesaian), Makna cerita, Perbandingan karya, Sasaran penonton”.
# Sinopsis Film
Film ini bercerita tentang rombongan pendaki dari dua ekspedisi/konsultan pendakian Everest yang terjebak badai salju pada Mei 1996 lalu. Adventure Consultants dipimpin oleh Rob Hall (Jason Clarke) sebagai pemandu, dan Mountain Madness dengan pemandu Scott Fischer (Jake Gyllenhaal). Keduanya memiliki gaya pendakian yang berbeda.
Rob lebih menekankan keselamatan pendaki, sedangkan Scott lebih mengutamakan kebebasan dan kenyamanan kliennya. Scott misalnya, menolak membawa tabung oksigen selama pendakian. Sementara Rob meminta semua pendaki membawa tabung oksigen dan menyiapkan oksigen cadangan. Meski demikian, keduanya sepakat untuk bergabung, mencapai puncak Everest bersama-sama pada 10 Mei 1996.
Adventure Consultans menyewa seorang dokter yang memberi briefing dan training sebelum pendakian dimulai di basecamp. Di sini penonton diberi cukup banyak pengetahuan tentang persiapan kesehatan, tanda-tanda dan gejala penyakit selama pendakian di puncak, dan peralatan yang harus dibawa pendaki. Sampai di sini, semua masih berjalan lancar, bahkan Rob dan Doug bisa menghubungi istri sebelum memulai pendakian. Rob meminta Jen menamai putrinya, Sarah. Sementara Beck mengirim ucapan selamat ulang tahun pernikahan kepada istrinya, walau terlambat. Hingga kemudian mereka harus memulai pendakian dari basecamp ke kamp II hingga kamp IV dengan dipandu manajer perndakian Helen Wilton (Emily Watson) menggunakan walkie-talkie (satu-satunya alat komunikasi pada saat itu).
Konflik dan ketegangan mulai terjadi di sini. Terutama ketika rombongan sudah mencapai kamp terakhir sekaligus kamp tertinggi, Death Zone. Dinamai demikian karena di atas 25.000 kaki gunung akan perlahan mematikan manusia. Badai salju dan medan yang semakin sulit harus mereka hadapi. Ditambah lagi, harus menolong anggota yang memilih tidak melanjutkan pendakian. Helen berpesan, pendakian di puncak harus berakhir pada 10 Mei 1996 pukul 2 siang. Lebih dari itu, pendaki harus segera kembali ke basecamp karena ancaman badai salju.
Meski beberapa anggota rombongan menyerah, sisanya bertahan hingga berhasil menyentuh puncak Everest. Yasuko berhasil menancapkan bendera Jepang di puncak Everest. Rob membantu Doug menjadi yang terakhir berhasil mencapai puncak. Tekad kuat Doug membuatnya lupa peringatan Helen. Doug tidak menyadari bahaya yang harus mereka hadapi bersama Rob akibat sampai di puncak di luar waktu yang sudah disepakati sebelumnya.
Rob yang terjebak dan membeku di atas Hillary Step, berusaha bertahan hidup saat mendengar suara Jen di sambungan walkie talkie miliknya. Belum lagi, ketika Beck yang memiliki masalah penglihatan terbujur kaku bersama Yasuko. Serta Scott yang akhirnya menyerah dan meminta pemandu Nepalnya membawakan oksigen.
Di kehidupan nyata, Rob akhirnya harus meninggalkan Jen. Dia tetap bersemayam di Puncak Everest bersama dengan tiga rekannya, Doug, Scott, Yasuko, dan Harold. Total ada dua belas pendaki yang menemui ajalnya pada peristiwa badai Everest yang terjadi sembilan belas tahun lalu tersebut. Jen akhirnya menamai putri mereka, Sarah, seperti permintaan terakhir Rob.
Sementara Beck, doktor asal Amerika ini menjadi yang terakhir selamat dalam bencana tersebut. Istrinya, Peach, meminta bantuan Kedubes AS untuk membantu menyelamatkan suaminya. Beck kembali ke keluarga dan mendapat pengalaman berharga setelah peristiwa itu meski harus kehilangan hidung, dan jarinya.
# Konflik Tokoh / Cerita
Paragraf: 4,5,6
Ketika rombongan berada di kamp terakhir sekaligus kamp tertinggi atau bisa diseut Death Zone. Segala konflik mulai muncul, diantaranya:
~ Doug yang bersikeras untuk tetap ke puncak padahal waktu yang diberikan oleh Helen (Kamp Pusat) sudah habis. Sehingga Rob dan Doug terjebak badai salju ganas di kaki puncak Everest dalam keadaan habis oksigen. Doug pun terjatuh saat berada di sisi tebing kaki puncak gunung Everest karena tali pengaman ia lepas, lalu Rob bertahan sendirian di kaki puncak gunung Everest. Lalu Harold pun datang untuk menolong Rob setelah Rob meminta bantuan kepadanya agar membawa tabung oksigen yang ada. Namun apadaya mereka berdua terjebak badai yang semakin ganas dan Harold pun mengalami Hypotermia (Kedingingan hebat) yang membuat badannya serasa panas, lalu iapun terjatuh dari tebing dan meninggal dunia. Rob kembali sendiri diterpa badai ganas gunung Everest.
~ Saat menuju puncak mata Beck mengalami masalah penglihatan yang mengharuskan ia beristirahat, namun keadaan tidak kunjung membaik akhirnya Beck ikut dengan rombongan yang turun setelah mencapai puncak Everest, lalu meski mereka sesuai prosedur(turun tepat waktu) mereka tetap tidak bisa bertahan dari ganasnya badai salju yang mengakibatkan kematian beberapa pendaki yang lain.
# Pesan Moral
  • Segala hal ada ilmunya, jika kita belum menguasainya maka harus mengikuti segala arahan orang atau rekan yang lebih mengerti dibanding kita. 
  • Disiplin adalah hal utama, jika kita meremehkan sesuatu apalagi berkaitan dengan alam baik itu sekecil biji salak, maka alam tidak akan bertoleransi. 
  • Rela berkorban untuk teman, jika ego manusia sudah berada di titik maksimal dan jika kita tidak kuat untuk menahannya maka hal terburuk tidak diragukan akan datang menghampiri. 
  • Semangat pantang menyerah, jika kita berada dalam posisi sesulit apapun bangkitlah dan terus berjuang sampai titik darah penghabisan.


# Penyelesaian
Di kehidupan nyata, Rob akhirnya harus meninggalkan Jen. Dia tetap bersemayam di Puncak Everest bersama dengan tiga rekannya, Doug, Scott, Yasuko, dan Harold. Total ada dua belas pendaki yang menemui ajalnya pada peristiwa badai Everest yang terjadi sembilan belas tahun lalu tersebut. Jen akhirnya menamai putri mereka, Sarah, seperti permintaan terakhir Rob dalam pembicaraan walkie talkie. (Paragraf 7)
Sementara Beck, doktor asal Amerika ini menjadi yang terakhir selamat dalam bencana tersebut. Istrinya, Peach, meminta bantuan Kedubes AS untuk membantu menyelamatkan suaminya. Beck kembali ke keluarga dan mendapat pengalaman berharga setelah peristiwa itu meski harus kehilangan hidung, dan jarinya. (Paragraf 8)  
# Makna Cerita
            Menurut saya, film EVEREST: The Most Dangerous Place On Earth. Memiliki makna bahwa Gunung Everest merupakan tempat paling berbahaya di dunia. Dan harus dengan persiapan yang matang bila ingin menahluki gunung tersebut. Baik berupa wawasan mengenai gunung tersebut, ilmu pendakian yang baik dan aman, ilmu kedisiplinan pendakian, dan sebainya guna kesuksesan pendakian.
# Perbandingan Karya
Film “EVEREST(2015) dengan Film “VERTICAL LIMIT (2000)”
(PERBEDAAN) :
1.      Berdasarkan kisah dan tempat terjadinya
~ Film “EVEREST” > Berdasarkan kisah nyata tragedi Gunung Everest bulan mei 1996, dan film ini berkisahkan tragedi di Gunung Everest yang berada di Himalaya dan gunung ini adalah yang tertinggi di dunia dengan ketinggian 29.029 kaki di atas permukaan laut.
Sedangkan,
~ Film “VERTICAL LIMIT” > Berdasarkan kisah buatan atau skenario sutradara, yang berkisahkan tragedi di Gunung K2 yang berada di area Himalaya yang merupakan gunung dengan ketinggian 28.251 kaki di atas permukaan laut , tertinggi ke dua setelah Gunung Everest.
2.      Berdasarkan konflik utama cerita
~ Film “EVEREST” > Dua orang tokoh yaitu Rob dan Doug yang berada di puncak dan Tokoh lain yang berada di puncak bayangan (sedikit kebawah dari puncak) yang kehabisan oksigen dan kelelahan karena ditimpa badai salju yang teramat dahsyat.
Sedangkan,
~ Film “VERTICAL LIMIT” > Tiga orang tokoh yang jatuh ke dalam celah dataran es yang tertutup oleh es dan kaka dari salah satu tokoh yang terperangkap di dalam celah tersebut berusaha membantu mereka.
(PERSAMAAN) :
~ Keduanya berkisahkan tentang kepemimpinan, pengorbanan, rela menolong sesama, keegoisan pendaki gunung, semangat pantang menyerah, dsb. Yang berkaitan dengan aspek mendaki gunung.
~ Keduanya berkisahkan di Gunung Es yang berada di wilayah pegunungan Himalaya (Benua Asia).
# Sasaran Penonton
   Menurut saya penonton Film “EVEREST” ini seharusnya sudah berusia 17+ (keatas).
# Evaluasi
# Positif / pujian : Film ini jika dipahami secara utuh adalah kritik yang lugas tentang komersialisasi gunung. Di luar bagaimana pemandangan yang indah dan atau alur yang menggelora, film ini memberi satu pesan penting. Bagaimanapun juga alam lah yang akan menjadi pemenang dan seyogyanya manusia harus mengikuti alam, menghilangkan ego dan tunduk pada alam.
# Negatif / kritik : Menurut saya penonton Film “EVEREST” ini seharusnya sudah berusia 17+ (keatas) , karena ada beberapa adegan dewasa yang termuat di dalamnya meski tidak sampai fulgar, namun sangatlah tidak patut untuk ditonton oleh penonton usia 17- (kebawah). Jadi saya sangat merekomendasikan film ini untuk orang dewasa yang berusa 17+ , karena kisahnya sangat menarik untuk ditonton dan di praktikan segala kebaikan yang ada di film ini dalam kehidupan kita kelak.
# Penilaian Karya : Saya pribadi memberi nilai film Everest ini 4 dari 5 bintang karena visualisasi-nya. Kalau di IMDB, saat ini score-nya masih 7.4 dari 10 sedangkan di Rotten Tomatoes adalah 73 % (alias 6.7 dari 10 secara rata-rata penilaian). Mohon diperhatikan ya, Parental Guidance untuk film Everest ini adalah PG-13, memang tidak ada adegan fulgar, tapi ya diperhatikan saat bawa anak-anak. Suasana yang ditampilkan dan adegan tragedi loh ini. Apalagi di akhir film, Beck itu digambarkan kehilangan hidung. ( Sumber: http://www.febriyanlukito.com/review-film-everest-penakluk-gunung-tertinggi-penuh-derita/)


# Segala hal yang berkaitan film :
v Sutradara         : Baltasar Kormakur
v Prosedur           : Tim Bevan, Eric Fellner, Nicky Kentish Barnes, Tyler Thmpson, Brian Oliver
v Penulis              : William Nicholson, Simon Beaufoy
v Pemeran           : Jason Clarke, Josh Brolin, John Hawkes, Robin Wright, Emily Watson, Keira Knightley, Sam Worthington, Jake Gyllenhaal.
v Musik                : Dario Marianelli
v Sinematografi  : Salvatore Totino
v Penyunting       : Mick Audsley
v Perusahaan Produksi : Cross Creek Pictures, Walden Media, Working Title Films
v Distributor        : Universal Pictures
v Tanggal rilis     : 23 Juni 2015 (CineEurope), 18 September 2015 (Amerika Serikat dan Britania Raya)
v Durasi               : 121 menit
v Negara             : Britania Raya, Amerika Serikat
v Bahasa              : Inggris
v Anggaran          : $55 juta
v Pendapatan kotor : $202.4 juta

*      Rangkuman
# Kesimpulan dan kelayakan film
     Menurut saya penonton Film “EVEREST” ini seharusnya sudah berusia 17+ (keatas) , karena ada beberapa adegan dewasa yang termuat di dalamnya meski tidak sampai fulgar, namun sangatlah tidak patut untuk ditonton oleh penonton usia 17- (kebawah). Dan karena film ini menceritakan sebuah petualangan yang memang sangat cocok untuk orang orang dewasa atau 17+ karena tingkat ketertarikan sangatlah menonjol pada kalangan 17+ , bila penonton masih berusia 17- akan sangat disayangkan bila mereka menonton ini dan berdampak pada psikologis mereka yaitu menjadi suka mendaki gunung tanpa memikirkan belajar dan sebagainya yang merupakan tugas utama dari pelajar . Jadi saya sangat merekomendasikan film ini untuk orang dewasa yang berusa 17+ , karena kisahnya sangat menarik untuk ditonton dan di praktikan segala kebaikan yang ada di film ini dalam kehidupan kita kelak.
# Pesan Moral
            Jadi intinya ialah selalu dekatlah dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, pelajari setiap ilmu yang berkaitan dengan hal yang akan kita lakukan, bermawas diri kedepan, disiplin tinggi harus dijunjung tinggi, rela menolong sesama dan semangat pantang menyerah harus diperhatikan pula. Terus jalani hidup ini dengan keyakinan kita masing-masing, lakukan yang harus dilakukan, ambil setiap peluang yang ada adalam kehidupan. Manjadda Wajadda “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti bisa”.

DAFTAR PUSTAKA
WWW.FEBRIYANLUKITO.COM 
ID.WIKIPEDIA.ORG
Diakses pada tanggal 15 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar